Isaac Newton

matematikawan dan fisikawan asal Inggris (1642–1727)
(Dialihkan dari Isaac newton)

Sir Isaac Newton FRS PRS (4 Januari 1643 – 31 Maret 1727[1]) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, teolog dan penulis Inggris yang secara luas diakui sebagai salah satu matematikawan, fisikawan terbesar, dan ilmuwan paling berpengaruh sepanjang masa. Dia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.[6]

Sir
Isaac Newton
FRS PRS
Potret Pria hitam dengan sebahu, rambut cokelat bergelombang, hidung besar dan tajam, dan tatapan terganggu
Issac Newton saat berusia 46 tahun pada lukisan karya Godfrey Kneller tahun 1689.
Lahir(1643-01-04)4 Januari 1643 [K.J. 25 Desember 1642][1]
Woolsthorpe, Lincolnshire, Inggris
Meninggal31 Maret 1727(1727-03-31) (umur 84) [K.J. 20 Maret 1726][1]
Kensington, Middlesex, Inggris
MakamWestminster Abbey
KebangsaanInggris
AlmamaterTrinity College, Cambridge
Dikenal atas
Penghargaan
Karier ilmiah
Bidang
Institusi
Pembimbing akademik
Mahasiswa ternama
Tanda tangan
Is. Newton

Karya bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687 dianggap sebagai buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik. Dalam karyanya ini, Newton menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad. Newton berhasil menunjukkan bahwa gerak benda di Bumi dan benda-benda luar angkasa lainnya diatur oleh sekumpulan hukum-hukum alam yang sama[7]. Dia membuktikannya dengan menunjukkan konsistensi antara hukum gerak planet Kepler dengan teori gravitasinya. Karyanya ini akhirnya menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme dan memajukan revolusi ilmiah.

Dalam bidang mekanika, Newton mencetuskan adanya prinsip kekekalan momentum dan momentum sudut. Dalam bidang optika, dia berhasil membangun teleskop pemantul yang pertama[8] dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa sebuah kaca prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya[7]. Dia juga merumuskan hukum pendinginan dan mempelajari kecepatan suara.

Dalam bidang matematika pula, bersama dengan karya Gottfried Leibniz yang dilakukan secara terpisah, Newton mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus integral[7]. Ia juga berhasil menjabarkan teori binomial, mengembangkan "metode Newton" untuk melakukan pendekatan terhadap nilai nol suatu fungsi, dan berkontribusi terhadap kajian deret pangkat.

Sampai sekarang pun Newton masih sangat berpengaruh di kalangan ilmuwan. Sebuah survei tahun 2005 yang menanyai para ilmuwan dan masyarakat umum di Royal Society mengenai siapakah yang memberikan kontribusi lebih besar dalam sains, apakah Newton atau Albert Einstein, menunjukkan bahwa Newton dianggap memberikan kontribusi yang lebih besar.[9]

Biografi

sunting

Masa-masa awal

sunting
 
Rumah Keluarga Newton di mana Lahirnya Isacc Newton

Isaac Newton dilahirkan pada tanggal 4 Januari 1643 [KJ: 25 Desember 1642] di Woolsthorpe-by-Colsterworth, sebuah hamlet (desa) di county Lincolnshire. Pada saat kelahirannya, Inggris masih mengadopsi kalender Julian, sehingga hari kelahirannya dicatat sebagai 25 Desember 1642 pada hari Natal. Ayahnya yang juga bernama Isaac Newton meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton. Newton dilahirkan secara prematur; dilaporkan pula ibunya, Hannah Ayscough, pernah berkata bahwa ia dapat muat ke dalam sebuah cangkir (≈ 1,1 liter). Ketika Newton berumur tiga tahun, ibunya menikah kembali dan meninggalkan Newton di bawah asuhan neneknya, Margery Ayscough. Newton muda tidak menyukai ayah tirinya dan menyimpan rasa benci terhadap ibunya karena menikahi pria tersebut, seperti yang tersingkap dalam pengakuan dosanya: "Threatening my father and mother Smith to burn them and the house over them."[10]

