Joan Patricia Hendriks (lahir tahun 1936), juga dikenal sebagai Aunty Joan. Dia adalah tetua dari suku Ngugi, orang-orang Quandamooka di Pulau Moreton, Queensland, Australia.[1] Dia adalah penduduk asli aborigin yang dipilih masuk ke dalam Komisi Nasional Pendidikan Katolik.[2] Hendriks membawa permasalahan para penduduk asli ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan forum antar agama di tingkat internasional.

Joan Hendriks

Hendriks adalah tetua pada Cleveland Murri Court.[3] Dia juga merupakan seorang teolog Katolik dan menulis secara ekstensif mengenai hubungan antara spiritualitas orang Aborigin dan kekristenan.

Biografi

sunting

Kehidupan Awal

sunting

Joan Hendriks lahir tahun 1936 di Brisbane, Queensland, dan dibesarkan di pinggiran kota Bulimba. Dia adalah anak tertua dari empat bersaudara. Ibunya adalah perempuan suku aborigin dan ayahnya adalah keturunan Irlandia-Amerika.[4] Hendriks bersekolah di Saints Peter and Paul’s Catholic Primary School di Bulimba. Tahun 1947, Hendriks melanjutkan pendidikan di Lourdes Hill College di Brisbane, Queensland, dan kemudian dipilih sebagai tetua di lingkungan tempat tinggalnya.[5] Ibunya adalah anggota dari kelompok aborigin pertama di Queensland, Australia yang kemudian dipindahkan untuk pelayanan misi di Pulau Stradbroke, Australia. Saat tumbuh besar, Hendriks berjuang untuk menyeimbangkan dua budaya berbeda miliknya: spiritualitas kekristenan dan aborigin. Selain ini, Hendriks juga adalah putri dari pernikahan ras yang berbeda dan menyaksikan terpisahnya orang tuanya dari gereja katolik. Sebagai perempuan aborigin, Hendriks merasakan bahwa awal kehidupannya didominasi oleh idealisme barat, konstruksi sosial, dan mencari hubungannya dengan identitasnya sebagai orang Aborigin melalui ibunya dan Pulau Strabroke.

Pernikahan dan Anak

sunting

Hendriks sudah menikah dan memiliki 4 orang anak.[6]

Pendidikan

sunting

Hendriks menyelesaikan pendidikannya di Universitas Griffith, di Brisbane, Australia sekitar tahun 1980an. Dia memulai pendidikan doktoralnya di Teologi pada usia 68 tahun. Ini bisa jadi dianggap adalah usia yang terlambat untuk memperoleh pendidikan, tapi dalam budaya orang Aborigin, hal ini dianggap wajar, karena semakin berumur justru semakin bijaksana, seimbang, dan dapat dipercaya. Hendriks lulus pada tahun 2008 dan saat ini menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Universitas Katolik Australia.[7]

Pekerjaan dan Karya

sunting

Pada awalnya, Hendriks banyak memberikan banyak pelatihan di sekolah dasar dan menengah, gereja, organisasi komunitas lokal, dan universitas dengan topik antara spiritualitas kekristenan dan aborigin. Tahun 1980 Hendriks bekerja di Departemen Pendidikan dan Rekonsiliasi Aborigin untuk Penduduk Asli Australia. Tahun 2004, dia berbicara di forum bagi penduduk asli di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dia juga berbicara di forum antar agama Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai spiritualitas Aborigin dan kekristenan. Sebelumnya dia bekerja dengan pastur dan teolog Katolik, Gerald Hall yang kemudian menjadi mentor dan temannya.

Saat ini Hendriks bekerja di Universitas Katolik Australia dan menjadi dosen tamu pada program diploma dan pendidikan dasar di program studi penduduk asli.

Sebagai bentuk penghormatan, termasuk mahasiswanya, memanggilnya Aunty Joan. Karyanya menjadi bagian penting yang digunakannya dalam diskusi atau forum damai antara orang asli Australia dan orang Australia lainnya.

