Kadilangu, Trangkil, Pati

desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Sejarah

Kadilangu adalah sebuah desa yang sangat kental dengan keagamaan. Nama desa Kadilangu menjadi sebuah perbincangan banyak orang, terlebih kisah tentang perjalan SUnan Kalijaga yang dipercayai merupakan pendiri desa yang bernama Kadilangu ini. Desa kadlangu berada diwilyah Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati.

Jarak desa kadilangu dari kota pati sekitar 15 KM. Luas desa kadilangu 4,2 km2 dengan luas 2/3 nya adalah lahan pertanian dan perikanan air payau.

Penduduk

Penduduk Desa Kadilangu berjumlah 1.800 jiwa (2016), dengan pengguna hak pilih sekitar 1.405 jiwa. Penduduk warga desa Kadilangu mempunyai sumber daya manusia yang sangat banyak, sekalipun potensi yang dikembangkan belum cukup. Namun, jika ditelisik lebih jauh, Potensi yang dimiliki sekitar 80% produktif di tempat lain, sedangkan yang bisa berkembang didlam desa ada sekitar 20%. Dari prosentase yang seperti itu, diharapkan penduduk desa mau mengembangkan potensi yang dimiliki untuk dikembangkan di desa. Dengan slogan "Mbangun Desa" yang disuarakan Presiden haruslah menjadi motifasi warga dalam memngmbangkan potensi yang dimiliki.

Agama

Penduduk Desa Kadilangu mayoritas beragama Islam. Banyak sekali tokoh Islam di desa Kadilangu yang masih mau dan mengayomi anak didiknya untuk selalu belajar agama. Bahkan berdirinya sebuah [ondok Pesanren Al Islah yang menggawangi semua kegiatan keislaman yang ada di desa kecil ini. Pondok Pesantren asuhan KH. Badruddin memberikan ruang positif bagi warga dea Kadilangu dan sekitarnya untuk memperdalam ilmu keagamaan.

Selain itu, Ponpes yang berdiri sejak tahu 1998 ini lebih mengutamakan santrinya untuk menghafa Al-quran. Pengasuh Pondok juga membekali santri-santrinya dengan ilmu kewirausahaan dengan asumsi para santrinya yang sudah lulus dari pondok bisa mengembangkan ilmu dan mengamlkannya untuk orang lain. Dengan menjadi seorang pengusaha, akan menciptkan lapangan kerja baru yang sangat bermanfaat bagi orang banyak.

Pondok Al-Islah, merupakan sebuah pondok pesantren yang tidak memungut biaya sepeserpun dari santrinya, karena niat awal pendirian pondok ini adalah untuk membangun santri dari kalangan yang berniat serius dalam mempelajari ilmu keagamaan. Jadi siapapun bisa menjadi santri di pondok ini, entah anak orang mampu atau tidak mampu, tidak ada yang namnya pembedaan atau diskriminasi dalam pondok.

Pendidikan

Semua warga desa Kadilangu bisa membaca huruf latin dan arab, bahkan anak yang tidak lulus SD sekalipun bisa membaca. Dari sudut pandang pendidikan, warga desa Kadilangu lebih mengutamakan daripada bidang-bisdang yang lain. Bahkan tdak banyak yang rela pergi ke luar negeri untuk bisa membiayai anaknya sekolah setinggi mungkin. Karena warga desa Kadilangu sangat meyakini, "Ilmu lebih mulia daripada Harta".

Jangan heran, kalau penduduk desa kadilangu ini banyak sekali ditemukan warga yang mempunyai titel sarjana. Sekalipun rumahnya terbilang "reyot" tidak menjadi kendala untuk bisa menyekolahkan anaknya setinggi mungkn. Banyak sekali warga desa Kadilangu, terlebih dari kalangan yang tidak mampu dari segi ekonomi, setelah lulus sarjana menjadi seorang figur "Atas" disebuah perusahaan atau tempat bekerja. Namun, dari segi penampilan para penduduk tidak mencerminkan gaya hidup yang "WAH" dari kebanyakan orang lainnya.

desa di kecamatan Trangkil, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.

Pranala luar

sunting