 
Newton pada tahun 1702
 
Isaac Newton (Bolton, Sarah K. Famous Men of Science. NY: Thomas Y. Crowell & Co., 1889)

Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon and Schuster) dan H. Eves:

Newton memulai sekolah saat tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di daerah Grantham dimana dia akhirnya menjadi anak terpandai di sekolahnya. Saat bersekolah di Grantham dia tinggal di-kost milik apoteker lokal yang bernama William Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge pada usia 19, Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke, Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran, kisah cintanya menjadi semakin tidak menentu dan akhirnya Storer menikahi orang lain. Banyak yang mengatakan bahwa dia, Newton, selalu mengenang kisah cintanya walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton memiliki seorang kekasih dan bahkan pernah menikah.

Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The King's School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton tidak menyukai pekerjaan barunya.[11] Kepala sekolah King's School kemudian meyakinkan ibunya untuk mengirim Newton kembali ke sekolah sehingga ia dapat menamatkan pendidikannya. Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.

Pada Juni 1661, Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge sebagai seorang sizar (mahasiswa yang belajar sambil bekerja).[12] Pada saat itu, ajaran universitas didasarkan pada ajaran Aristoteles, namun Newton lebih memilih untuk membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang lebih maju seperti Descartes dan astronom seperti Copernicus, Galileo, dan Kepler. Pada tahun 1665, ia menemukan teorema binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika yang pada akhirnya berkembang menjadi kalkulus. Segera setelah Newton mendapatkan gelarnya pada Agustus 1665, Universitas Cambridge ditutup oleh karena adanya Wabah Besar. Walaupun dalam studinya di Cambridge biasa-biasa saja, studi privat yang dilakukannya di rumahnya di Woolsthorpe selama dua tahun mendorongnya mengembangkan teori kalkulus, optika, dan hukum gravitasi. Pada tahun 1667, ia kembali ke Cambridge sebagai pengajar di Trinity.[13]

Masa dewasa

sunting

Matematika

sunting

Kebanyakan ahli sejarah percaya bahwa Newton dan Leibniz mengembangkan kalkulus secara terpisah. Keduanya pula menggunakan notasi matematika yang berbeda pula. Menurut teman-teman dekat Newton, Newton telah menyelesaikan karyanya bertahun-tahun sebelum Leibniz, namun tidak mempublikasikannya sampai dengan tahun 1693. Dia baru menjelaskannya secara penuh pada tahun 1704, manakala pada tahun 1684, Leibniz sudah mulai mempublikasikan penjelasan penuh atas karyanya. Notasi dan "metode diferensial" Leibniz secara universal diadopsi di Daratan Eropa, sedangkan Kerajaan Britania baru mengadopsinya setelah tahun 1820.

Dalam buku catatan Leibniz, dapat ditemukan adanya gagasan-gagasan sistematis yang memperlihatkan bagaimana Leibniz mengembangkan kalkulusnya dari awal sampai akhir, manakala pada catatan Newton hanya dapat ditemukan hasil akhirnya saja. Newton mengklaim bahwa ia enggan mempublikasi kalkulusnya karena takut ditertawakan. Newton juga memiliki hubungan dekat dengan matematikawan Swiss Nicolas Fatio de Duillier. Pada tahun 1691, Duillier merencanakan untuk mempersiapkan versi baru buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica Newton, namun tidak pernah menyelesaikannya. Pada tahun 1693 pula hubungan antara keduanya menjadi tidak sedekat sebelumnya. Pada saat yang sama, Duillier saling bertukar surat dengan Leibniz.[14]

Pada tahun 1699, anggota-anggota Royal Society mulai menuduh Leibniz menjiplak karya Newton. Perselisihan ini memuncak pada tahun 1711. Royal Society kemudian dalam suatu kajian memutuskan bahwa Newtonlah penemu sebenarnya dan mencap Leibniz sebagai penjiplak. Kajian ini kemudian diragukan karena setelahnya ditemukan bahwa Newton sendiri yang menulis kata akhir kesimpulan laporan kajian ini. Sejak itulah bermulainya perselisihan sengit antara Newton dengan Leibniz. Perselisihan ini berakhir sepeninggal Leibniz pada tahun 1716.[15]

Newton umumnya diakui sebagai penemu teorema binomial umum yang berlaku untuk semua eksponen. Ia juga menemukan identitas Newton, metode Newton, mengklasifikasikan kurva bidang kubik, memberikan kontribusi yang substansial pada teori beda hingga, dan merupakan yang pertama untuk menggunakan pangkat berpecahan serta menerapkan geometri koordinat untuk menurunkan penyelesaian persamaan Diophantus.

