Gojong dari Korea Raya

raja terakhir Dinasti Joseon dan kaisar pertama Kekaisaran Han Raya
(Dialihkan dari Kaisar Gojong dari Korea)


Gojong atau Sang Kaisar Gwangmu (Hangul: 이명복; Hanja: 光武帝, 1852-1919M) adalah raja ke-26 dari Dinasti Joseon dan Kaisar pertama dari Kekaisaran Korea.

Gojong
光武帝
이명복
Kaisar Korea
Kaisar Gwangmu dari Kekaisaran Korea
Raja, maka Kaisar Korea
Berkuasa13 Desember 1863 – 21 Januari 1907
PendahuluRaja Cheoljong
PenerusKaisar Sunjong
WaliHeungseon Daewongun (1863–1873)
Ratu Myeongseong (1873–1895)
Kelahiran(1852-09-08)8 September 1852
Unhyeongung, Hanseong, Dinasti Joseon
Kematian21 Januari 1919(1919-01-21) (umur 66)
Deoksugung, Keijō, Penjajahan Jepang di Korea
Pemakaman
PasanganRatu Myeongseong
KeturunanKaisar Sunjong
Yi Kang
Yi Un
Putri Deokhye
WangsaWangsa Yi
AyahHeungseon Daewongun
IbuNyonya Yeoheung
Korean name
Hangul
고종 광무제 (pendek 고종)
Hanja
高宗光武帝 (pendek 高宗)
Alih AksaraGojong Gwangmuje (pendek Gojong)
McCune–ReischauerKojong Kwangmuje (pendek Kojong)
Nama lahir
Hangul
이명복
Hanja
李命福
Alih AksaraYi Myeong-bok
McCune–ReischauerI Myŏng-bok

Penobatan

sunting

Pada tahun 1864, Raja Cheoljong meninggal dan Joseon tidak memiliki penerus keturunan laki-laki yang disebabkan oleh konspirasi dan taktik wangsa Kim dari Andong. Wangsa Kim Andong perlahan merebut pengaruh istana dengan perkawinan anggota keluarga mereka dengan wangsa Yi. Ratu Cheolin, istri Raja Cheoljong dan juga putri wangsa Kim Andong yang menuntut hak memilih raja yang baru, walaupun sebenarnya yang paling berhak adalah ibu suri. Saudara sepupu Cheoljong, Ibu Suri Sinjeong (janda ayahanda Heonjong) dari wangsa Jo Pungyang (yang bersaing dengan wangsa Kim) juga menyatakan diri berhak memilih raja pengganti yang baru.

Sinjeong melihat peluang ini untuk menancapkan pengaruh wangsa Jo Pungyang di dalam perpolitikan Joseon di atas wangsa Kim Andong. Saat Cheoljong semakin tak berdaya akibat penyakit yang dialaminya, Ibu Suri dikunjungi oleh Yi Ha-eung, keturunan yang tidak jelas dari Pangeran Sado (putra raja Yeongjo).

Keluarga Yi Ha-eung dianggap tidak memiliki asal usul yang jelas tentang hubungannya dengan wangsa istana, tetapi nyatanya hanya merekalah anggota wangsa Yi yang masih tersisa saat itu. Yi Ha-eung sendiri sudah pasti tak mungkin naik takhta menjadi raja dikarenakan peraturan di istana yang hanya dapat menjatuhkan pilihan sebagai penerus takhta dari generasi sebelumnya, tetapi pilihan jatuh justru pada nama Yi Myeong-bok, putra kedua Yi Ha-eung yang dianggap paling pantas untuk naik takhta sebagai raja baru.

Wangsa Jo melihat Yi Myeong-bok hanyalah seorang remaja 12 tahun dan tidak mungkin dapat memerintah sendiri sampai ia dewasa. Wangsa Jo juga dapat dengan mudah memengaruhi Yi Ha-eung untuk berperan sebagai pengendali putranya. Saat berita kematian Cheoljong terdengar oleh Yi Ha-eung, Ibu Suri Sinjeong memerintahkannya untuk mengambil stempel resmi kerajaan (yang dianggap sebagai benda penting untuk melegitimasi pemerintahan yang baru). Dengan memiliki benda itu Ibu Suri mempunyai hak penuh untuk memilih calon raja dan memperlemah posisi wangsa Kim.

