Sir James Brooke (29 April 1803 – 11 Juni 1868) adalah Raja Putih pertama Kerajaan Sarawak. Ayahnya bernama Thomas Brooke yang berkebangsaan Inggris, dan ibunya bernama Anna Maria yang dilahirkan di Hertfordshire yang merupakan putri dari seorang kolonel Skotlandia bernama William Stuart dan selirnya Harriott Teasdale. James Brooke dilahirkan di Secrore, pinggiran kota Benares, India pada tanggal 29 April 1803. James Brooke diangkat menjadi gubernur Sarawak dan diberi gelar Rajah oleh Sultan Brunei pada 18 Agustus 1842. Brooke hanya menguasai wilayah Sarawak yang paling barat, di sekitar Kuching. Ia berkuasa hingga kematiannya pada 11 Juni 1868. Dia dikenal sebagai Rajah Putih. Gelar ini diberikan oleh Sultan Brunei dan suku Iban di Kalimantan karena jasanya dalam membantu Brunei menghadapi pemberontakan saat itu. Gelar ini diresmikan pada 1841. Brooke dikirim ke Myanmar (Burma) dengan pasukan EIC pada 1825, terluka, kemudian dikirim ke Inggris untuk penyembuhan. Pada tahun 1830, ia kembali ke Madras, India untuk kembali bergabung dengan pasukan EIC.

James Brooke
Raja Sarawak
Lukisan James Brooke pada tahun 1847
Berkuasa18 Agustus 1842 – 11 Juni 1868 (25 tahun, 298 hari)
Penobatan18 Agustus 1842
Rajah MudaCharles
Kelahiran29 April 1803
Secrore, Benares, India
Kematian11 Juni 1868(1868-06-11) (umur 65)
Burrator, Britania Raya
WangsaRaja Putih
AyahThomas Brooke

Ia mencoba berdagang di Timur Jauh, tetapi tak sukses. Pada 1835, ayahnya meninggal dan mewariskan 30.000 poundsterling yang digunakannya untuk membeli kapal the Royalist. Ia kemudian merencanakan pelayaran ke Borneo, dan tiba di Kuching pada Agustus 1838. Di sana ia menyaksikan pemberontakan orang Dayak melawan Sultan Brunei. Ia kemudian menawarkan pertolongannya kepada Sultan, dan sebagai akibatnya diberi gelar Rajah Sarawak oleh sang Sultan yang berterima kasih (walau deklarasi resmi tak dibuat sampai 18 Agustus 1842).

Brooke mulai mendirikan dan mempererat kekuasaannya atas Sarawak; memperbaiki administrasi, menyusun hukum dan melawan perompakan yang menjadi persoalan terus menerus sepanjang pemerintahannya. Brooke kembali ke Inggris pada 1847 untuk sementara waktu, di sana ia diberi gelar "Freedom of the City" dari kota London, diangkat sebagai gubernur dan komisioner tinggi Labuan, konjen Inggris di Borneo dan dibentuklah KCB.

Brooke menjadi pusat kontroversi pada 1851 saat dakwaan perbuatan jahat terhadapnya membuat komisi kerajaan dibentuk di Singapura. Tuntutan itu tak terbukti namun tuduhan masih tetap membayangi Brooke.

Ia menguasai Sarawak sampai kematiannya pada 11 Juni 1868, setelah terkena 3 kali stroke lebih dari 10 tahun. Ia digantikan sebagai Rajah oleh keponakannya Charles Johnson Brooke.

Kisah keberanian James Brooke di Sarawak diceritakan dalam novel C. S. Godshalk Kalimantaan.

Referensi

sunting

A biography of Brooke is Emily Hahn, James Brooke of Sarawak (1953). He is treated in some detail in Robert Payne, The White Rajahs of Sarawak (1960), and Steve Runciman, The White Rajahs: A History of Sarawak from 1841 to 1946 (1960). Additional SourcesIngleson, John, Expanding the empire: James Brooke and the Sarawak lobby, 1839-1868, Nedlands, W.A.: Centre for South and Southeast Asian Studies, University of Western Australia, 1979. St. John, Spenser, Sir, The life of Sir James Brooke: rajah of Sarawak: from his personal papers and correspondence, Kuala Lumpur; New York: Oxford University Press, 1994. Tarling, Nicholas, The burthen, the risk, and the glory: a biography of Sir James Brooke, Kuala Lumpur; New York: Oxford University Press, 1982.

Didahului oleh:
tiada
Raja Putih
1841-1868
Diteruskan oleh:
Charles Johnson Brooke