Ia dipilih untuk menduduki jabatan Lucasian Professor of Mathematics pada tahun 1669. Pada saat itu, para pengajar Cambridge ataupun pengajar Oxford haruslah seorang pastor Anglikan yang telah ditahbiskan. Namun, jabatan profesor Lucasian mengharuskan pula pejabatnya tidak aktif dalam gereja. Oleh karena itu, Newton berargumen bahwa ia seharusnyalah dibebaskan dari keharusan penahbisan. Raja Charles II menerima argumen ini dan memberikan persetujuan, sehingga konflik antara pandangan keagamaan Newton dengan gereja Anglikan dapat dihindari.[16]

Optika

sunting
 
Replika teleskop refleksi kedua Newton yang ia presentasikan ke Royal Society pada tahun 1672[17]

Dari tahun 1670 sampai dengan 1672, Newton mengajar bidang optika. Semasa periode ini, ia menginvestigasi refraksi cahaya, menunjukkan bahwa kaca prisma dapat membagi-bagi cahaya putih menjadi berbagai spektrum warna, serta lensa dan prisma keduanya akan menggabungkan kembali cahaya-cahaya tersebut menjadi cahaya putih.[18]

Dia juga menunjukkan bahwa cahaya berwarna tidak mengubah sifat-sifatnya dengan memisahkan berkas berwarna dan menyorotkannya ke berbagai objek. Newton mencatat bahwa tidak peduli apakah berkas cahaya tersebut dipantulkan, dihamburkan atau ditransmisikan, warna berkas cahaya tidak berubah. Dengan demikian dia mengamati bahwa warna adalah interaksi objek dengan cahaya yang sudah berwarna, dan objek tidak menciptakan warna itu sendiri. Ini dikenal sebagai teori warna Newton[19]

Dari usahanya ini dia menyimpulkan bahwa lensa teleskop refraksi akan mengalami gangguan akibat dispersi cahaya menjadi berbagai warna (aberasi kromatik). Sebagai bukti konsep ini dia membangun teleskop menggunakan cermin sebagai objektif untuk mengakali masalah tersebut. .[20] Pengerjaan rancangan ini, teleskop refleksi fungsional pertama yang dikenal, yang sekarang disebut sebagai teleskop Newton[20] melibatkan pemecahan masalah bagaimana menemukan bahan cermin yang cocok serta teknik pembentukannya. Newton menggosok cerminnya sendiri dari komposisi khusus logam spekulum yang sangat reflektif, menggunakan cincin Newton untuk menilai mutu optika teleskopnya. Pada akhir 1668[21] dia berhasil memproduksi teleskop pantul pertamanya. Pada tahun 1671 Royal Society meminta demonstrasi teleskop pantulnya.[22] Minat mereka mendorongnya untuk menerbitkan catatannya, On Colour (Tentang Warna), yang kemudian dikembangkannya menjadi Opticks.

Ketika Robert Hooke mengkritik beberapa gagasan Newton, dia begitu tersinggung sehingga dia menarik diri dari depan publik. Newton dan Hooke berkomunikasi singkat pada tahun 1679-1680, ketika Hooke, yang ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, menulis surat yang dimaksudkan untuk memperoleh sumbangan dari Newton untuk penerbitan Royal Society,[23] yang mendorong Newton untuk menyelesaikan bukti bahwa orbit elips planet merupakan hasil dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari (lihat hukum gravitasi Newton) dan De motu corporum in gyrum). Namun hubungan kedua ilmuwan tersebut umumnya tetap buruk sampai saat kematian Hooke.[24]

