Jalur kereta api Balung–Ambulu

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Balung–Ambulu adalah salah satu jalur kereta api nonaktif di Jawa Timur yang termasuk dalam Wilayah Aset IX Jember dengan panjang lintas kurang lebih 13,801 km serta lebar sepur 600 mm.

Jalur kereta api Balung–Ambulu
Ikhtisar
JenisJalur lintas cabang
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
TerminusBalung
Ambulu
Operasi
Dibuka3 Mei 1913
Ditutup1945/1972
PemilikPT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun)
OperatorWilayah Aset IX Jember
Data teknis
Lebar sepur600 mm
Kecepatan operasi20 s.d. 40 km/jam

Sejarah

sunting

Tak banyak literatur berbahasa Belanda yang membahas jalur ini. Tetapi menurut Lekkerkerker (1938) dalam bukunya yang berjudul Land-en-Volk van Java menyebutkan bahwa jalur-jalur kereta api lintas selatan Lumajang–Jember ini aslinya adalah jalur trem dengan lebar sepur 600 mm. Pembangunan diprakarsai oleh Staatsspoorwegen, dengan membuat jalurnya dari Rambipuji menuju Puger via Balung.

Jalur dan stasiun-stasiunnya sendiri dibuka untuk pelayanan umum pada tanggal 3 Mei 1913 untuk segmen Rambipuji–Balung dan dilanjut menuju Puger beserta cabangnya menuju Ambulu. Karena volume angkutan yang semakin banyak, SS memutuskan untuk mengubah sepurnya menjadi 1.067 mm pada tanggal 1 November 1929 dan lintas menuju Puger pun dicabut, tetapi tidak untuk jalur menuju Ambulu.[1][2]

Pada 25 April 1930, koran "De Indische Courant" mengabarkan bahwa SS berencana membuka perhentian baru di lintas ini yang kelak bernama Stopplaats Baloengbrug pada 1 Mei 1930. Dikutip dari koran tersebut, perhentian ini terletak pada km 0+556 Lintas Balung—Ambulu. Sayangnya, terdapat ketidaksinkronan informasi antara koran tersebut dengan Buku Jarak penerbitan Mei 2004 oleh PT KA yang justru menyebutkan bahwa di km 0+556 tidak ada perhentian, tetapi bila bergeser ke km 0+525 terdapat perhentian bernama Balungpasar (BUGP).[3] Kedua versi nama perhentian tersebut memang berbeda, tetapi bila ditinjau dari perbedaan letak km-nya yang tidak jauh, kemungkinan masih merupakan perhentian yang sama.

Jalur ini sempat ditutup pada tahun 1945. Namun ada versi lain yang menyebut bahwa jalur ini sempat dihidupkan lagi (bahkan nama-namanya dicatat dalam Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun dan Perhentian). Bahkan hal ini diperkuat dengan adanya jalur rel dengan sepur 600 mm tertancap di dalam bangunan utama Stasiun Balung. Sepur 600 mm di jalur ini punah pada tahun 1972.[4]

Jalur terhubung

sunting

Lintas aktif

sunting

Jalur ini tidak terhubung dengan lintas aktif mana pun.

Lintas nonaktif

sunting

Daftar stasiun

sunting
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 26 Lumajang
Segmen Balung–Ambulu
Diresmikan pada tanggal 3 Mei 1913
oleh Staatsspoorwegen Oosterlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember
5822 Balung BUG Balung Lor, Balung, Jember km 64+575 lintas KlakahLumajangBalungRambipuji
km 12+033 lintas RambipujiPuger
km 0+478 lintas Balung–Ambulu
+23 m Tidak beroperasi
5838 Balung Pasar BUP km 0+525 Tidak beroperasi
- Balung Kidul km 2+001 Tidak beroperasi
5837 Glundengan GLU km 2+833 Tidak beroperasi
5836 Curahtepas CHT km 4+120 Tidak beroperasi
5835 Wuluhan WHN km 7+352 Tidak beroperasi
5834 Wuluhan Wetan WHW km 9+517 Tidak beroperasi
5833 Kesilir Kulon KIK km 10+893 Tidak beroperasi
5832 Kesilir KIR km 12+028 Tidak beroperasi
5831 Ambulu ABL Ambulu, Jember km 13+801 Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [5]
  • Stasiun nonaktif: [6][7]
  • Pengidentifikasi stasiun: [8]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [9]:106-124


Referensi

sunting
  1. ^ Lekkerkerker, C.G. (1938). Land en volk van Java. J.B. Wolters' Uitgevers-Maatschappij. 
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama verslag
  3. ^ "Staatsspoor- en Tramwegen op Java: Bekendmaking". delpher.nl. De Indische Courant. 25 April 1930. 
  4. ^ okler.net. "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-10-11. 
  5. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  6. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  7. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  8. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  9. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.