Jalan Radio Dalam Raya
Jalan Radio Dalam Raya adalah nama salah satu jalan utama Jakarta. Jalan ini menghubungkan Kebayoran Baru di utara dan Pondok Indah di selatan. Jalan ini melintang sepanjang 1,7 kilometer dari persimpangan Jalan Kramat Pela, Jalan KH Ahmad Dahlan Kebayoran, dan Jalan Gandaria 1 sampai persimpangan Jalan Haji Nawi dan Jalan Margaguna. Jalan ini berada di Jakarta Selatan. Jalan ini melintasi kelurahan Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di jalan ini terdapat banyak toko dan tempat makan.[1]
Asal Usul Nama Jalan Radio Dalam
suntingRadio Dalam merupakan bagian dari Kelurahan Gandaria Utara. Dalam beberapa catatan tertulis wilayah ini dahulunya dikenal sebagai Gandaria Noord. Merupakan tanah partikelir yang termasuk ke dalam afdeeling Meester Cornelis, residentie Batavia.[2]
Di dalam gapura Jalan Radio Dalam Raya Nomor 25, Gandaria Utara, Kebayoran Baru, terdapat sebuah bangunan bernuansa jadul. Bangunan ini ternyata merupakan transmitter radio pertama yang ada di Jakarta.[3]
Transmitter ini dibangun pada awal tahun 1930 sebagai pelengkap transmitter radio yang ada di kaki Gunung Malabar. Transmitter ini kemudian terus digunakan sebagai pemancar untuk Radio Republik Indonesia (RRI). Keberadaan bangunan transmitter radio inilah yang menjadikan wilayah ini dikenal sebagai wilayah Radio Dalam.[3]
Soerat-soerat kabar Olanda rameh sekali bitjaraken oeroesan kawat radio. Ampir saban hari orang liat toelisan berkolom-kolom pandjangnja tentang ini oeroesan. Jang satoe bilang begini, jang laen bilang begitoe. Tapi rata-rata pada njomel pandjangpendek. Itoe radio-station jang menelan boekan sedikit ongkos di Malabar roeparoepanja tiada bisa bekerdja sabagimana moestinja. ... Djoega ini oeroesan radio-station ada koerang terang dan kaloe ada apaapa jang tiada terang tentoe sadja sana sini orang berbisik ini dan itoe. Satoe soerat kabar Olanda sampe goenaken oetjapan „wanhopig geknoei” atawa „perkara knoei jang roewet”. (Sin Po, 20 Oktober 1923)[2]
Demikian sekilas informasi awal tentang latar belakang dibangunnya pemancar baru di daerah Kebayoran. Dalam berita itu diterangkan adanya isu tentang kurang berfungsinya stasiun pemancar radio di daerah Malabar, Jawa Barat.[2]
Kehadiran pemancar di radio dalam melengkapi pemancar RRI yang ada di kaki Gunung Malabar. RRI lahir pada 11 September 1945. RRI berdiri sebulan setelah radio Hoso Kyoku berhenti siaran pada 19 Agustus 1945. Hoso Kyoku adalah pusat radio siaran Jepang yang berkedudukan di Jakarta.[4]
Transportasi
suntingJalur Bus
Berikut ini adalah trayek bus yang melayani Jalan Radio Dalam
- Transjakarta rute lintas perbatasan S21 Ciputat - CSW/Kejagung (Beroperasi Setiap Hari dari Pukul 05.00 - 22.00 WIB)
- Transjakarta rute feeder stasiun MRT Jakarta MR5 St. MRT Blok A - Radio Dalam (Tidak Beroperasi)
- Transjakarta rute lintas perbatasan S41 Terminal Pondok Cabe - Tanah Abang (Tidak Beroperasi)
- Metromini rute S72 Blok M - Lebak Bulus (Berhenti Beroperasi Sejak 2020)
- Koantas Bima rute P102 Ciputat - Tanah Abang (Berhenti Beroperasi Sejak 2020)
Persimpangan
suntingJalan ini memiliki 2 persimpangan utama, yaitu:
Referensi
sunting- ^ Wira, Ni Nyoman (2017-07-23). "Jakpost guide to Jl. Radio Dalam". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-31.
- ^ a b c Achmad, Syahril (2021-07-06). "ERA SILAM RADIO DALAM". ERA SILAM RADIO DALAM. Diakses tanggal 2022-07-18.
- ^ a b Nurfadila, Yasmin. "Kisah Panjang di Kebayoran, Ada Bangunan Asal Usul Nama Radio Dalam". detikcom. Diakses tanggal 2022-07-18.
- ^ Jafriyal, author (2022-06-21). "Jejak Awal Nama Jalan Radio Dalam, dari Stasiun Pemancar Kini Menunggu Kepastian". indozone.id. Diakses tanggal 2022-07-18.