Pada musim gugur tahun 1864, Yi Myeong-bok dinobatkan menjadi raja baru Dinasti Joseon dan Yi Ha-eung diangkat menjadi Daewongun (大院君; Pangeran yang Agung) yang bergelar Heungseon Daewongun. Heungseon Daewongun yang sangat kuat menganut Konfusianisme merupakan seorang tokoh yang bijak dan cermat pada masa-masa awal pemerintahan Gojong. Ia menghapuskan peraturan-peraturan lama yang tidak lagi berguna karena disalahgunakan oleh wangsa-wangsa tertentu, juga merivisi undang-undang dan peraturan rumah tangga kerajaan serta tatacara upacara ritual kemudian mereformasikan militer dan angkatannya. Dalam waktu yang cukup pendek, ia sudah dapat mengendalikan istana secara penuh. Ia memberikan hak-hak istimewa terhadap wangsa Jo Pungyang dan menyingkirkan anggota-anggota wangsa Kim Andong yang ia yakini bertanggung jawab atas korupsi yang merugikan negara.

Masa pemerintahan

sunting
 
Kaisar Gojong dan Putra Mahkota

Setelah serangan ke Korea oleh Tiongkok, Jepang, dan Rusia selama Perang Tiongkok-Jepang (1894-1895) dan Perang Rusia-Jepang (1904-1905), pergerakan mulai memanas di semenanjung Korea. Rusia mulai membuka hubungan diplomatik dengan Korea; konsul Rusia di Seoul, Karl Ivanovich Weber, mengembangkan hubungan persahabatan dengan Raja Gojong secara pribadi, dan setelah pembunuhan Ratu Min, ia menawarkan perlindungan bagi Gojong di kedutaan besar Rusia. Namun, setelah Perang Rusia-Jepang (1904-1905), Gojong dipaksa untuk menerima penasehat pro-Jepang ke dalam istana oleh Kaisar Meiji Jepang. Kebijakan dalam negeri dan luar negerinya, terbukti berhasil dalam menghadapi tekanan Jepang. Gojong membuat strategi untuk berhubungan dengan Rusia, Jepang dan Tiongkok guna mencegah intervensi mereka terhadap Korea.

 
Germany military uniform(1904)

Gojong memproklamirkan berdirinya Kekaisaran Han Raya pada tahun 1897 atas lepasnya Joseon dari pengaruh kekuasaan Qing. Setelah dibuatnya Perjanjian Protektorat 1905 antara Korea dan Jepang, dimana Korea dilucuti haknya sebagai bangsa merdeka, ia mengirimkan perwakilannya ke Konvensi Perdamaian 1907 di Den Haag, Belanda, untuk kembali menegaskan kedaulatannya atas Korea. Meskipun perwakilan Korea ditahan oleh delegasi Jepang, mereka tidak menyerah, dan kemudian mereka diwawancara oleh media surat kabar. Salah satu delegasi AS mengkritik ambisi Jepang di Asia: "Amerika Serikat tidak menyadari kebijakan Jepang di Timur Jauh dan apa yang akan ia lakukan terhadap orang Amerika. Jepang mengadopsi kebijakan yang pada akhirnya akan memberikannya penguasaan penuh atas perdagangan dan industri di Timur Jauh. Jepang menantang Amerika dan Inggris. Jika Amerika tidak memperhatikan Jepang dengan saksama, maka Jepang akan memaksa Amerika dan Inggris keluar dari Timur Jauh." Akibatnya, Gojong dipaksa melepaskan tahtanya kepada putranya, Sunjong.

 

Setelah turun takhta, Kaisar Gojong dijadikan tahanan rumah di Deoksugung oleh Jepang. Kaisar Gojong meninggal pada tanggal 21 Januari 1919 di istana itu. Ada banyak spekulasi bahwa ia diracuni oleh pejabat militer Jepang.