Newton berargumen bahwa cahaya terdiri dari partikel atau corpuscles, yang direfraksikan dengan percepatan ke dalam medium yang lebih rapat. Dia condong kepada teori gelombang seperti suara untuk menerangkan pola berulang pemantulan dan transmisi oleh film tipis (Opticks Bk.II, Props. 12), tapi masih mempertahankan teori 'fits' yang menentukan apakah corpuscles dipantulkan atau diteruskan. Para fisikawan kemudian lebih menyukai teori gelombang murni untuk cahaya untu menjelaskan pola interferensi, dan fenomena umum difraksi. Mekanika kuantum, foton, dan dualisme gelombang-partikel dewasa ini hanya memiliki kemiripan sedikit saja dengan pemahaman Newton terhadap cahaya.

Dalam Hypothesis of Light yang terbit pada tahun 1675, Newton mendalilkan keberadaan eter untuk menghantarkan gaya antarpartikel. Kontak dengan Henry More, seorang teosofis, membangkitkan minatnya dalam alkimia. Dia mengganti eter dengan gaya gaib yang didasarkan pada gagasan hermetis tentang gaya tarik dan tolak antara partikel. John Maynard Keynes, yang memperoleh banyak tulisan Newton tentang alkimia, menyatakan bahwa "Newton bukanlah orang pertama dari Abad Pencerahan (Age of Reason): dia adalah ahli sihir terakhir."[25] Minat Newton dalam alkimia tidak dapat dipisahkan dari sumbangannya terhadap ilmu pengetahuan; namun tampaknya dia memang meninggalkan penelitian alkimianya..[26] (Ini adalah ketika tidak ada perbedaan yang jelas antara alkimia dan sains). Bila saja dia tidak mengandalkan gagasan gaib aksi pada suatu jarak, dalam ruang hampa, dia mungkin tidak akan mengembangkan teori gravitasinya. (Lihat pula studi ilmu gaib Isaac Newton).

Pada tahun 1704 Newton menerbitkan Opticks, yang menguraikan secara terperinci teori korpuskular tentang cahaya. Dia menganggap cahaya terbuat partikel-partikel (corpuscles) yang sangat halus, bahwa materi biasa terdiri dari partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi bahwa melalui sejenis transmutasi alkimia "mungkinkah benda kasar dan cahaya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ... dan mungkinkah benda-benda menerima aktivitasnya dari partikel cahaya yang memasuki komposisinya?" ("Are not gross Bodies and Light convertible into one another, ...and may not Bodies receive much of their Activity from the Particles of Light which enter their Composition?" ( [27] Newton juga membangun bentuk primitif generator elektrostatik gesek, menggunakan bulatan gelas (Optics, 8th Query).

Di dalam artikel berjudul "Newton, prisms and the 'opticks' of tunable lasers[28] diindikasikan bahwa Newton dalam bukunya Opticks adalah yang pertama kali menunjukkan diagram penggunaan prisma sebagai pengekspansi berkas cahaya. Dalam buku yang sama dia memerikan, lewat diagram, penggunaan susunan prisma berganda. Sekitar 278 tahun setelah diskusi oleh Newton, pengekspansi prisma berganda menjadi pokok dari pengembangan laser tertalakan lebargaris sempit. Penggunaan prisma pengekspansi berkas ini berakibat terhadap pengembangan teori dispersi prisma berganda.[28]

Mekanika dan gravitasi

sunting
 
Salinan buku Principia milik Newton sendiri, dengan koreksi tulisan tangan untuk edisi kedua

