Kacamata jawa
Kacamata jawa | |
---|---|
Di hutan mangrove. Surabaya, Jawa Timur. | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | Z. flavus
|
Nama binomial | |
Zosterops flavus |
Kacamata jawa (Zosterops flavus) atau biasa disebut dengan sebutan nama kacamata saja[2] adalah spesies burung yang termasuk dalam familia Zosteropidae. Ia ditemukan di Indonesia dan Malaysia. Habitat alaminya adalah hutan dataran rendah tropis atau subtropis, hutan mangrove tropis atau subtropis, dan semak belukar subtropis atau tropis. Kacamata jawa terancam kehilangan habitat.
Deskripsi badan dan suara
suntingBerukuran kecil (10 cm), dan badannya didominasi berwarna kuning.[2] Tubuh bagian atas berwarna kuning zaitun, dan bagian bawah berwarna kuning biasa.[3] Iris berwarna coklat, paruh dan kaki kehitaman. Mirip dengan kacamata laut, tetapi kacamata jawa berukuran lebih kecil, warna lebih terang, dan tanpa bintik hitam pada kekang.[3][4][5] Kicauannya berupa desisan seperti nada kontak yang tinggi di antara anggota kelompok dan suara yang tajam.[3][2]
Persebaran dan habitat
suntingIa tersebar di Kalimantan dan Jawa.[5] Ia penetap dan endemik di dua wilayah tersebut,[6] hutan mangrove, semak pantai, hutan pantai menjadi habitatnya.[4] Selain itu, kacamata jawa juga tinggal di pinggiran hutan.[2]
Perilaku
suntingDalam mencari makan, kacamata jawa biasanya berkelompok dalam jumlah banyak. Adapun makanannya adalah nektar bunga, serangga kecil, dan buah—buahan.[2][4] Beberapa laporan mencatat burung ini mengunjungi pohon langsat dan pohon dadap. Diperlukan penelitian lebih jauh tentang burung ini karena informasinya terbatas.[3] Sarangnya kacamata jawa berbentuk cawan. Telurnya berwarna kebiru-biruan, dengan jumlah 2 butir. Berkembangbiak pada bulan Mei.[4]
Dalam kebudayaan dan pemanfaatan
suntingIa diminati oleh penggemar burung yang berkantong tipis oleh karena perawatannya yang mudah. Selain itu, keistimewaannya yang lain adalah suaranya yang bisa dinikmati. Kacamata jawa dapat dijadikan burung pemaster lain.[2]
Adapun keunggulannya yang lain yang menyebabkan orang suka memeliharanya adalah proses adaptasinya yang sangat cepat.[7] Ukuran tubuhnya yang mungin dan mudah dibuat berkicau jika kondisinya sehat menjadi daya tarik lainnya. Sayangnya, burung ini punya kelemahan untuk dipelihara, yakni mudah terlepas dari sangkar dan mudah mati.[7]
Konservasi burung kacamata saat ini sudah banyak dilakukan
Bahasa lain
sunting- Bahasa Ceko:kruhoočko žluté[8]
- Bahasa Jerman:Horsfieldbrillenvogel[8]
- Bahasa Swedia:Javaglasögonfågel[8]
- Bahasa Polandia:szlarnik zólty[8]
Referensi
sunting- ^ BirdLife International (2012). "Zosterops flavus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.1. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 16 July 2012.
- ^ a b c d e f Turut 2010, hlm. 88.
- ^ a b c d Kutilang Indonesia, Kacamata Jawa.
- ^ a b c d SBW, Javan White-eye.
- ^ a b FOBI, Zosterops flavus.
- ^ Hermawan 2012, hlm. 110.
- ^ a b Turut 2010, hlm. 89.
- ^ a b c d Avibase, Kacamata Jawa (Zosterops flavus).
Bibliografi
- Turut, Rusli (2010). Memelihara 42 Burung Ocehan Populer (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN 979-002-442-8.
- Hermawan, Rudi (2012). Rahasia Sukses Mencetak Juara 50 Jenis Burung Kicau (dalam bahasa Indonesia). Yogyakarta: Pustaka Baru Press. ISBN 978-602-99884-8-4 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - "Kacamata Jawa". Kutilang Indonesia. 30 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-22. Diakses tanggal 22 October 2012.
- "Kacamata Jawa". Semarang Bird Web. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-22. Diakses tanggal 22 October 2012.
- "Zosterops flavus". Foto Biodiversitas Indonesia. 18 Juli 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-22. Diakses tanggal 22 October 2012.
- "Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus) Cabanis, 1851". Avibase. Diakses tanggal 22 October 2012.
Pranala luar
sunting- Satwa-satwa yang dilindungi Pemerintah Jawa Barat Diarsipkan 2013-09-24 di Wayback Machine.
- Kacamata jawa dalam Flickr