Jembatan Mbeling

jembatan di Indonesia

Jembatan Mbeling adalah jembatan kereta api yang terletak di perbatasan antara Sentolo, Kulon Progo dengan Sedayu, Bantul. Jembatan ini dikelola oleh Daerah Operasi VI Yogyakarta. Jembatan ini terletak di sebelah utara Jalan Raya Yogya–Wates–Purworejo. Jembatan ini dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1886, dan kemudian digantikan dengan jembatan yang sekarang ini digunakan sejak 1933. Sejak 2007, jembatan ini sudah ditambahkan satu jembatan lagi di selatannya untuk mendukung pembangunan jalur ganda lintas selatan dan tengah Jawa, tepatnya di koridor KutoarjoYogyakarta.

Jembatan Mbeling
Kiri: Jembatan lama
Kanan: Jembatan baru
Koordinat7°48′56″S 110°14′01″E / 7.8155639°S 110.2336246°E / -7.8155639; 110.2336246
Moda transportasiKereta api
MelintasiKali Progo
LokalSentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi VI Yogyakarta
Nomor bangunan hikmat2034
Karakteristik
DesainBijlaard bent
Bahan bakuBaja
Panjang total138 m (453 ft)
Jalan setapakTidak (hanya bordes untuk petugas pemeriksa jalan)
Karakteristik rel
Jumlah rel2 (satu jembatan lama, satu jembatan baru)
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Sejarah
PerancangP.P. Bijlaard
PabrikanKoninklijke Machinefabriek v/h E.H. Begemann
Biaya konstruksiƒ100.000
Dibuka
  • 20 Juli 1887 (generasi pertama)
  • 16 Februari 1933 (uji coba perdana generasi kedua)
  • 2007 (jembatan baru)
Dibangun ulang17 Juni 1951 (jembatan lama)
Lokasi
PetaKoordinat: 7°48′58″S 110°13′56″E / 7.81611°S 110.23222°E / -7.81611; 110.23222

Jembatan ini memiliki panjang 138 m (453 ft) dan membentang di atas Kali Progo.[1]

Sejarah

sunting
 
Saat proses pembangunan jembatan generasi pertama, 1886. Salah satu pilar runtuh saat proyek berlangsung, dan harus ditopang menggunakan kerangka darurat.

Jembatan Mbeling generasi pertama dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api ruas Cilacap–Yogyakarta. Jembatan ini dimulai pembangunannya pada tahun 1886 dan selesai setahun setelahnya. Pada tanggal 20 Juli 1887, jalur ini dibuka.[2]

Seiring berkembangnya lalu lintas kereta api, jembatan lama mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan pada akhir dekade 1920-an. Staatsspoorwegen kemudian merencanakan mengalokasikan dana sebesar ƒ190.000 untuk belanja modal serta ƒ100.000. Keputusan tersebut segera ditetapkan oleh Dewan Direksi SS karena kebutuhan atas penggantian jembatan tersebut sangat mendesak.[3]

Namun, seorang guru besar ilmu teknik sipil Technische Hoogeschool te Bandoeng, P.P. Bijlaard, menawarkan desain jembatan yang lebih menghemat biaya pembangunan sampai 30% dari biaya yang diproposalkan. Desain tersebut, menurut Bijlaard, dapat menghemat biaya konstruksi hingga ƒ100.000 saja. Desain Bijlaard belum pernah diterapkan dalam sistem jembatan konvensional; penghematan desain gelagar utama memiliki penghematan baja sampai 30% dari konstruksi normal. Pada girder utamanya, dapat mencapai 40%.[4]

 
Proses pembangunan abutment untuk jembatan generasi kedua

Dalam rancangannya itu, Bijlaard menghilangkan tiang di tengah sungai karena penggunaan tiang dapat menyebabkan kerusakan akibat derasnya arus Kali Progo. SS kemudian mengontrak pabrik baja Koninklijke Nederlandsche Machinefabriek v/h E.H . Begemann di Helmond untuk melaksanakan produksi kerangka jembatan tersebut.[5] Jembatan ini mulai diuji coba pada 16 Februari 1933 dan mulai operasi pada Maret tahun yang sama.[6]

Jembatan ini sempat dirobohkan, bersama dengan sekitar 325 unit jembatan lainnya, karena terdampak Agresi Militer Belanda II. Para pejuang sengaja membumihanguskan jembatan-jembatan tersebut untuk menghambat pergerakan serdadu Belanda menggunakan kereta api. Jembatan ini harus diperbaiki sehingga pada tanggal 17 Juni 1951, jembatan tersebut selesai dibangun ulang.[7]

Setelah dibangunnya jalur ganda, ditambahkan satu lagi jembatan baru yang terletak tepat di selatan jembatan yang lama.

Referensi

sunting
  1. ^ "Jogjacagar | Sistem Informasi Cagar Budaya". jogjacagar.jogjaprov.go.id. Diakses tanggal 2024-09-21. 
  2. ^ Weijerman, A.W.E. (1904). Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der Spoor- en Tramwegen in Nederlandsch-Indië. Batavia: Javasche Boekhandel & Drukkerij. hlm. 86–87. 
  3. ^ "Voor een nieuwe brug". Spoor- en Tramwegen. 3 (1): 301. 1930. 
  4. ^ Bijlaard 1931, hlm. B.273.
  5. ^ Bijlaard 1931, hlm. B.289.
  6. ^ "Brug over de Kali-Progo". Spoor- en Tramwegen (11): 281. 1933. 
  7. ^ 20 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Panitia Buku 20 Tahun Indonesia Merdeka. 1965. hlm. 212 dan 311. 

Daftar pustaka

sunting