Jansenisme adalah sebuah teologi dan pergerakan yang muncul pada masanya untuk menyerang pokok-pokok teologi etika para Yesuit.[1][2][3] Kaum Jansenis menyalahkan para Yesuit karena ajaran mereka yang penuh optimisme tentang manusia dan juga menentang Yesuit yang memberikan absolusi kepada orang-orang yang mengaku dosa.[1][3][4]

Cornelius Jansen (1585-1638), seorang profesor di Old University of Louvain. Nama Jansenisme diambil dari namanya.

Riwayat Singkat

sunting

Istilah Jansenisme berasal dari seorang bernama Cornelius Otto Jansen, yang merupakan seorang teolog Katolik Flemish yang lahir pada tahun 1585.[4][5]

Jansen adalah seorang direktur sekaligus profesor eksegese dan juga merupakan rektor Seminari Saint Pulcherie di Louvain.[1][3] Ia meninggal karena penyakit pes pada tahun 1638 saat sedang bertugas sebagai Uskup Ypres, Belgia.[3] Setalah Jansen meninggal, sejumlah materi perkuliahan yang diajarkannya diterbitkan.[1][3]

Kontroversi-kontroversi

sunting

Hasil studi melalui tulisan-tulisan Jansen tentang Santo Agustinus banyak menyedot perhatian orang.[3] Karyanya yang berjudul Augustinus tersebut terdiri dari tiga bagian dan diterbitkan pada tahun 1640.[1][3] Dalam karyanya itu, Jansen menyajikan analisis yang saksama tentang pemikiran-pemikiran Agustinus mengenai doktrin pre-determinasi dan kedosaan manusia, dan rahmat keselamatan Allah melalui Yesus Kristus.[3] Hal inilah yang menyebabkan bukunya yang berjudul Augustinus ini dimasukkan dalam Indeks Buku-buku Terlarang oleh Paus Urbanus VIII pada tahun 1643.[1][3][5]

Selain itu, pada tahun 1653 dalam bullanya Cum Occasione, Paus Innocentius X mengutuk proposisi-proposisi yang berasal dari Jansen, khususnya yang berkaitan dengan doktrin pre-determinasi.[3][4][5] Pandangan Jansen mengenai pre-determinasi dianggap sebagai bidaah, termasuk tindakan Paus Klemens XI pada 1713 yang mengutuk karya-karya Jansenis.[3][5]

Ajaran

sunting

Kaum Jansenis memiliki prinsip yang teguh bahwa absolusi hanya diberikan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh mampu membuktikan pertobatannya.[1][3] Mereka juga berpandangan bahwa komuni harus diterima dengan penuh khidmat dan hormat.[1][3] Jansenisme juga menganjurkan praktik-praktik kemiskian/kesederhanaan, matiraga dan askese yang kuat untuk memperoleh kesucian.

Akhir Riwayat

sunting

Selama abad XVIII, para pengikut Jansen mengalami penganiayaan berat di Prancis.[3] Walaupun ditentang keras, gerakan Jansenisme tetap bertahan di bawah kepemimpinan tokoh-tokoh seperti Antoine Arnauld dan Jean Du Vergier dan Blaise Pascal (1623-1662).[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h H. Berkhof, H. Enklaar. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
  2. ^ Jan S. Aritonang. Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Michael Collins & Matthew A. Price. Millenium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
  4. ^ a b c Jean Comby with Diarmaid MacCulloch. How to Read Church History Vol. 2 From the Reformation to the present day. New York: Crossroad, 1989.
  5. ^ a b c d Williston Walker. A History of The Christian Church. New York: Charles Scribner's Sons, 1946.

Bibliografi (Prancis)

sunting

  • Jean-Pierre Chantin, Le jansénisme, CERF.
  • Bernard Cottret, Monique Cottret et Marie-José Michel (éd.), Jansénisme et puritanisme, actes du colloque du 15 septembre 2001, tenu au Musée national des Granges de Port-Royal-des-Champs, préface de Jean Delumeau, Paris, Nolin 2002.
  • Monique Cottret, Jansénismes et Lumières. Pour un autre XVIIIè siècle, Albin Michel, Paris, 1998.
  • Louis Cognet, Le jansénisme, PUF, collection « Que sais-je ? », 1967.
  • Marie-José Michel, Jansénisme et Paris, Klincksieck, 2000.
  • Catherine Maire, De la cause de Dieu à la cause de la Nation. Le jansénisme au XVIIIe siècle, Paris, Gallimard, 1998.
  • René Taveneaux, Le Jansénisme en Lorraine, 1640-1789, J. Vrin, 1960.
  • René Taveneaux, Jansénisme et politique, A. Colin, 1965.
  • René Taveneaux, Jansénisme et prêt à intérêt, J. Vrin, 1977.
  • René Taveneaux, La Vie quotidienne des jansénistes aux xviie et xviiie siècles, Hachette, 1985.
  • Dale K. Van Kley, Les origines religieuses de la Révolution française 1560-1791, traduit de l'anglais par Alain Spiess, Paris, Éd. du Seuil, coll. « L'univers historique », 2002.
  • Léopold Willaert, Les origines du Jansénisme dans les Pays-Bas catholiques, Bruxelles, 1948.
  • Monique Cottret, "Aux origines du républicanisme janséniste: le mythe de l'Eglise primitive et le primitivisme des Lumières", R.H.M.C. Paris, 1983, pp. 99–115.
  • Monique Cottret,"Voltaire au risque du jansénisme. Le Siècle de Louis XIV à l'épreuve du jansénisme", Voltaire et le Grand Siècle, sous la direction de Jean Dagen et Anna-Sophie Barrovecchio, Voltaire Foundation, Oxford, 2006, pp. 387–397.
  • Jean-Louis Quantin, « Augustinisme, sexualité et direction de conscience: Port-Royal devant les tentations du duc de Luynes » in Revue d’histoire des religions, 2e trimestre 2003
  • Catherine Maire, "Les jansénistes et le millénarisme. Du refus à la conversion", Revue Annales. Histoire, Sciences sociales, n°1-2008 (published by the EHESS, ISBN 978-2-7132-2177-4)

Pranala luar

sunting