Jasic Technology
Jasic Technology Company Limited. (Hanzi: 佳士科技; Pinyin: Jiāshì Kējì) adalah perusahaan asal Tiongkok yang beroperasi di Shenzhen, provinsi Guangdong yang berkantor pusat di Distrik Baru Pingshan.
Perusahaan publik | |||||||||||||
Kode emiten | |||||||||||||
Industri | Peralatan pengelasan | ||||||||||||
Didirikan | 2005Guangdong | , di Shenzhen,||||||||||||
Kantor pusat | Shenzhen, Tiongkok | ||||||||||||
Wilayah operasi | Seluruh dunia | ||||||||||||
Tokoh kunci |
| ||||||||||||
Produk | Mesin las dan produk terkait | ||||||||||||
Situs web | Jasictech.com | ||||||||||||
Catatan kaki / referensi [1][2]
|
Jasic Technology bergerak dalam bidang riset, pengembangan untuk industri pengelasan dengan memproduksi dan menjual produk berupa mesin las inverter, mesin las bertenaga mesin dan peralatan las lainnya, terutama digunakan dalam bidang konstruksi. Perusahaan ini telah terdaftar di Bursa Efek Shenzhen.
Perusahaan ini mengemuka sejak terjadinya konflik perburuhan dan politik di kota Guangdong, dalam peristiwa yang terjadi pada 2018, dikenal dengan Insiden Jasic.[3]
Ringkasan
suntingJasic Technology didirikan pada 12 September 2005 di Shenzhen, Guangdong.[4] Jasic mengoperasikan tiga pabrik di Shenzhen, yakni di Kawasan Industri Jasic, Kawasan Industri Chongqing Yunda dan Kawasan Industri Jasic Chengdu. Jasic telah tercatat sebagai perusahaan publik dan terdaftar di Bursa Efek Shenzhen sejak 2011.[5]
Perselisihan perburuhan 2018
suntingPerusahaan Jasic Technology mengemuka sejak kontroversi peristiwa perselisihan buruh, terkait banyak laporan mengenai perlakuan perusahaan terhadap para pekerja di Kawasan Industri Jasic di Shenzhen. Para pekerja menyebutkan bahwa mereka mendapatkan upah yang rendah, jam kerja yang panjang dan kondisi kerja yang buruk. Para pekerja juga menuduh manajemen perusahaan telah melanggar undang-undang ketenagakerjaan Tiongkok dengan pemaksaan kerja lembur dan denda perusahaan terhadap para pekerja yang berlebihan.[6]
Pada Mei 2018, sejumlah karyawan Jasic berinisiatif mengajukan petisi untuk membentuk serikat pekerja dengan Federasi Serikat Buruh Seluruh Tiongkok, tetapi pengajuan ini kemudian ditolak. Lalu pekerja memutuskan untuk tetap membentuk serikat pekerjanya secara independen, tetapi setelahnya, para pekerja melaporkan bahwa pengurus serikat pekerja telah diserang dan dipukuli.[7][8] Ketegangan terjadi pada tanggal 27 Juli ketika dua puluh sembilan pekerja dan para pendukungnya ditangkap dan diduga dipukuli oleh Polisi Shenzhen.[8][7]
Sebagai tanggapan atas penangkapan tersebut, pada Senin siang tanggal 6 Agustus, sekelompok demonstran yang berjumlah delapan puluh orang, melancarkan aksi protes terbuka di luar kantor polisi Yanziling di Distrik Pinshan, Shenzhen, yang berjarak sekitar 50km dari perbatasan Hong Kong. Dalam kelompok tersebut, telah bergabung lebih dari empat puluh anggota partai komunis dan kader persiunan partai yang merupakan bagian dari anggota kelompok forum internet Maois terkemuka bernama Utopia.[7]
Sejumlah tokoh masyarakat mengecam penindasan para aktivis buruh oleh Tiongkok, termasuk profesor dari Institut Teknologi Massachusetts, Noam Chomsky,[9] aktivis buruh Tiongkok Li Qiang,[10] profesor Universitas Hong Kong Pun Ngai,[11] Chris Chan King-chi,[7] Jenny Chan,[11] filsuf Neo-Hegelian Slavoj Žižek,[12] jurnal sosialis Amerika Jacobin,[13] Amnesty International, Human Rights Watch,[14] dan Universitas Cornell.
Referensi
sunting- ^ "Shenzhen Jasic Technology Co., LTD.: Private Company Information - Bloomberg". Bloomberg News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Januari 2019. Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ "About Us|Jasictech_Shenzhen Jasic technology Co., Ltd". Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Januari 2019. Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ Blanchette, Jude D. (2019). China's New Red Guard (dalam bahasa Inggris). Oxford: Oxford University Press. hlm. 391. ISBN 9780197577554. OL 37636574M.
On July 27, twenty-nine workers from the Jasic factory were detained for "picking quarrels and stirring up trouble," a vague charge frequently used by the authorities to quash speech or action that isn’t covered by more specific legal statutes. One month later, heavily armed police arrested fifty students and workers who had begun a campaign to push for the release of the detained workers. Back in Beijing, the government raided the offices of the sympathetic Red Reference magazine, detaining one employee. "They searched every corner of our offices, and even smashed a cupboard, and took our computers, our books away in a bunch of boxes," said magazine editor-in-chief Cheng Hongtao.
- ^ "Shenzhen Jasic Technology Co. Ltd". Market Watch (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 November 2024.
- ^ "Shenzhen Jasic Technology Co.,Ltd. (300193.SZ)". Yahoo! Finance (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 November 2024.
- ^ "深圳佳士维权: 中国社媒审查与致习近平的公开信" [Shenzhen Jasic Rights Defenders: Chinese Social Media Censorship and an Open Letter to Xi Jinping]. BBC News 中文 (dalam bahasa Tionghoa). 23 Agustus 2018. Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ a b c d Lau, Mimi (10 Agustus 2018). "Chinese Maoists join students in fight for workers' rights". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2018.
At noon on Monday, about 80 supporters staged a second rally under the scorching sun outside Yanziling police station in Shenzhen’s Pingshan district, about 50km (31 miles) from the border with Hong Kong. More than 40 Communist Party members and retired cadres, who are part of the country’s leading Maoist internet forum, Utopia, joined the rally.
- ^ a b "深圳佳士维权: 中国社媒审查与致习近平的公开信" [Shenzhen Jasic Rights Defenders: Chinese Social Media Censorship and an Open Letter to Xi Jinping]. BBC News 中文 (dalam bahasa Tionghoa). 23 Agustus 2018. Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ Yang, Yuan (27 November 2018). "Noam Chomsky joins academics boycotting China Marxism conferences". Financial Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 26 Desember 2018.
- ^ 潘毅 (17 Agustus 2018). "观点:深圳佳士工人维权的两大意义" [Viewpoint: Two major significances of Shenzhen Jasic workers’ rights protection]. BBC News 中文 (dalam bahasa Tionghoa). Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ a b Haas, Benjamin (12 November 2018). "Student activists detained in China for supporting workers' rights". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 31 Desember 2018.
- ^ Zizek, Slavoj (29 November 2018). "'The mysterious case of disappearing Chinese Marxists shows what happens when state ideology goes badly wrong'". The Independent. Diakses tanggal 19 Desember 2018.
- ^ Hui, Elaine; Friedman, Eli (2005). "The Communist Party vs. China's Labor Laws". Jacobin Mag (dalam bahasa Inggris). Jacobin. Diakses tanggal 31 Desember 2018.
- ^ "Rights group calls on China to free detained labour activists". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 4 Desember 2018. Diakses tanggal 1 Januari 2019.