Jihan
Jihan adalah serial televisi Indonesia produksi Genta Buana Paramita yang ditayangkan perdana 1 September 2008 pukul 20.30 WIB di Indosiar. Serial ini dibintangi oleh Imel Putri Cahyati, Ditmar Hadi, Choky Adriano & Revi Mariska.[1]
Jihan | |
---|---|
Genre | |
Pembuat | Genta Buana Paramita |
Ditulis oleh | Mega Emmela |
Skenario | Mega Emmela |
Pemeran | |
Penggubah lagu tema | Sulis |
Lagu pembuka | "Keagungan Tuhan" oleh Sulis |
Lagu penutup | "Keagungan Tuhan" oleh Sulis |
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Bahasa Indonesia |
Jmlh. musim | 1 |
Jmlh. episode | 40 (daftar episode) |
Produksi | |
Produser | Budhi Sutrisno |
Pengaturan kamera | Multi-kamera |
Durasi | 60 menit |
Rumah produksi | Genta Buana Paramita |
Distributor | Indosiar Karya Media |
Rilis asli | |
Jaringan | Indosiar |
Rilis | 1 September 30 November 2008 | –
Sinopsis
suntingJihan adalah gadis tomboy yang dibesarkan di Panti Asuhan. Ibunya bernama Ningsih meninggal dunia beberapa saat setelah melahirkan Jihan. Berdua dengan Nadya 17 tahun ia dikenal sangat tomboy dan gemar bermain bola. Tapi di luar ketomboiannya Jihan memiliki sifat suka menolong dan pekerja keras. Ia pantang mengharapkan belas kasihan orang untuk mendapatkan uang. Ia mengajari Bella 10 tahun untuk mencari uang dengan menjual jasa.
Jihan menasihatinya lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah. Hanya sialnya Jihan bertemu dan berakhir dengan kegagalan Jihan setiap melakukan usaha. Awalnya mereka bertemu saat Jihan dengan tidak sengaja membuat wajah Ferdi memar terkena bola yang ditendang Jihan dengan keras. Keduanya saling menyalahkan dan tidak ada yang mau mengalah hingga berbuah dengan dimulainya peperangan di antara keduanya. Sejak saat itu dimanapun mereka bertemu jadi seperti tikus dan kucing yang selalu berantem dan kejar-kejaran. Selalu setelah itu kebencian di antara mereka berdua jadi selalu meningkat dan meningkat. Puncaknya adalah ketika mereka bertemu di dalam pesta dan bertengkar hebat disana hingga Jihan yang sudah sangat sakit hati menampar Ferdi karena melecehkan harga dirinya sebagai perempuan. Kejadian itu membuat Jihan mengalami kegoncangan dan membenci semua lelaki yang dianggapnya senang memperlakukan perempuan dengan keji.
Jihan sempat meninggalkan Panti dan mengungsi jauh ke rumah seorang nenek yang sangat bijaksana. Tapi disanalah Jihan memperoleh pencerahan dengan nasihat-nasihat nenek yang bijaksana. Jihan sempat dihadiahi pakaian muslimah oleh sang nenek. Jihan pun merasakan kedamaian baru dengan memakai pakaian muslimah itu, meski awalnya ia sangat ragu memakai jilbab.
Sementara itu Ferdi ikut membantu mencari Jihan karena merasa bersalah dan sangat ingin meminta maaf padanya. Ferdi berhasil menemukan Jihan meski saat itu terjadi salah paham yang membuat Ferdi dikeroyok orang kampung karena menyangka Ferdi ingin menculik Jihan.
Kepulangan Jihan disambut suka cita oleh seluruh penghuni Panti, dan penampilan barunya sempat membuat Pak Umar dan Bu Neneng ragu apakah Jihan yang dulunya tomboy benar-benar sudah mantap memakai jilbab. Seiring berjalannya proses, Jihan disadarkan dengan konsekuensi memakai jilbab yang tidak ringan dan keharusan menyesuaikan kelakuan dengan jilbab yang dipakainya kini.
Bu Wijaya tertusuk pisau sehingga ia ambruk dan tersungkur membuat Jihan serta Pak Wijaya yang melihat kaget dan shock. Peristiwa ini membuat Bu Wijaya meninggal dalam pelukan Pak Wijaya. Saat itu juga Ferdi yang melihat Tasya berusaha melarikan diri hingga ia pun mengerjarnya dan berusaha menembakan sebuah peluru yang kemudian mengenai kaki Tasya dan Tasya tetap terus berlari dan berhasil menghilang.
Pak Wijaya yang melihat isterinya meninggal dalam pangkuannya membuat ia pingsan tak sadarkan diri. Beberapa anak kemudian polisi datang mengejar Tasya dikarenakan kejahatan yang telah dilakukannya telah terbongkar. Dalam pelariannya Tasya tertembak dan mati oleh polisi yang mengejarnya. Pak Wijaya tersadarkan dirinya ketika ia sudah berada dirumah sakit dan ia mengusulkan kepada Ferdi dan Jihan untuk segera menikah karena Pak Wijaya tahu kalau mereka berdua masih saling mencintai. Dan hari pernikahannya pun dilakukan secepatnya karena Pak Wijaya takut kalau waktu yang ia miliki tidak banyak dan sebelum mati ia ingin anaknya Jihan menikah dengan lelaki yang dicintainya selama ini yaitu Ferdi.
Pemeran
suntingPemeran | Peran |
---|---|
Imel Putri Cahyati | Jihan |
Ditmar Hadi | Ferdy |
Choky Adriano | Wijaya |
Revi Mariska | Ningsih |
Alenta S. Hombing | Aurel |
Chaterine Pamela | Cathy |
Reiner Manopo | Don |
Chairil JM | Pak Umar |
Denaya Bintang Azmi | Bu Neneng |
Yati Octavia | Eyang Ratna |
Pangky Suwito | N/A |
Aris Kurniawan | Tyo |
Nestiana Imrad | Lucy |
Rah Syahputra | Jamal |
Ben Prihartono | Ian |
Diaz Erlangga | Dokter Nirwan |
Al Indra | Tony |
Mila Karmelia | Mama Arum |
Anisa Sulandana | Marni |
Penty Nur Afiani | Arum |
Errina GD | Cindy |
Ferry Ixel | Damar |
Arif Rahman | Adri |
Mega Aulia | Bu Jamal |
Ratu Annisa | Sofia |
Lisda Oxalis | N/A |
Mahisa Aulia Dinsi | N/A |
Guntara Hidayat | Anton |
Awan Sri Bintang | Erlan |
Angel Bella | Tasya |
Teddy Uncle | Papa Cindy |
Febriyanti | Mama Damar |
Christine Dewayanti | Inem |
Shella Estika | Siti |
Zahra | Nadya |
Salsabila | Bela |
Ravi Putra Yurida | Galih |
Arnold Firdaus | Adit |
Jihan Carissa | Ririn |
- Keterangan
- N/A: Not Available
Referensi
sunting- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2015-09-05.
Pranala luar
sunting- Jihan di situs Indosiar Diarsipkan 2015-09-24 di Wayback Machine.