Kalimat pertanyaan dalam Al-Qur'an

Kalimat pertanyaan dalam Al-Qur'an merupakan segala jenis kalimat pertanyaan yang ada dalam ayat-ayat di surah-surah dalam Al-Qur'an. Jenisnya secara umum terbagi dua, yaitu kalimat pertanyaan negatif dan kalimat pertanyaan positif. Letak kalimat pertanyaan dalam Al-Qur'an ada yang di pembukaan maupun di penutup surah. Peranti tanya diketahui melalui penggunaan huruf hijaiyah atau frasa.

Pertanyaan negatif

sunting

Pertanyaan afalā ta'qilun (tidakkah kamu berpikir?)

sunting

Salah satu kalimat pertanyaan negatif di dalam Al-Qur'an adalah kalimat afalā ta'qilun (tidakkah kamu berpikir). Kalimat ini ditemukan pada 13 ayat dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat yang menggunakan pertanyaan ini berfungsi sebagai pemberi dukungan dan pembangkit semangat.[1]

Beberapa di antara kalimat pertanyaan dengan kalimat afalā ta'qilun yaitu Surah Al-Baqarah ayat 44, Surah Ali Imran ayat 56 dan Surah Al-An'am ayat 32. Surah Al-Baqarah ayat 44 ditujukan kepada Bani Israil bersamaan dengan kecaman kepada mereka. Surah Ali Imran ayat 56 ditujukan kepada para ahli kitan yang berdebat tentang Nabi Ibrahim sebagai bagian dari Nasrani atau Yahudi. Sedangkan Surah Al-An'am ayat 32 menjelaskan tentang kehidupan dunia sebagai senda gurau dan kehidupan akhirat sebagai kehidupan yang nyata.[1]

Kalimat pertanyaan pada pembukaan surah

sunting

Kalimat pertanyaan pada pembukaan surah terbagi menjadi dua macam, yaitu kalimat pertanyaan positif dan kalimat pertanyaan negatif. Pembukaan surah dengan kalimat pertanyaan positif ditemukan pada 3 surah, yaitu Surah An-Naba', Surah Al-Ghasyiyah dan Surah Al-Ma'un. Sedangkan pembukaan surah dengan kalimat pertanyaan negatif ditemukan pada dua surah, yaitu Surah Al-Insyirah dan Surah Al-Fil.[2]

Pertanyaan pada penutupan surah

sunting

Kalimat ertanyaan pada penutupan surah terdapat pada dua surah. Keduanya yaitu Surah Al-Mulk dan Surah Al-Mursalat.[3]

Peranti tanya

sunting

Huruf hamzah (أ)

sunting

Huruf hamzah (أ) sebagai peranti tanya pada pertanyaan dalam Al-Qur'an memiliki beberapa fungsi. Pertama, huruf hamzah berfungsi sebagai peranti tanya yang sifatnya memberikan pernyataan pengingkaran, penyangkalan, mencela dan menakut-nakuti. Fungsi lainnya yaitu untuk memberikan pertanyaan dengan pernyataan yang memberikan kondisi keheranan, penolakan dan penyamaan.[4]  Huruf hamzah diartikan sebagai pertanyaan adakah. Tanda ini hanya digunakan pada pertanyaan untuk mengetahui sesuatu yang tunggal beserta pembenarannya.[5]

Frasa hal (هل) dan mā (ما)

sunting

Frasa hal (هل) dan mā (ما) sama-sama berarti apakah. Bedanya, frasa  hal (هل) hanya digunakan untuk pertanyaan untuk meminta pembenaran. Sedangkan frasa mā (ما) hanya digunakan untuk pertanyaan penjelasan terhadap suatu benda. Ada pula frasa yang khusus digunakan untuk menanyakan siapakah, yaitu frasa man (من). Frasa ini khusus untuk menanyakan sesuatu yang memiliki akal.[6]

Frasa matā (متى) dan ayyāna (أياَّ َن)

sunting

Frasa matā (متى) dan ayyāna (أياَّ َن) sama-sama berarti kapan. Bedanya, frasa matā (متى) dapat digunakan untuk semua jenis ketentuan waktu. Sedangkan frasa ayyāna (أياَّ َن) hanya digunakan untuk menanyakan waktu di masa depan, khususnya  waktu-waktu yang menakutkan.[6]

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Yunus, F. M., Rijal, S., dan Yasin, T. H. M. (2020). "Konsep Akal Menurut Perspektif Al-Qur'an dan Para Filsuf". Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies. 7 (2): 60. ISSN 2355-7885. 
  2. ^ Ajahari 2018, hlm. 169.
  3. ^ Ajahari 2018, hlm. 172.
  4. ^ Ainin, M., dan Asrori, I. (2012). "Pola Interaksi dalam Al-Quran yang Tercermin pada Ayat-Ayat Berbentuk Pertanyaan" (PDF). Bahasa dan Seni. 40 (1): 28. 
  5. ^ Idris 2008, hlm. 3-4.
  6. ^ a b Idris 2008, hlm. 4.

Daftar pustaka

sunting