Jalur kereta api Kalisat–Banyuwangi

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Kalisat–Banyuwangi adalah jalur kereta api utama di Indonesia yang termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember. Jalur ini menghubungkan Stasiun Kalisat di Kabupaten Jember hingga Stasiun Ketapang di Kabupaten Banyuwangi. Trase sesungguhnya dari jalur kereta api ini adalah menuju Banyuwangi Lama, bukan Ketapang. Jalur menuju Ketapang baru dirintis pada tahun 1984–1985 oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) seiring dengan beroperasinya Pelabuhan Ketapang yang baru sekaligus untuk meningkatkan kapasitas lintas kereta api penumpang dan juga angkutan Pupuk Sriwidjaja (Pusri).

Jalur kereta api Kalisat–Banyuwangi
Ikhtisar
JenisJalur lintas cabang
SistemJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
TerminusKalisat
Ketapang
Stasiun22
Operasi
Dibangun oleh
Dibuka
    • 1902–1903
    • 1985 (jalur baru Kabat–Ketapang)
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi IX Jember
DepoJember (lokomotif)
Ketapang (kereta penumpang)
Data teknis
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Kecepatan operasi60–80 kilometer per jam (37–50 mph)
Peta rute
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

ke Kotok
(Up arrow SB–BG–KLT)
0+000
Kalisat
+265 M
ke Ajung
(Right arrow KLT–PNR)
8+320
Ledokombo
+370 M
11+529
Sumbersalak
+422 M
16+020
Sempolan
+469 M
20+271
Garahan
+514 M
BH 129A
Terowongan
Garahan
113 m
BH?
Jembatan
Mrawan I
BH?
Jembatan
Mrawan II
BH?
Jembatan
Mrawan III
29+880
Mrawan
+524 M
BH 152A
Terowongan
Mrawan
690 m
37+390
Kalibaru
+428 M
42+500
Krikilan
+361 M
44+752
Glenmore
+342 M
47+742
Kempit
+322 M
50+954
Sumberwadung
+312 M
54+766
Kalisetail
+272 M
62+090
Temuguruh
+196 M
66+316
Singojuruh
+160 M
ke Kalidalem
(Left arrow RGP–BEN)
72+197
Rogojampi
+89 M
76+557
0+000
Kabat
+47 M
80+570
Dadapan
+37 M
85+964
Banyuwangi
+6 M
Banyuwangi
Pelabuhan
6+855
Banyuwangi
Kota
+82 M
12+630
Argopuro
+56 M
18+484
Ketapang
ferry/water interchange
+7 M
Gudang Pusri

elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Jalur ini tergolong tidak padat frekuensinya karena setiap harinya hanya ada 14 kereta api reguler yang melintas. Jalur ini dibina oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya dalam Direktorat Jenderal Perkeretaapian.[1] Seluruh jalur kereta api ini tunggal dan menggunakan persinyalan mekanik tipe Siemens & Halske semiotomatis.[2]

Jalur ini melintasi wilayah yang terdiri atas pegunungan dan dataran tinggi. Pada petak KalisatLedokombo terdapat puluhan bukit yang ada di tepian rel. Semakin ke timur, mulai dari Kalibaru ruang jarak (spasial) antara jalur rel dan permukiman amatlah sempit.

Di utara Stasiun Ketapang terdapat petak balon (balloon loop) yang menggantikan pemutar rel di jalur ujung lain. rute balon ini disebut demikian karena bentuknya yang seperti balon. Rute ini berawal dari Stasiun Ketapang masuk kembali ke jalan raya melintasi pabrik-pabrik seperti Pusri, Pelabuhan Meneng, dan Djakarta Lloyd.[3] Namun, rute balon tersebut kini sudah tidak dipergunakan karena pabrik-pabrik tersebut mengganti moda transportasi barang-barangnya. Kini rute balon tersebut diperkecil dan terletak di selatan jalan kecil yang menghubungkan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Lingkar Ketapang.

Sejarah

sunting

Pembangunan jalur Kalisat–Banyuwangi Lama

sunting
 
Rel di sekitar Terowongan Mrawan, saat proses pembangunan.

