Izaak Huru Doko

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan

Izaak Huru Doko (20 November 1913 – 29 Juli 1985)[1] adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.

Izaak Huru Doko
Wakil Menteri Penerangan Negara Indonesia Timur
Masa jabatan
15 Desember 1947 – 12 Januari 1949
Sebelum
Pendahulu
R. Claproth
Pengganti
jabatan dihapuskan
Sebelum
Menteri Penerangan Negara Indonesia Timur
Masa jabatan
12 Januari 1949 – 14 Maret 1950
Sebelum
Pendahulu
Burhanuddin
Pengganti
W. J. Ratulangi
Sebelum
Menteri Pendidikan Negara Indonesia Timur
Masa jabatan
14 Maret 1950 – 10 Mei 1950
Sebelum
Pengganti
Ingkiriwang
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1913-11-20)20 November 1913
Belanda Sawu, Keresidenan Timor, Hindia Belanda
Meninggal29 Juli 1985(1985-07-29) (umur 71)
Indonesia Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
MakamTPU Damai, Kupang
KebangsaanIndonesia
Partai politikParkindo
Suami/istriDorkas Toepoe
AnakBenny Doko, Paul J. A. Doko, Victor W. F. Doko, Isayati M. Doko
Orang tua
  • Kitu Huru Doko (ayah)
  • Loni Doko (ibu)
PekerjaanPendidik, birokrat, politikus
JulukanCak Doko
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ia bersekolah di Hollandsch Indlandsche Kweekschool (HIK, Sekolah Guru Bantu untuk Bumiputra) di Bandung, Jawa Barat. Bersama Herman Johannes, ia memimpin Timorsche Jongeren (Pemuda Timor) dengan tujuan mempersatukan para pelajar Timor dan memiliki beberapa cabang yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.[2] Ia juga merintis berdirinya partai politik bernama Perserikatan Kebangsaan Timor dan menjadi ketua pada partai tersebut.[2][3]

Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, ia diangkat menjadi Kepala Bunkyo Kakari (Pengajaran/Penerangan) yang menangani pendidikan, kesehatan, penerangan dan keagamaan sejak tahun 1942 hingga 1945.[2][3] Di sisi lain, ia mengasuh surat kabar Timor Syuho untuk memelihara cita-cita kemerdekaan Indonesia.[2]

Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

sunting

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Izaak Huru Doko mendirikan Partai Demokrasi Indonesia yang memiliki cabang di Flores, Sumba dan Sumbawa.[3] Dalam hal ini, Ia diberi mandat oleh Partai Demokrasi Indonesia untuk memperjuangkan zelfbeschikkingsrecht (hak menentukan nasib sendiri) bagi bangsa Indonesia dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menghapuskan Korte Verklaring (Plakat Pendek) dan daerah-daerah Swapraja.[2] Selain itu, ia mengajukan tuntutan agar Karesidenan Timor digabungkan bersama dengan Bali dan Lombok.[3]

Penghargaan

sunting

Izaak Huru Doko dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2006 atas sumbangannya kemerdekaan Indonesia bersatu.[4] Ia juga dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 085/TK/2006 pada tanggal 3 November 2006.[2] Selain itu, namanya juga diabadikan pada salah satu ruas jalan di Kota Kupang.

Karya Tulis

sunting
  • Pahlawan-Pahlawan Suku Timor. Jakarta: Balai Pustaka, 1981.
  • Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Balai Pustaka, 1981.
  • Timor Pulau Gunung Fatuleu, Batu Keramat. Jakarta: Balai Pustaka, 1982.

Referensi

sunting

Doko, Paul J. A., peny. 100 Tahun I. H. Doko: Mengenang Perjuangan & Pengabdian Sang Pahlawan Nasional. Kupang: Artha Wacana Press, 2013.

Manafe, Aco. Pahlawan Nasional I. H. Doko: Berjuang Hingga Akhir. Kupang: Artha Wacana Press, 2011.

Catatan Kaki

sunting
  1. ^ ""Izaak Huru Doko Pahlawan Nasional NTT"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-18. Diakses tanggal 2011-02-25. 
  2. ^ a b c d e f Indonesia, Tokoh. "Pahlawan Nasional Asal NTT Pertama | TOKOH INDONESIA | TokohIndonesia.com | Tokoh.id | Halaman 5" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 2020-06-13. 
  3. ^ a b c d Lia Nuralia dan Iim Imadudin (2010). Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia. Bandung: Ruang Kata. hlm. 150. ISBN 978-602-8389-21-1. 
  4. ^ van Klinken, Gerry (2015). The Making of Middle Indonesia: Kelas Menengah di Kota Kupang 1930an-1980an. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 131. ISBN 978-979-461-921-6.