Jaekelopterus
Jaekelopterus | |
---|---|
Fosil J. rhenaniae di Museum Sejarah Alam Mainz, Jerman | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Subfilum: | |
Kelas: | |
Ordo: | Eurypterida (punah)
|
Superfamili: | Pterygotioidea (punah)
|
Famili: | Pterygotidae (punah)
|
Genus: | Jaekelopterus (punah) Waterston, 1964
|
Spesies tipe | |
Jaekelopterus rhenaniae (Jaekel, 1914)
| |
Spesies | |
| |
Sinonim | |
|
Jaekelopterus adalah sebuah eurypterida predator, yaitu sebuah kelompok dari artropoda laut punah. Fosil dari Jaekelopterus sudah ditemukan pada deposit yang berasal dari periode Devon Awal, dari subkala Pragium dan Emsium. Dari genus ini, sudah diketahui dua spesies: Tipe spesiesnya, J. rhenaniae dari deposit stratum air payau dan air tawar dari Rhineland, dan J. howelli dari strata muara di Wyoming. Nama generiknya menggabungkan nama dari paleontolog German Otto Jaekel, yang mendeskripsikan spesies tipenya, dan kata bahasa Yunani πτερόν (pteron), yang berarti "sayap".
Bedasarkan sisa-sisa fosil terisolasi dari chelicera besar dari Formasi Klerf, Jerman, J. rhenaniae di prediksi dapat mencapai panjang tubuh rata-rata yaitu 2.3 - 2.6 meter, menjadikannya artropoda terbesar yang pernah ditemukan, melebihi ukuran artropoda lainnya seperti sejenis eurypterida Acutiramus dan Pterygotus; dan kaki seribu Arthropleura. Ukuran J. howelli lebih kecil, dengan panjang tubuh yaitu 80 cm.[1]
Secara wujud keseluruhan, genus ini memiliki bentuk tubuh yang serupa dengan eurypterida pterygotidae lainnya, memiliki telson (bagian paling belakang dari tubuh) yang besar dan melebar, serta capit dan anggota gerak depan yang besar. Kedua spesies dari Jaekelopterus pertamakali
dideskripsikan sebagai sebuah spesies yang berkerabat dekat yaitu Pterygotus, namun dijadikan genusnya sendiri, bedasarkan sebuah perbedaan yang dilihat dari anggota gerak genitalnya. Meski ciri tubuh ini sekarang sudah dibuktikan sebagai sebuah misidentifikasi, ciri lainnya yang membedakan genus ini dengan kerabatnya sudah diidentifikasikan, yang meliputi sebuah telson dengan bentuk segitiga dan kemiringan yang khas dari dentikel pada capitnya.
Chelicera dan mata majemuk dari hewan ini mengindikasikan bahwa Jaekelopterus merupakan sebuah predator yang aktif dan kuat dengan ketajaman penglihatan yang tinggi, kemungkinan merupakan predator puncak pada ekosistem Euramerika periode Devon Awal. Meski eurypterida seperti Jaekelopterus umum dikenal sebagai "kalajengking laut", strat letak fosil Jaekelopterus ditemukan menyarankan bahwa hewan ini tinggal pada ekosistem air tawar.
Referensi
sunting- ^ Braddy, Simon J.; Poschmann, Markus; Tetlie, O. Erik (2007). "Giant claw reveals the largest ever arthropod". Biology Letters. 4 (1): 106–109. doi:10.1098/rsbl.2007.0491. PMC 2412931 . PMID 18029297.