KRI Memet Sastrawiria (380)

kapal milik Angkatan Laut Republik Indonesia
(Dialihkan dari KRI Memet Sastrawiria)
KRI Memet Sastrawiria
Karier (ID) Indonesia
Mulai dibuat
Diluncurkan 12 Maret 1980[1]
Harga Unit -
Ditugaskan2 Juni 1995[1]
Nama sebelumnyaBützow (244)[2]
Status Ditenggelamkan di perairan Lampung tahun 2008
Pelabuhan utamaArmada Barat TNI-AL
Karakteristik umum
Berat benaman 793 ton standar
854 ton beban penuh
Panjang 75,2 m (246,7 ft)
Lebar 9,8 m (32,1 ft)
Draft2,73 m (8,7 ft)
Kecepatan 24,7 knot
Awak kapal -
Sonar & RadarRadar MR-302/Strut Curve
Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob
Sonar MG-322T
Decoy PK-16 decol RL
Persenjataan2 x SA-N-5 SAM
2 x 57 mm gun (1x2)
2x30mm gun (1x2) atau 1 x AK-630
2 x RBU-6000-peluncur roket anti kapal selam
4 x 400 mm tabung torpedo
60 x ranjau

KRI Memet Sastrawiria merupakan kapal perang Indonesia dari jenis korvet. Kapal ini termasuk kapal korvet kelas Parchim dengan kode Pakta Warsawa Type 133.1. Kapal ini didesain untuk peperangan anti kapal selam di perairan dangkal / pantai. Enam belas kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal yang dimodifikasi dibuat untuk AL Soviet pada 1985-1990 oleh VEB Peenewerft, Wolgast. Setelah Penyatuan kembali Jerman, bekas negara Jerman timur menjual kapal-kapal ini ke TNI Angkatan Laut pada 1993. Korvet ini pernah digunakan sebelumnya oleh Angkatan Laut Jerman Barat.

Korvet Indonesia Memet Sastrawiria, bekas DDR Bützow, di Málaga.

Kapal ini dinamai Memet Sastrawiria, mengambil nama seorang kapten TNI AL yang gugur bersama Komodor Yos Sudarso di RI Matjan Tutul pada tanggal 15 Januari 1962. Saat itu Kapten Memet Sastrawiria menjabat sebagai ajudan dari Komodor Yos Sudarso yang menjabat sebagai Deputi I ALRI.

Senjata

sunting

Torpedo

sunting

KRI Memet Sastrawiria dilengkapi dengan empat tabung peluncur torpedo 15.7 inci.

Peluru kendali

sunting

Sistem pertahanan udaranya adalah dua peluncur rudal SA-N-5, darat ke udara untuk pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat sayap tetap, pesawat sayap putar dan terhadap rudal anti-kapal yang datang.

Anti kapal selam

sunting

Selain itu ia juga dilengkapi dengan 2 RBU-6000 untuk peranan anti-kapal selam (ASW RL) dan juga mempunyai 2 para (Deep Charge).

Meriam

sunting

Meriam utama kapal perang KRI Kapitan Patimura yang dipasang pada dek depan, adalah meriam kembar 57mm/70 caliber DP. Kapal ini juga dilengkapi dengan satu senapan 30 mm kembar serbaguna.

Sensor dan Radar

sunting

Radar kapal ini adalah MR-302/Strut Curve bisa digunakan untuk pencarian sasaran di permukaan dan di udara yang dipadukan dengan sistem kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob. Kedua alat itu bekerja secara bersamaan dalam men-scan area diudara maupun dipermukaan. Kapal anti-kapal selam (ASW) ini juga dilengkapi dengan sonar aktif berfrekuensi sederhana di badan kapal dari jenis MG-322T.

PK-16 decol RL yang bisa diluncurkan dalam mode ganggu (distraction) atau menarik (seduction) untuk mengelabui rudal musuh. Selain itu ia juga mempunyai sistem pemantau Watch Dog intercept.

Tenaga penggerak

sunting

Kapal ini mempunyai tiga mesin diesel yang dihubungkan dengan tiga gandar untuk menghasilkan tenaga sebesar 14.250 bhp, dengan kecepatan beroperasi 24 knot.

Dalam Berita

sunting

18 Agustus 2008, Saat sedang melakukan patroli rutin di sekitar perairan Lampung, KRI Memet Sastrawiria terbakar di posisi 3 mil sebelum Labuhan Siging. 44 personel dan Komandan Mayor Laut (P) Gema Eka Putra lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1995, yang berada di atas kapal pada saat kejadian tidak terluka pada peristiwa ini. Karena kerusakan yang sangat parah, KRI Memet Sastrawiria kemudian ditenggelamkan sebagai penghormatan terakhir.[3]

Referensi

sunting

Sumber

sunting

Pranala luar

sunting