Kakawin Sumanasantaka

Kakawin Sumanasantaka atau Kakawin Sumanasāntaka adalah sebuah puisi epik berbahasa Jawa Kuno abad ke-13 karya Mpu Monaguṇa.[1] Pujangga Kediri ini menuliskan kakawin epik karyanya berdasarkan mahākāvya Raghuvaṃśa karya Kālidāsa, seorang penyair terkenal abad ke-5 dari India. Kakawin dari periode Jawa timur ini dimulai dengan bait pemujaan, diikuti narasi, dan diakhiri epilog. Kakawin Sumanasantaka memiliki panjang lebih dari seribu seratus bait. Pemujaan dalam kakawin ini hanya terdiri atas dua bait dan epilog dari tiga bait yang relatif pendek.[1]

Asal-usul penamaan judul puisi ini belum dapat dipastikan. Frase sumanasāntaka berarti 'kematian karena bunga sumanasa', tidak terdapat dalam Raghuvaṃśa, dan juga judul itu tidak dikenal dalam kesusastraan Sanskerta pada umumnya. Akan tetapi, yang dimaksud dengan 'sĕkar sumanasa' kemungkinan besar berasal dari kata sumanas, yang dalam bahasa Sanskerta memiliki beragam arti: 'budiman; ramah; dewa; (jamak) nama golongan tertentu dewa; (jamak atau kata majemuk) bunga-bunga; bunga melati besar, leks'. Zoetmulder menyimpulkan bahwa kata sumanasa muncul untuk menyebut pohon tertentu dan bunganya, sejenis campaka.[2] Hal ini diperkuat oleh penggunaan kata campaka dalam kutipan dari Kidung Sumanasantaka.

Karya seniman Bali tak dikenal, menggambarkan cerita Sumanasantaka

Referensi

sunting
  1. ^ a b century,, Monaguna, Mpu, active 12th; S.,, Supomo,; M.,, Hunter, Thomas; V.),, Fletcher, Margaret (Margaret. Kakawin Sumanasāntaka : mati kareta bunga sumasana karya Mpu Monaguna : kajian sebuah epik Jawa kuno (edisi ke-Cetakan pertama). Jakarta. ISBN 9789794618615. OCLC 874896986. 
  2. ^ Josephus), Zoetmulder, P. J. (Petrus (1974). Kalangwan : a survey of old Javanese literature. The Hague: Martinus Nijhoff. ISBN 9789024716746. OCLC 2283518. 

Pranala luar

sunting