Sulitnya mengangkut hasil bumi dari wilayah Banyuwangi yang merupakan daerah yang terisolasi dan dikurung oleh bukit-bukit terjal yang tidak bisa dilalui jalan desa maupun jalur pedati mengakibatkan Staatsspoorwegen (SS) menawarkan kereta api sebagai solusi dalam mengangkut hasil-hasil bumi dari wilayah tersebut.[4] Pemerintah mendukung rencana tersebut dengan diterbitkannya Rencana Umum Perkeretaapian di Pulau Jawa pada 12 Oktober 1893. Jalur kereta api Kalisat–Banyuwangi merupakan salah satu prioritas dalam rencana tersebut.[5]:52-53

Tepat setelah pembangunan jalur kereta api Kalisat–Panarukan, maka pada tahun 1897, dibangunlah jalur menuju Banyuwangi ini.[6] Pada 31 Desember 1898, pemerintah mengeluarkan peraturan yang menjadi dasar dibangunnya jalur ini.[5]:58 Jalur ini dibangun membelah gunung, melintasi dua terowongan, serta memiliki jembatan yang cukup dalam di petak Garahan–Mrawan.[6] Pada 10 Desember 1902, segmen sepanjang 30 kilometer dari Kalisat hingga Terowongan Mrawan selesai dibangun. Jalur menuju Banyuwangi kemudian selesai pada 2 Februari 1903, menandai dibuka penuhnya jalur ini untuk layanan umum oleh SS.[5]:58

Meskipun operasi jalur ini sekarang menjadi "lintas utama", jalur ini awalnya dibangun oleh SS sebagai lintas cabang/simpangan (zijtak), karena lintas utama dari jaringan jalur kereta api lintas timur adalah Kalisat–Panarukan, yang justru secara operasional berubah sebaliknya. Di awal-awal operasinya, tepatnya pada tanggal 27 Februari 1908, terjadi gempa bumi yang melanda Pegunungan Gumitir dan Banyuwangi. Akibatnya, terjadi longsoran Terowongan Mrawan, tetapi tidak sampai membuat lubang di dalam terowongan runtuh. Hal ini memungkinkan perbaikan bisa dilangsungkan paling cepat hingga lima hari ke depan.[7]

Begitu jalur ini dibuka, 3.000 kepala keluarga memutuskan untuk bertempat tinggal di pinggir rel di jalur ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya jalur kereta api sebagai penggerak ekonomi kala itu.[8]

Pembangunan jalur baru Ketapang dan penutupan segmen Kabat–Banyuwangi Lama

sunting
 
Jembatan rel yang sudah tidak difungsikan di Sumberrejo

Pada 7 September 1985, jalur kereta api baru telah selesai dibangun oleh PJKA dari Stasiun Kabat menuju Stasiun Ketapang yang mengakibatkan segmen ke Banyuwangi Lama berangsur-angur menurun lalu lintasnya. Di samping melayani penumpang, jalur kereta api tersebut juga dibangun untuk mendukung operasional gudang Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di area Pelabuhan Meneng.[9]

Segmen ke Banyuwangi Lama resmi ditutup pada 31 Maret 1988.[10] Sejak dekade 90-an, jalur ini sudah tidak dioperasikan lagi karena digantikan oleh jalur baru dari Stasiun Kabat menuju Ketapang yang memiliki akses cukup dekat menuju Pelabuhan Ketapang (dan bahkan lebih dekat untuk menyeberang ke Bali daripada pelabuhan Boom).

Keadaan di jalur rel ini berbeda antara satu kawasan dengan kawasan lain. Stasiun Kabat sudah tidak difungsikan dan yang bisa dilihat adalah bangunan tanpa atap yang dijalari rumput liar. Stasiun Banyuwangi Lama juga sudah tidak difungsikan dan kini menjadi kompleks pertokoan, tetapi arsitektur asli dari stasiun ini masih dijaga. Jalur yang melewati Desa Kedayunan masih ada meskipun hanya besi relnya saja dan bantalannya telah hilang. Di Perumahan Kalirejo Permai besi-besi rel ini sudah dilepas untuk dijual, bahkan ada beberapa rumah yang memiliki pagar dari bekas rel kereta api. Perlintasan kereta di Jalan S. Parman kini telah dibangun pos polisi di atasnya. Jalan Kepiting di Kelurahan Sobo adalah jalan raya baru yang dibangun sesaat setelah rel sudah tidak difungsikan, di sisi kanan dan kiri Jalan Kepiting terdapat besi tiang berkarat yang dulunya mungkin berwarna biru-putih, tanda sebuah rel kereta pernah ada di sana. Perkampungan warga dan komplek pertokoan dibangun di atas rel yang telah mati ini dari Kertosari hingga Karangrejo. Beberapa palang perlintasan manual juga masih ada, seperti yang terdapat di rel yang melintasi Jalan Ikan Sadar, Karangrejo. Beberapa bekas gedung atau pabrik industri juga terdapat di lokasi-lokasi dekat jalur rel menandakan bahwa dulu terdapat kegiatan industri yang memanfaatkan kereta api. Beberapa pabrik yang terkenal adalah pabrik bernama Naga Bulan, sebuah perusahaan pengolahan minyak kopra. Dan sisa-sisa dari jalur rel ini masih bisa ditelusuri sampai ke Pantai Boom, tetapi turntable yang dulu ada di ujung jalur ini sudah hilang.