  • Yi Seon (Wanhwa-gun atau Wan-chinwang), anak pertama dari Selir Yi Yeongbodang, (16 April 1868 - 12 Januari 1880)
  • Yi Cheok (Hwangtaeja), anak keempat dari istri pertamanya, Ratu Myeongseong atau Ratu Min. Ratu Min adalah putri dari Min Tae-ho, bangsawan wangsa Min dari Yeoheung yang bergelar Maharani Sunmyeong, tetapi dia meninggal sebelum Gojong naik takhta. Cheok menikahi Permaisuri Yun, seorang anak perempuan dari Yun Taek-Yeong, yang kemudian dikenal sebagai Maharani Sunjeong.
  • Yi Gang (Uihwa-gun atau Ui-chinwang), anak kelima dari Selir Jang, (30 Maret 1877-Agustus 1955); Yi Gang menikah dengan Kim Su-deok (Putri Deogin). Kim Su-deok adalah seorang anak perempuan bangsawan Kim Sa-Jun.
  • Yi Eun ( Yeong-chinwang ), anak ketujuh dari istri kedua, Putri Eom Sunheon, (20 Oktober 1897 - 1 Mei 1970). Ia menikah dengan Putri Masako Nashimotonomiya, anak perempuan Pangeran Morimasa Nashimotonomiya dari Kekaisaran Jepang.
  • Yi Yuk, putra kedelapan anak dari Selir Gwanghwa-dang (1906-1908)
  • Yi U, Yi U, putra kesembilan dari Selir Jeong Bohyeon-dang); ia meninggal saat bayi.
  • Putri Deokhye (Deokhye Ongju), anak keempat dari Selir Yang Bongnyeong-dang (25 Mei 1912 - 11 April 1989); ia menikah dengan Takeyuki Sō, bangsawan dari Tsushima.
  • Kaisar Yi Myeong-bok (Jaehwang) (李命福 이명복 Yi Myeong-bok ), putra kedua Pangeran Heungseon, cicit dari kakek buyut Raja Yeongjo (1852-1863)
  • 大韓帝國光武大皇帝陛下 대한제국광무대황제폐하 Daehan Jeguk Gwangmu Daehwangje Pyeha (1897–1907)
  • 大韓帝國太皇帝陛下 대한제국태황제폐하 Daehan Jeguk Taehwangje Pyeha (1907–1910), setelah dipecat secara paksa oleh pemerintah Jepang.
  • 德壽宮李太王殿下 덕수궁이태왕전하 Deoksugung Yi Taewang Jeonha (1910–1919), gelar mutasi yang diberikan Pemerintah Jepang saat Jepang menjajah Korea.

Gelar penuh

sunting
  • 대한제국고종통천융운조극돈윤정성광의명공대덕요준순휘우모탕경응명립기지화신렬외훈홍업계기선력건행곤정영의홍휴수강문헌무장인익정효황제폐하
  • 大韓帝國高宗統天隆運肇極敦倫正聖光義明功大德堯峻舜徽禹謨湯敬應命立紀至化神烈巍勳洪業啓基宣曆乾行坤定英毅弘休壽康文憲武章仁翼貞孝皇帝陛下大韩帝国高宗统天隆运肇极敦伦正圣光义明功大德尧峻舜徽禹谟汤敬应命立纪至化神烈巍勋洪业启基宣历干行坤定英毅弘休寿康文宪武章仁翼贞孝皇帝陛下

Lihat pula

sunting
Gojong dari Korea Raya
Lahir: 25 Juli 1852 Meninggal: 21 Januari 1919
Gelar
Didahului oleh:
Cheoljong
Raja Joseon
1863–1897
bersama dengan Heungseon Daewongun (1863–1873)
Ratu Myeongseong (1873–1895)
Diteruskan oleh:
Dirinya sendiri
Didahului oleh:
Dirinya sendiri
Kaisar Korea
1897–1907
Diteruskan oleh:
Kaisar Yunghui