Pada tahun 1679 Newton kembali mengerjakan mekanika benda langit, yaitu gravitasi dan efeknya terhadap orbit planet-planet, dengan Referensi terhadap hukum Kepler tentang gerak planet. Ini dirangsang oleh pertukaran surat singkat pada masa 1679-80 dengan Hooke, yang telah ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, dan membuka korespondensi yang dimaksudkan untuk meminta sumbangan dari Newton terhadap jurnal ilmiah Royal Society.[23] Bangkitnya kembali ketertarikan Newton terhadap astronomi mendapatkan rangsangan lebih lanjut dengan munculnya komet pada musim dingin 1680-1681,yang dibahasnya dalam korespondensi dengan John Flamsteed.[29] Setelah diskusi dengan Hooke, Newton menciptakan bukti bahwa bentuk elips orbit planet akan berasal dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari. Newton mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond Halley dan ke Royal Society dalam De motu corporum in gyrum, sebuah risalah yang ditulis dalam 9 halaman yang disalin ke dalam buku register Royal Society pada Desember 1684[30] Risalah ini membentuk inti argumen yang kemudian akan dikembangkan dalam Principia.

Principia dipublikasikan pada 5 Juli 1687 dengan dukungan dan bantuan keuangan dari Edmond Halley. Dalam karyanya ini Newton menyatakan hukum gerak Newton yang memungkinkan banyak kemajuan dalam revolusi Industri yang kemudian terjadi. Hukum ini tidak direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian, dan masih merupakan fondasi dari teknologi non-relativistik dunia modern. Dia menggunakan kata Latin gravitas (berat) untuk efek yang kemudian dinamakan sebagai gravitasi, dan mendefinisikan hukum gravitasi universal.

Dalam karya yang sama, Newton mempresentasikan metode analisis geometri yang mirip dengan kalkulus, dengan 'nisbah pertama dan terakhir', dan menentukan analisis untuk menentukan (berdasarkan hukum Boyle) laju bunyi di udara, menentukan kepepatan bentuk sferoid Bumi, memperhitungkan presesi ekuinoks akibat tarikan gravitasi bulan pada kepepatan Bumi, memulai studi gravitasi ketidakteraturan gerak Bulan, memberikan teori penentuan orbit komet, dan masih banyak lagi.

Newton memperjelas pandangan heliosentrisnya tentang tata surya, yang dikembangkan dalam bentuk lebih modern, karena pada pertengahan 1680-an dia sudah mengakui Matahari tidak tepat berada di pusat gravitasi tata surya[31] Bagi Newton, titik pusat Matahari atau benda langit lainnya tidak dapat dianggap diam, namun seharusnya "titik pusat gravitasi bersama Bumi, Matahari dan Planet-planetlah yang harus disebut sebagai Pusat Dunia", dan pusat gravitasi ini "diam atau bergerak beraturan dalam garis lurus". Newton mengadopsi pandangan alternatif "tidak bergerak" dengan memperhatikan pandangan umum bahwa pusatnya, di manapun itu, tidak bergerak.[32]

Postulat Newton aksi-pada-suatu-jarak yang tidak terlihat menyebabkan dirinya dikritik karena memperkenalkan "perantara gaib" ke dalam ilmu pengetahuan.[33] Dalam edisi kedua Principia (1713) Newton tegas menolak kritik tersebut dalam bagian General Scholium di akhir buku. Dia menulis bahwa cukup menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal tersebut tidak menunjukkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak merumuskan hipotesis hal-hal yang tidak tersirat oleh fenomena itu. Di sini Newton menggunakan ungkapannya yang kemudian terkenal, Hypotheses non fingo.

Berkat Principia, Newton diakui dunia internasional[34] Dia mendapatkan lingkaran pengagum, termasuk matematikawan kelahiran Swiss Nicolas Fatio de Duillier, yang menjalin hubungan yang intens dengannya sampai 1693, saat hubungan tersebut mendadak berakhir. Pada saat bersamaan Newton menderita gangguan saraf.[35]

Masa tua

sunting
 
Isaac Newton dalam usia senja, potret tahun 1712, oleh Sir James Thornhill
 
Lambang pribadi Sir Isaac Newton[36]

Pada dasawarsa 1690-an, Newton menulis sejumlah risalah keagamaan yang membahas penafsiran harfiah Alkitab. Kepercayaan Henry More tentang Alam Semesta dan penolakan dualisme Cartesian mungkin telah mempengaruhi gagasan-gagasan keagamaan Newton. Naskah yang dia kirim ke John Locke yang berisi bantahan terhadap eksistensi Trinitas tidak pernah diterbitkan. Karya-karya akhirnya, The Chronology of Ancient Kingdoms Amended (1728) dan Observations Upon the Prophecies of Daniel and the Apocalypse of St. John (1733) diterbitkan setelah kematiannya. Dia juga mencurahkan waktu cukup banyak untuk studi alkimia.

