Kakawin Siwaratrikalpa

lontar kakawin tentang cerita Lubdaka

Kakawin Siwaratrikalpa (ditulis juga Śiwarātrikalpa) adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno.[1][2] Ini adalah teks didaktik yang menggambarkan pembuatan ritus Siwa pada malam Siwa, yang dirayakan di Bali dan di tempat lain. Cerita ini terkait dengan beberapa puranas.[3]

Kakawin Siwaratrikalpa
Disebut pulaᬲᬶᬯᬭᬢ᭄ᬭᬶᬓᬮ᭄ᬧ
Bahasa(-bahasa)Kawi
Juru(-juru) tulisMpu Tanakung
BahanLontar
Ukurancm x cm
FormatKakawin
AksaraAksara Bali
Masuk Koleksi padaPerpustakaan Kantor Dokumentasi Budaya Bali dan Museum Negeri Mpu Tantular
Salinan terjemahan A Teeuw atas Siwarātrikalpa oleh Mpu Tanakung

Isi kakawin

sunting

Dalam kakawin ini diceritakan bagaimana seseorang yang berdosa besar sekalipun dapat mencapai surga. Di dalam cerita ini dikisahkan bagaimana Lubdhaka seorang pemburu sedang berburu di tengah hutan. Tetapi sudah lama ia mencari-cari mangsa, tidak dapat. Padahal hari mulai malam. Maka supaya tidak diterkam dan menjadi mangsa binatang buas, ia lalu memanjat pohon dan berusaha supaya tidak jatuh tertidur. Untuk itu ia lalu memetiki daun-daun pohon dan dibuanginya ke bawah. Di bawah ada sebuah kolam. Kebetulan di tengah kolam ada sebuah lingga dan daun-daun berjatuhan di atas dan sekitar lingga tersebut. Lalu malam menjadi hari lagi dan iapun turun dari pohon lagi.

Selang beberapa lama iapun melupakan peristiwa ini dan kemudian meninggal dunia. Arwahnya lalu gentayangan di alam baka tidak tahu mau ke mana. Maka Dewa Maut; Batara Yama melihatnya dan ingin mengambilnya ke neraka. Tetapi pada saat yang sama Batara Siwa melihatnya dan ingat bahwa pada suatu malam yang disebut "Malam Siwa" (Siwaratri) ia pernah dipuja dengan meletakkan dedaunan di atas lingga, simbolnya di bumi.

Lalu pasukan Yama berperang dengan pasukan Siwa yang ingin mengambilnya ke sorga. Siwapun menang dan Lubdhaka dibawanya ke sorga.

Penulisan

sunting

Kakawin ini ditulis oleh Mpu Tanakung

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Teeuw, A. dan Th.P.Galestin; S.O. Robson; P.J. Zoetmulder (1969). Siwaratrikalpa of mpu Tanakung. The Hague: Martinus Nijhoff. 
  2. ^ Zoetmulder, PJ. Kalangwan (1985). A Survey of Old Javanese Literature. The Hague Nijhoff. Jakarta. 
  3. ^ Teeuw, Andries; Tanakung, Mpu (1969). Śiwarātrikalpa of Mpu Tanakuṅ. An old Javanese poem, its Indian source and Balinese illustrations. Bibliotheca Indonesia. The Hague: Martinus Nijhoff. OCLC 707597217. 

Bacaan lanjutan

sunting
  • Teeuw, A. dan Th.P. Galestin, S.O. Robson, P.J. Worsley, P.J. Zoetmulder, 1969, Siwaratrikalpa of mpu Tanakung. The Hague: Martinus Nijhoff.

Pranala luar

sunting