Johannes Belksma atau yang lebih dikenal sebagai J. Belksma (lahir di Belanda, 19 Nopember 1884 - meninggal dunia di Tana Toraja, 3 Maret 1942 adalah seorang Zendeling atau pekabar Injil dengan keahlian khusus sebagai tenaga pendidik.[1][2][3] Johannes Belksma merupakan utusan Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd yang melakukan pekabaran Injil di Tana Toraja.[2][1] Johannes Belksma dan keluarga berangkat dari Belanda menuju Hindia Belanda pada tanggal 12 Februari 1916 dengan menggunakan kapal Oranje.[4] Sebelumnya ia telah diberi sejumlah pertanyaan dalam sebuah rapat pengutusan pada tanggal 3 Februari 1916 di Utrecht, Belanda, dan ia menyatakan kesiapannya untuk bekerja di Hindia Belanda, khususnya di Tana Toraja.[4][2][1]

Kehidupan Awal dan Pendidikan

sunting

Johannes Belksma lahir di Belanda pada tanggal 19 Nopember 1884.[3] Ia menyelesaikan studinya pada sebuah Sekolah Zending di Rotterdam, Belanda.[3]

Pekerjaan di Tana Toraja

sunting

Sebagai usaha meningkatkan mutu pendidikan di Tana Toraja, maka Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd merencanakan pembukaan sebuah Kweekschool di Tana Toraja dan untuk melaksanakan tugas ini, Johannes Belksma dikirim karena dianggap memiliki keahlian khusus di bidang pendidikan.[2] Sesuai dengan rencana Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd, Johannes Belksma diharapkan untuk membuka Kweekschool atau KS (Sekolah Pendidikan Guru), tetapi dalam pertemuannya dengan konsulat Zending di Batavia, pada April 1916, rencana ini diubah.[2] Perubahan rencana ini disebabkan karena konsul Zending yang ditemuinya, yakni Baron van Boetzelaar menganggap bahwa orang Toraja belum siap untuk mendapatkan pendidikan tingkat Kweekschool.[1][5] Johannes Belksma kemudian mengajukan pendirian Normalschool, tetapi rencana ini juga tidak disetujui.[2] Konsul Zending di Batavia menyarankan agar didirikan Normalcursus karena dianggap setara dengan tingkat penerimaan orang Toraja.[2]

Johannes Belksma tiba di Tana Toraja pada Mei 1916.[6] Johannes Belksma sesuai dengan saran konsul Zending di Batavia, pada Januari 1917, mendirikan Normaalcursus, pendidikan yang ditempuh dalam dua tahun.[2][7][5]Normalcursus juga menjadi pusat pembinaan kader-kader Gereja, yakni para calon guru Jemaat.[3][6] Di sekolah ini, para murid belajar pelajaran agama secara intensif.[3] Johannes Belksma kemudian diangkat sebagai pendeta Normalcursus.[2] Selama masa cuti Johannes Belksma pada tahun 1932-1933, Normaalcursus dipimpin oleh anaknya, A. Belksma.[4]

Beberapa tamatan dari Normaalcursus diangkat sebagai guru Injil lalu selanjutnya menjadi pendeta.[2] Pada bulan Januari 1930, atas kerja sama dengan D. J. van Dijk, Johannes Belksma membuka sekolah guru Injil di Barana’.[3] Ia juga menjadi pimpinan sekolah tersebut sejak berdiri hingga tahun 1937.[3] Johannes Belksma bekerja di Tana Toraja selama dua puluh tujuh tahun (1916-1942).[2]

Akhir Hidup

sunting

Pada tanggal 3 Maret 1942, Johannes Belksma meninggal dunia di Barana’, Tana Toraja.[2] Ia dikuburkan di pekuburan Toraja bersama dengan jasad seniornya, Antonie Aris van de Loosdrecht.[2]

Kontribusi

sunting

Sesuai dengan keahlian yang dimilikinya sebagai tenaga pendidik, Johannes Belksma memfokuskan dirinya untuk membangun sekolah-sekolah yang ditujukan untuk mendidik kader-kader gereja.[3][6] Selain itu, setelah kematian seniornya, Antonie Aris van de Loosdrecht, Johannes Belksma juga membuka sekolah-sekolah yang setara dengan sekolah-sekolah yang dulunya dibangun oleh Antonie Aris van de Loosdrecht. Contoh sekolah yang dibangun oleh Johannes Belksma adalah sekolah di Madandan, sebuah kampung di Tana Toraja. Lulusan Normalcursus yang didirikan oleh Johannes Belksma, menjadi para pemimpin dalam jemaat-jemaat di Tana Toraja, yang di kemudian hari menjadi sebuah gereja suku, Gereja Toraja.[3][6]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Daniel Pasally Gasong. 1991. Rapih Tersusun: Suatu Tinjauan Teologis tentang Pertumbuhan Jemaat Misioner dalam Gereja Toraja.hal.22
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m J. A. Sarira. 1975. Benih yang Tumbuh 6 - Gereja Toraja. Jakarta: LPS DGI dan BPS Gereja Toraja. Hal. 25-52
  3. ^ a b c d e f g h i Chris G. F. de Jong. 1996. Ilalang Arenna. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hal. 686.
  4. ^ a b c Th. van den End. 1994. Sumber-sumber zending tentang Gereja Toraja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hal. 98 Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Th. van den End" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  5. ^ a b Yesaya Todingbua' Manapa'. 1983. Injil dan Kebudayaan. Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Hal. 188-189
  6. ^ a b c d Theodorus Kobong. 2008. Injil dan Tongkonan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hal. 152.
  7. ^ A. Sanda Rumpa'.1992. Injil yang Dinamis. Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, hal. 57