Jalur trem uap Warungdowo–Alkmaar

jalur kereta api di Indonesia

Jalur trem uap Warungdowo–Alkmaar adalah jalur trem uap nonaktif di Kabupaten Pasuruan, termasuk dalam Wilayah Aset IX Jember dan VIII Surabaya.

Jalur trem uap Warungdowo–Alkmaar
Peta yang menunjukan jalur kereta api Warungdowo–Alkmaar
Ikhtisar
JenisJalur lintas cabang
SistemJalur trem uap
StatusTidak beroperasi
TerminusWarungdowo
Alkmaar
Operasi
Dibangun olehPasoeroean Stoomtram Maatschappij
Legalitas pembangunanGouvernements besluit 25 September 1896 No. 18
Dibuka1901
Ditutup
  • 1932 (Segmen Warungdowo–Alkmaar)
  • 1943 (Segmen Warungdowo–Alkmar)
  • 1976 (Segmen Warungdowo–Wonorejo)
PemilikPT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun, hanya sampai Wonorejo)
OperatorWilayah Aset IX Jember dan VIII Surabaya
Karakteristik lintasLintas datar
DepoPasuruan
Data teknis
Panjang rel27 km
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)

Dalam sejarahnya, PsSM mengajukan konsesi kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk membangun jaringan rel ke pedalaman Pasuruan. Pembangunan jalur ini lebih dititikberatkan untuk melayani angkutan barang berupa hasil bumi perkebunan dan mobilisasi angkutan gula untuk didistribusikan ke daerah lain maupun dikirim ke pelabuhan, walaupun juga melayani angkutan penumpang (para pegawai pabrik atau mobilisasi urban masyarakat desa). Pabrik-pabrik gula (suikerfabriek) yang dilayani pada jalur ini antara lain Sf.Wonoredjo (Wonorejo) dan Sf.Alkmaar (Purwosari).[1][2][3] Pada awalnya, perusahaan ini mendapat konsensi yang terbit dalam keputusan gubernur (governour besluit) 25 September 1896 No. 18 dengan trase yang diajukan Warungdowo–Alkmaar-Sengon. Akan tetapi, tanpa alasan yang jelas kemudian segmen Purwosari (Alkmaar)–Sengon dibatalkan/dicabut dengan keputusan gubernur (governour besluit) 5 Oktober 1914 No. 35 sehingga hanya terbangun Warungdowo–Alkmaar saja.[4] Sedangkan untuk operasional selanjutnya, layanan angkutan gula dari Sf.Alkmaar/PG.Alkmaar ke Stasiun Sengon terhubung dengan menggunakan rel lori tipe Decauville dengan lebar sepur 700 mm.

Untuk jalur ini, segmen Warungdowo–Wonorejo mulai beroperasi pada tanggal 17 Maret 1899, Wonorejo–Bakalan pada 7 Juni 1897, dan Bakalan–Alkmaar pada 8 Mei 1900.[4][5]

Jalur ini ditutup untuk layanan penumpang pada segmen Warungdowo–Alkmaar tahun 1932 akibat Depresi Besar yang berimbas banyaknya penutupan pabrik gula atau pengurangan tenaga kerja. Sedangkan, pada tahun 1942 jalurnya dibongkar pada masa pendudukan Jepang. Namun, segmen Warungdowo–Wonorejo diiaktifkan lagi oleh DKA hingga nonaktif kembali pada tahun 1976.[6][7]

Jalur terhubung

sunting

Lintas aktif

sunting

Tidak terhubung dengan lintas aktif manapun.

Lintas nonaktif

sunting

Daftar stasiun

sunting
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 26 Pasuruan
Segmen Warungdowo–Wonorejo
Panjang segmen 11 km
Diresmikan pada tanggal 17 Maret 1899
oleh Pasoeroean Stoomtram Maatschappij
Termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember
Warungdowo WDO Warung Dowo, Pohjentrek, Pasuruan km 6+205 dari Pasuruan Tidak beroperasi  
Wangkal WKK 1 km 7+518 Tidak beroperasi
Klojen WKK 2 km 7+922 Tidak beroperasi
Gambiran GIR km 9+866 Tidak beroperasi
Kurung KUR km 10+441 Tidak beroperasi
Pacarkeling PCK km 11+975 Tidak beroperasi
Areng-areng ARG km 13+186 Tidak beroperasi
Kluwut KUW km 15+032 Tidak beroperasi
5171 Wonorejo WRO km 16+750 Tidak beroperasi
Segmen Wonorejo–Bakalan
Panjang segmen 4 km
Diresmikan pada tanggal 7 Juni 1897
Termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya (de facto)
Blimbing (Pasuruan) Tidak beroperasi
Sudan Tidak beroperasi
Bakalan (Pasuruan) Tidak beroperasi
Segmen Bakalan–Alkmaar
Panjang segmen 4 km
Diresmikan pada tanggal 8 Mei 1900
Procong Tidak beroperasi
Alkmaar Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [8]
  • Stasiun nonaktif: [9][10]
  • Pengidentifikasi stasiun: [11]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [12]:106-124


Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Santoso, Roesdi. Kereta Api dari Masa ke Masa. 
  2. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Kluwer Technische Boeken B.V. 
  3. ^ Subarkah, Iman (1992). Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita, 1867-1992. Perum Kereta Api. 
  4. ^ a b (Belanda) S. A., Reitsma (1928). Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen. Batavia (Jakarta) – Weltevreden. 
  5. ^ Weijerman, A. W. E. (1904). Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië. Javasche Boekhandel & Drukkerij. 
  6. ^ Reitsma, S.A. (1925). Gedenkboek der staatsspoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië.
  7. ^ Staatspoor- en Tramwegen. 1926. Officieele reisgids der spoor- en tramwegen en aansluitende automobieldiensten op Java en Madoera. Solo: N.V. Sie Dhian Ho, Boekhandel en drukkerijen. Uitgave van 1 Mei 1926. (Tabel 3 & 3a, hlm. 30-1.)
  8. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  9. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  10. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  11. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  12. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.