Pendirian bangunan permanen di atas jalur mati Kabat-Banyuwangi menyalahi aturan UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang menyatakan bahwa aset lahan sekitar jalur KA adalah milik negara dan tidak bisa dimiliki oleh warga. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala Bagian PT KAI Daerah Operasi IX Jember, Gatut Setyatmoko. Hal ini menyebabkan bangunan permanen tersebut harus siap sewaktu-waktu ditertibkan tanpa pemberian ganti rugi.[11]

Profil jalur

sunting
Segmen Jenis rel Bantalan Laju maksimum
Kalisat–Garahan R54 Beton 70 km/jam
Garahan–Mrawan 60 km/jam (di terowongan dibatasi hingga 50 km/jam)
Mrawan–Kalibaru 70 km/jam (di terowongan dibatasi hingga 50 km/jam

dan di tikungan tajam dibatasi hingga 60 km/jam)

Kalibaru–Temuguruh 80 km/jam (di tikungan tajam dibatasi antara 60 hingga 70 km/jam)
Temuguruh–Ketapang R42 Beton dan besi (sebagian di petak Banyuwangi Kota-Argopuro)

Jalur terhubung

sunting

Lintas aktif

sunting

Surabaya–Bangil–Kalisat

Lintas nonaktif

sunting

Layanan kereta api

sunting

Antarkota

sunting
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif-Ekonomi Premium
Wijayakusuma CilacapSurabaya GubengKetapang
Ekonomi
Sri Tanjung LempuyanganSurabaya KotaKetapang
Logawa PurwokertoSurabaya Gubeng–Ketapang
Lintas timur Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif
Mutiara Timur Surabaya GubengKetapang
Eksekutif-Ekonomi
Mutiara Timur Surabaya Pasarturi–Ketapang
Ijen Ekspres Malang–Ketapang
Ekonomi
PB Probowangi Surabaya GubengKetapang
TA Tawang Alun Malang KotalamaKetapang
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif-Ekonomi
Blambangan Ekspres Pasar SenenSurabaya PasarturiKetapang
Nama kereta api Relasi perjalanan
PW Pandanwangi JemberKetapang