Newton adalah anggota Parlemen Inggris dari tahun 1689 sampai 1690, dan pada tahun 1701. Namun menurut beberapa laporan komentarnya di parlemen hanyalah keluhan tentang aliran udara dingin dalam ruangan dan permintaan agar jendela ditutup.[37]

Newton pindah ke London untuk menempati posisi pengawas Percetakan Uang Logam Kerajaan (Royal Mint) pada tahun 1696, posisi yang didapatkannya berkat dukungan Charles Montagu, Earl Pertama Halifax, yang pada saat itu menjabat Chancellor of Exchequer. Dia bertanggung jawab atas pencetakan kembali uang logam Inggris, tugas yang sebenarnya tumpang tindih dengan Lord Lucas, Gubernur Menara London. Dia juga mendapatkan pekerjaan deputi pengawas cabang sementara Chester untuk Edmond Halley. Newton menjadi Empu Percetakan Uang Logam (Master of Mint) yang paling terkenal setelah kematian Thomas Neale pada tahun 1699, posisi yang tetap dijabatnya sampai akhir hayatnya. Penunjukan ini sebenarnya dimaksudkan sebagai pekerjaan ringan, namun Newton memperlakukannya sebagai tugas serius, dan pensiun dari kewajibannya di Cambridge pada tahun 1701, dan menggerakkan kekuasaannya untuk mereformasi mata uang dan menghukum pemalsu dan pemotong uang logam.

Sebagai Empu Percetakan Uang Logam pada tahun 1717 Newton memindahkan standar Poundsterling ke standar perak dari standar emas, dengan menentukan hubungan bimetalik antara koin emas dan koin perak yang menguntungkan koin emas. Ini menyebabkan koin perak serling dilebur dan dikapalkan ke luar Britania. Newton diangkat sebagai Presiden Royal Society pada tahun 1703 dan menjadi rekan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis (Académie des Sciences). Pada kedudukannya di Royal Society, Newton menjadi bermusuhan dengan John Flamsteed, Astronom Kerajaan, dengan menerbitkan secara prematur karya Flamsteed, Historia Coelestis Britannica, yang telah digunakan oleh Newton dalam studinya.[38]

Pada April 1705 Ratu Anne mengangkat Newton sebagai Kesatria pada saat kunjungan ke Trinity College, Cambridge. Pengangkatan ini kemungkinan didorong oleh perhitungan politik sehubungan dengan pemilihan Parlemen pada bulan Mei 1705, daripada pengakuan karya-karya ilmiah Newton ataupun jasanya sebagai Empu Percetakan Uang Logam..[39] Newton adalah ilmuwan kedua yang diangkat sebagai kesatria, setelah Francis Bacon.

Mendekati akhir hayatnya, Newton bertempat tinggal di Cranbury Park, dekat Winchester dengan kemenakan perempuan dan suaminya, sampai wafatnya pada tahun 1727.[40] Newton wafat dalam tidurnya di London pada tanggal 31 Maret dan dikebumikan di Westminster Abbey. Kemenakannya Catherine Barton Conduitt,[41] bertindak sebagai tuan rumah pada saat-saat urusan sosial di rumahnya di Jermyn Street di London. Dia adalah "pamannya yang sangat penyayang,"[42] menurut surat Newton kepada Catherine Barton pada saat kemenakannya itu sedang memulihkan diri dari penyakit cacar. Newton yang tetap melajang telah membagi-bagikan sebagian besar harta miliknya kepada sanak keluarganya pada tahun-tahun terakhirnya, dan wafat tanpa meninggalkan warisan.