Pandangan Hidup dan Politik

sunting

Hendriks tumbuh besar dengan latar belakang Katolik kemudian menjalankan ajaran kekristenan. Dia menggunakan spiritualitasnya untuk membuka jalannya masuk ke penduduk asli Aborigin Australia. Hendriks mengajarkan mereka bagaimana menyeimbangkan spiritualitas ini, dan vokal berbicara mengenai spiritualitas yang berbagi porsi yang sama dalam jiwanya. Hendriks mempromosikan konsep penerimaan dan memahami orang lain. Dia percaya kita harus mendengar cerita orang lain untuk bisa mengakui, memahami, dan maju terus meninggalkan masa lalu. Hendriks menghormati nilai-nilai keluarga dan menyatakan bahwa keluarga adalah tempat di mana kita menciptakan proses interaktif yang kuat untuk menyadari spiritualitas kita.

Karya yang Disiarkan dan Diterbitkan

sunting

Hendriks banyak menerbitkan banyak karyanya sendiri, dengan orang lain, dan sering kali diundang sebagai tamu dalam berbagai proyek media. Tahun 2006, Hendriks menerbitkan "Moving the Way Forward" pada Australasian Catholic Record.[8] Hendriks bekerja sama dengan teman dan mentornya, Gerald Hall berpartisipasi di "Spirit of Religion: A Project for Meeting and Dialogue" yang disutradai oleh Raimon Panikkar. Bersama dengan Gerald Hall, Hendriks juga menjadi pembicara pada The Natural Mysticism of Indigenous Australian Traditions at a Conference on Mysticism, Fullness of Life: Homage to Raimon Panikkar di Venisia, Italia.

Dalam episode "Aunty Joan Goes to Venice", Hendriks membahas mengenai identitas dan kepercayaan orang asli Australia di NAIDOC Week 2009 on ABC1. Hendriks juga muncul di episode kelima Coast Australia: Gold Coast to Sunshine Coast yang disiarkan di Australian History Channel tahun 2013.

Penghargaan

sunting

Hendriks banyak menerima penghargaan sepanjang hidupnya.

  • Tahun 2007, Hendriks menerima Honorary Fellowship dari Universitas Katolik Australia.
  • Tahun 2008, dia memenangkan beasiswa riset penduduk asli dari Universitas Katolik Australia untuk risetnya, Dialog antara Teologi Kristen dan Spiritualitas Penduduk Asli.
  • Pada Mei 2012, Hendriks memperoleh gelar doktoral dari Universitas Katolik Australia untuk riset dan karyanya dalam bidang pendidikan Aborigin.
  • Tahun 2013, dia menjadi State Finalist for Senior Australian untuk karyanya yang mempromosikan rekonsiliasi di antara seluruh masyarakat Australia.
  • Juga tahun 2013, Hendriks menerima penghargaan Woman of the Year dari Lourdes Hill College International.

Selain semua penghargaan ini, Hendriks juga sering kali menjadi pembicara pada acara-acara utama di banyak universitas terkemuka di Queensland, Australia.[9]

Hendriks juga merupakan anggota Komite Nasional Penasihat Penduduk Asli Australia.

Referensi

sunting
  1. ^ "Aunty Joan Hendriks :: Lourdes Hill Foundation". foundation.lhc.qld.edu.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-22. Diakses tanggal 2021-03-04. 
  2. ^ ":: Hendriks House :: Learning :: Lourdes Hill College ::". lhc.qld.edu.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-25. Diakses tanggal 2021-03-04. 
  3. ^ readJune 21, Liliana Molina13 min; comments)`; }); });, 2016-12:00AM/* global newscorpau */ fetch then then innerHTML = `${data} comments`; document querySelector innerHTML += ` } (2016-06-20). "Queensland's most inspirational". couriermail (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-04. 
  4. ^ "Mixed marriage of Indigenous and Christian spirituality". www.eurekastreet.com.au (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-04. 
  5. ^ Ng, Emilie (2016-07-09). "Respected Aboriginal elder Aunty Joan Hendriks revisits her childhood church". The Catholic Leader (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-21. Diakses tanggal 2021-03-04. 
  6. ^ "Joan Hendriks". The Wheeler Centre (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-04. 
  7. ^ "Mixed marriage of Indigenous and Christian spirituality". www.eurekastreet.com.au (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-06. 
  8. ^ Hendriks, Joan (2006-07). "Moving the Way Forward". Australasian Catholic Record, The (dalam bahasa Inggris). doi:10.3316/ielapa.195682871366782. 
  9. ^ "Joan Hendriks". The Wheeler Centre (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-06.