Daftar stasiun

sunting

Lintas aktif

sunting
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas JemberKetapang
Segmen KalisatMrawan
Diresmikan pada tanggal 10 September 1902
oleh Staatsspoorwegen Oosterlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember
5503 Kalisat KLT Jalan HOS Cokroaminoto 1, Kalisat, Kalisat, Jember km 214+462 lintas Surabaya KotaProbolinggoKalisatPanarukan
km 0+000 lintas KalisatKabatBanyuwangi
+265 m Beroperasi  
5504 Ledokombo LDO Sumberlesung, Ledokombo, Jember km 8+320 +370 m Beroperasi  
5505 Sumbersalak SBS Sumbersalak, Ledokombo, Jember km 11+529 +422 m Tidak beroperasi  
5506 Sempolan SPL Sumberjati, Silo, Jember km 16+020 +469 m Beroperasi  
5507 Garahan GRN Garahan, Silo, Jember km 20+271 +514 m Beroperasi  
BH 129A
Terowongan Garahan
panjang: 113 m
letak: km 25
Dibangun pada tahun 1901–1902
5508 Mrawan MRW Sidomulyo, Silo, Jember km 29+880 +524 m Beroperasi  
Segmen MrawanBanyuwangi
Diresmikan pada tanggal 2 Februari 1903
BH 152A
Terowongan Mrawan
panjang: 690 m
letak: km 30
Dibangun pada tahun 1901–1902, disempurnakan pada tahun 1910
5509 Kalibaru KBR   Jalan Raya Jember-Banyuwangi, Kalibaruwetan, Kalibaru, Banyuwangi km 37+390 +428 m Beroperasi  
5511 Krikilan KKL Tegalharjo, Glenmore, Banyuwangi km 42+500 +361 m Tidak beroperasi  
5512 Glenmore GLM Sepanjang, Glenmore, Banyuwangi km 44+752 +342 m Beroperasi  
5513 Kempit KMP Sumbergondo, Glenmore, Banyuwangi km 47+742 +322 m Tidak beroperasi  
5514 Sumberwadung SWD Tulungrejo, Glenmore, Banyuwangi km 50+954 +312 m Beroperasi  
5515 Kalisetail KSL Jambewangi, Sempu, Banyuwangi km 54+766 +272 m Beroperasi  
5516 Temuguruh TGR Gendoh, Sempu, Banyuwangi km 62+090 +196 m Beroperasi  
5517 Singojuruh SGJ Singojuruh, Singojuruh, Banyuwangi km 66+316 +160 m Beroperasi  
5518 Rogojampi RGP Jalan Stasiun Rogojampi, Rogojampi, Rogojampi, Banyuwangi km 72+197 lintas Kalisat-Kabat-Banyuwangi
km 0+000 lintas Rogojampi-Benculuk
+89 m Beroperasi  
5519 Kabat KBT Kabat, Kabat, Banyuwangi km 76+557 lintas Kalisat-Kabat-Banyuwangi
km 0+000 lintas Kabat-Ketapang
+47 m Tidak beroperasi  
Segmen KabatKetapang
Diresmikan pada tanggal 1985
oleh PJKA
5532 Banyuwangi Kota
d.h. Karangasem
BWI Jalan Stasiun Karangasem, Bakungan, Glagah, Banyuwangi km 6+855 +82 m Beroperasi  
5533 Argopuro AGO Jalan Stasiun Argopuro, Klatak, Kalipuro, Banyuwangi km 12+630 +56 m Beroperasi  
5534 Ketapang
d.h. Banyuwangi Baru
KTG   Jalan Gatot Subroto 36, Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi km 18+484 +7 m Beroperasi  

Lintas nonaktif Kabat–Banyuwangi

sunting
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Segmen MrawanBanyuwangi
Diresmikan pada tanggal 2 Februari 1903
5519 Kabat KBT Kabat, Kabat, Banyuwangi km 76+557 lintas Kalisat-Kabat-Banyuwangi
km 0+000 lintas Kabat-Banyuwangi Baru
+47 m Tidak beroperasi  
5521 Dadapan DPA   Jalan Raya Jember-Banyuwangi, Dadapan, Kabat, Banyuwangi km 80+570 +37 m Tidak beroperasi  
5530 Banyuwangi BW Karangrejo, Banyuwangi, Banyuwangi km 85+964 +6 m Tidak beroperasi  
- Banyuwangi Pelabuhan BWH km 88+xxx Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang dicetak tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang dicetak miring merupakan stasiun nonaktif.

Referensi:

  • Letak stasiun: [12]
  • Pengidentifikasi stasiun: [13]
  • Tanggal pembukaan jalur: [14]:106-124


Galeri

sunting

Lintas nonaktif Kabat–Banyuwangi

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ PUSDATIN. "PM 36 TAHUN 2022". jdih.kemenhub.go.id. Diakses tanggal 2025-01-28. 
  2. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  3. ^ Jalur mati di daerah Banyuwangi
  4. ^ Reitsma, S.A. (1920). Indische Spoorweg-Politik. Landsdrukkerij. 
  5. ^ a b c Reitsma, Steven Anne (1928). Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen (dalam bahasa Belanda). Weltevreden: G. KOLFF & Co. 
  6. ^ a b "de Vooltooiing van Spoorweg Kalisat-Banjoewangi". de Indische Gids. 25 (1): 653–655. 1903. 
  7. ^ "De aardstorting bij den spoortunnel Mrawan". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie. 5 Mei 1908. 
  8. ^ Veth, P.J.; Snelleman, J.F.; Niermeyer, J.F. (1907). Java: geographisch, ethnologisch, historisch. De Erven F. Bohn. 
  9. ^ "Pembangunan Perhubungan Merangsang Perkembangan Daerah Terpencil". Harian Neraca. 7 Januari 1988. 
  10. ^ Dokumen Lintas Cabang yang Masih Aktif dan Tidak Aktif (PPK.8-2011/OR/ORP-KP.BD). Bandung: Kereta Api Indonesia.
  11. ^ Baihaqi, Agus. Sabtu, 22 September 2012. Radar Banyuwangi.
  12. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2025 (PDF). Bandung: Kereta Api Indonesia (Persero). 2024-12-30. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2025-01-27 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 
  13. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  14. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 

Peta rute:

KML is not from Wikidata