Setelah kematiannya, tubuh Newton ditemukan mengandung sejumlah besar raksa, mungkin sebagai akibat studi alkimianya. Keracunan air raksa dapat menjelaskan keeksentrikan Newton di akhir hayatnya.[43]

Pandangan keagamaan

sunting
 
Kuburan Newton di Westminster Abbey

T.C. Pfizenmaier berargumen bahwa Newton berpegang kepada pandangan Ortodoks Timur tentang trinitas, bukannya pandangan Barat yang dipegang oleh Katolik Roma, Anglikan dan kebanyakan Kristen Protestan.[44] Namun pandangan seperti ini "telah kehilangan pendukung akhir-akhir ini dengan ketersediaan risalah teologi Newton",[45] dan saat ini kebanyakan sarjana mengidentifikasi Newton sebagai monoteis antitrinitarian.[46] "Di mata Newton, menyembah Kristus sebagai Tuhan sama dengan penyembahan berhala, yang di matanya merupakan dosa mendasar".[47] Sejarawan Stephen Snobelen menyebutkan, "Isaac Newton adalah pembelot, Tetapi ... dia tidak pernah menyatakan kepercayaan pribadinya secara terbuka—yang akan dianggap oleh kaum ortodoks sebagai radikal ekstrem. Dia menyembunyikan kepercayaannya begitu baiknya sehingga para sarjana masih menguraikan seluk-beluk kepercayaan pribadinya."[48] Snobelen menyimpulkan Newton paling tidak adalah simpatisan Socinianisme (dia memiliki dan telah membaca dengan saksama paling tidak delapan buku Socinianisme.[48] Pada masa yang terkenal tidak toleran beragama, hanya sedikit ekspresi publik pandangan radikal Newton, terutama penolakannya untuk menerima pentahbisan dan, di ranjang kematiannya, menerima sakramen yang ditawarkan kepadanya.[48]

Meskipun hukum gerakan dan hukum gravitasi universalnya menjadi penemuan yang paling terkenal dari Newton, dia memperingatkan terhadap penggunaannya untuk memandang alam semesta hanya sebagai mesin, seperti jam besar. Dia mengatakan, "Gravitasi menerangkan gerakan planet-planet, namun tidak dapat menerangkan siapa yang menggerakkannya pertama kali. Tuhan mengatur semua hal dan mengetahui apa saja yang ada atau dapat dilakukan."[49]

Beserta dengan kemasyhurannya di dunia ilmiah, studi Newton tentang Alkitab dan Bapa Gereja awal juga patut dicatat. Newton menulis karya-karya kritik tekstual, yang paling terkenal adalah An Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture. Dia menempatkan penyaliban Yesus Kristus pada tanggal 3 April 33 M, yang cocok dengan salah satu tanggal yang diterima secara tradisional.[50] Dia juga berusaha tanpa hasil menemukan pesan-pesan tersembunyi di dalam Alkitab.

Newton percaya terhadap dunia yang imanen secara rasional, tetapi dia menolak hilozoisme yang tersirat dalam pemikiran Leibniz dan Baruch Spinoza. Alam yang teratur dan dimaklumkan secara dinamis dapat dipahami, dan mestinya dipahami, dengan akal aktif. Dalam surat-menyuratnya, Newton mengklaim bahwa dalam menulis Principia "Saya memandang prinsip-prinsip tersebut sebagai karya besar dengan mempertimbangkan manusia untuk kepercayaan terhadap Tuhan".[51] Dia melihat tanda-tanda rancangan dalam sistem alam semesta: "keseragaman yang mengagumkan pada sistem planet haruslah membolehkan efek dari pilihan." Tetapi Newton bersikeras bahwa campur tangan ilahi akhirnya akan diperlukan untuk memulihkan sistem, karena pertumbuhan lambat-laun ketidakstabilan.[52] Karena ini, Leibniz mengejeknya: "Tuhan yang Mahakuasa ingin memutar lagi arlojinya dari waktu ke waktu: kalau tidak arloji itu akan berhenti bergerak. Dia tampaknya tidak memiliki pandangan jauh ke depan untuk membuatnya dapat bergerak selamanya.""[53] Posisi Newton dengan gigih dipertahankan oleh pengikutnya Samuel Clarke dalam sebuah korespondensi terkenal. Seabad kemudian, karya Pierre-Simon Laplace Celestial Mechanics (Mekanika Benda Langit) memiliki penjelasan alami tentang alasan orbit planet tidak memerlukan campur tangan ilahi.[54]

