Kaisar di dalam negeri, raja di luar negeri

Kaisar di dalam negeri, raja di luar negeri dalah sistem hubungan antar negara dalam lingkup budaya Tionghoa. Penguasa rezim yang lebih rendah akan mengadopsi gelar kaisar (皇帝; atau yang setara) dan/atau gelar kekaisaran lainnya di dalam negeri, dan mengadopsi gelar raja (王; atau yang setara) etika berhadapan dengan rezim Tiongkok yang dominan. Alih-alih menggunakan gaya Imperial Majesty dan Majesty (陛下), penguasa dari wilayah yang rendah menggunakan gelar Highness (殿下).[butuh rujukan] Sistem ini berlaku untuk Jepang, Korea, dan Vietnam, serta negara-negara Tiongkok yang kurang kuat, diantara yang lainnya.

Kaisar di dalam negeri, raja di luar negeri
Nama Tionghoa
Hanzi: 外王内帝
Makna harfiah: eksternal wáng, internal
Nama Jepang
Kanji: 外王内帝
Hiragana: がいおうないてい
Nama Korea
Hangul: 외왕내제
Hanja: 外王內帝
Nama Vietnam
Quốc ngữ: Ngoại Vương Nội Đế

Asal sejarah

sunting

Ketika dinasti Qin jatuh, jenderal Zhao Tuo (赵佗; 趙佗), menaklukkan komandan Xiang () dan Guilin (桂林) dan memproklamasikan dirinya sendiri sebagai "Raja Bela Diri dari Nanyue" (南越武王; Nányuè Wǔ wáng) dan pada tahun 196 SM ia diakui sebagai "Raja dari Nanyue" (南越王; Nányuè wáng) setelah Liu Bang menjadi kaisar dan mendirikan dinasti Han. Setelah wafatnya Liu Bang, pejabatnya mengajukan petisi kepada jandanya Permaisuri Lü melarang perdagangan besi antara Nanyue dan Tiongkok; setelah mendengar berita itu, Zhao memproklamasikan dirinya sebagai "Kaisar Bela Diri dari Nanyue" (南越武帝; Nányuè wǔ dì), setara dengan Kaisar Han.[1][2]

Referensi

sunting
  1. ^ Sima Qian, Records of the Grand Historian, "Vol. 113: Account of Nanyue"
  2. ^ Sima Qian (author), Burton Watson (translator). (1961). Records Of The Grand Historian Of China, Vol. II. New York: Columbia University Press. p. 240