Jembatan Rantau Berangin
Jembatan Rantau Berangin adalah sebuah jembatan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Peresmian Jembatan Rantau Berangin diadakan pada tahun 1974 oleh Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Presiden Indonesia. Jembatan Rantau Berangin dibangun dengan panjang 200 meter dengan bentangan tengah selebar 120 meter dan bentangan pinggir selebar 40 meter. Pembangunannya dikerjakan oleh perusahaan Waskita Karya dengan bahan beton prategang tanpa penyangga. Jenis semen yang digunakan ialah semen padang. Jembatan Rantau Berangin difungsikan sebagai penghubung wilayah Provinsi Riau dengan wilayah Provinsi Sumatera Barat.
Peresmian
suntingLokasi pembangunan Jembatan Rantau Berangin berada di atas sungai Kampar, tepatnya di ruas jalan Bangkinang menuju Payakumbuh, Desa Pulau Terap, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Jembatan ini dibangun sejak 1970.[1] Jembatan Rantau Berangin merupakan salah satu megaproyek infrastuktur awal di Indonesia.[2] Pembangunan Jembatan Rantau Berangin dimulai dan diselesaikan pada masa pemerintahan Arifin Achmad selaku Guberrnur Riau.[3] Jembatan Rantau Berangin diresmikan pada tanggal 2 Mei 1974 oleh Presiden Soeharto.[1]
Bentuk
suntingJembatan Rantau Berangin termasuk jembatan berukuran besar.[4] Panjang Jembatan Rantau Berangin adalah 200 meter. Bentangannya terbagi menjadi dua, yaitu bentangan pinggir di kedua ujung jembatan dan bentangan tengah. Panjang bentangan tengah adalah 120 meter, sedangkan panjang bentangan pinggirnya masing-masing 40 meter.[5]
Teknologi konstruksi
suntingPerusahaan yang mengerjakan pembangunan Jembatan Rantau Berangin adalah Waskita Karya.[6] Konstruksi Jembatan Rantau Berangin dibangun dengan beton prategang. Metode konstruksi yang digunakan ialah metode tanpa penyangga.[7] Bahan baku yang digunakan untuk membangun Jembatan Rantau Berangin adalah semen padang.[8] Biaya total pembangunan Jembatan Rantau Berangin adalah 450 juta Rupiah dan merupakan jembatan dengan bentangan terpanjang di Indonesia pada masa itu.[1]
Fungsi
suntingFungsi utama dari Jembatan Rantau Berangin adalah penghubung antara dua provinsi di Indonesia, yaitu Riau dan Sumatera Barat. Jembatan Rantau Berangin mempermudah akses dari Kota Padang menuju ke Kota Pekanbaru atau dari Kota Pekanbaru ke Kota Padang. Sebelum adanya Jembatan Rantau Berangin, akses menuju kedua lokasi tersebut harus melalui Sungai Kampar di Rantau Berangin. Metode perhubungannya menggunakan rakit.[5]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ a b c Redaksi (April 2020). "Sejarah Panjang Jembatan Rantau Berangin : Dari Rakit Hingga Menjadi Jembatan Dengan Bentangan Terpanjang di Indonesia". Riau Daily Photo. Diakses tanggal 24 February 2022.
- ^ Dewi, dkk (November 2020). Metode Eksperimen Struktur. Mlaang: UB Press. hlm. 1. ISBN 978-623-296-044-2.
- ^ Asril, S. Z., dkk. (2 September 2002). Peristiwa 2 September 1985: Tragedi Riau Menegakkan Demokrasi. Pekanbaru: Panitia Peringatan 17 Tahun "Peristiwa 2 September 1985". hlm. 154.
- ^ Academia, Banawa Sekar (Desember 2020). Amrullah, Muh. Adib, ed. Satyagraha Bumi Katulistiwa. Guepedia. hlm. 21. ISBN 978-623-281-633-6.
- ^ a b Chaniago 2022, hlm. 132.
- ^ Solihin, M., dan Annahai, M. A. F., ed. (Juli 2022). Meneropong BUMN: Kasus-Kasus Etika Bisnis dan Akuntansi. Sleman: Gadjah Mada University Press. hlm. 18. ISBN 978-602-386-998-5.
- ^ Chaniago 2022, hlm. 131-132.
- ^ Album Pembangunan Indonesia Masa Orde Baru. Jakarta: Lembaga Publikasi Pendidikan, Kebudayaan dan Pembangunan Indonesia. 1978. hlm. 177.
Daftar pustaka
sunting- Chaniago, Hasril, ed. (Maret 2022). Memoar Achjar Iljas: Dari Tepi Danau Maninjau. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 978-623-321-150-5.