Dampak kepada pemikiran keagamaan

sunting

Filsafat mekanis Newton dan Robert Boyle diangkat oleh para pendebat rasionalis sebagai alternatif layak terhadap panteisme dan antusiasme, dan diterima dengan ragu-ragu oleh para pengkhotbah ortodoks dan pemberontak seperti para latitudinarian.[55] Kejelasan dan kesederhanaan sains dilihat sebagai cara untuk memerangi superlatif emosional dan metafisis dari antusiasme tahyul dan ancaman ateisme,[56] dan pada saat bersamaan, gelombang kedua para deis Inggris menggunakan penemuan Newton untuk menunjukkan kemungkinan adanya "agama alamiah".

 
Newton, oleh William Blake; di sini Newton digambarkan secara kritis sebagai "juru ukur ilahi".

Serangan terhadap "pemikiran magis" pra-Pencerahan dan unsur-unsur mistisisme Kristen diberikan dasarnya dengan gambaran mekanis Boyle tentang alam semesta. Newton melengkapi gagasan Boyle melalui pembuktian matematika, dan mungkin yang lebih penting, sangat berhasil dalam mempopulerkannya.[57]

Newton melihat Tuhan sebagai pencipta utama yang keberadaannya tidak dapat disangkal di depan keagungan segala ciptaan.[58][59][60] Juru bicaranya, Clarke, menolak teodisi Leibniz yang membersihkan Tuhan dari tanggungjawab untuk masalah kejahatan dengan membuat Tuhan tidak lagi campur tangan dengan ciptaannya, karena seperti yang ditegaskan Clarke, tuhan seperti itu hanyalah namanya saja menjadi raja, dan paham seperti itu hanya selangkah lagi menuju ateisme.[61] Tetapi akibat teologis yang tidak disangka-sangka terhadap keberhasilan sistem Newton pada abad berikutnya adalah semakin kuatnya kedudukan deisme yang dianjurkan oleh Leibniz.[62] Pemahaman dunia sekarang dibawa turun ke aras akal sederhana manusia, dan manusia, seperti argumen Odo Marquard, menjadi bertanggung jawab terhadap perbaikan dan pemberantasan kejahatan.[63]

Kiamat

sunting

Dalam naskah yang dia tulis tahun 1704 yang berisi deskripsi usahanya untuk menggali keterangan ilmiah dari Alkitab, dia memperkirakan dunia akan berakhir paling cepat tahun 2060. Dalam meramalkan ini dia berkata "Ini saya sebutkan bukan untuk menegaskan kapan seharusnya waktu akan berakhir, tetapi untuk menghentikan dugaan gegabah dari orang-orang yang penuh angan-angan yang sering meramalkan kapan kiamat terjadi, dan dengan demikian menodai nubuat suci sesering kegagalan ramalan mereka."[64]

Daftar karya Newton

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Semasa hidup Newton, dua jenis kalender digunakan di Eropa: Julian ("penanggalan lama") yang berlaku untuk Protestan dan Ortodoks, termasuk area Britania Raya; dan Gregorian ("penanggalan baru") yang berlaku untuk Katolik Roma di Eropa. Saat kelahiran Newton, penanggalan Gregorian sepuluh hari lebih maju dari penanggalan Julian: lalu kelahirannya dicatatkan pada tanggal 25 Desember 1642 untuk penanggalan Julian dan dapat dikonversi menjadi 4 Januari 1643 untuk penanggalan Gregorian. Saat kematian Newton, perbedaan antara penanggalan bertambah menjadi sebelas hari: Ia meninggal di awal periode penggunaan penanggalan Gregorian pada 1 Januari, walaupun sebelumnya tahun baru pada penanggalan Julian adalah 25 Maret. Kematiannya dicatatkan pada 20 Maret 1726 untuk penanggalan Julian, tetapi tahunnya disesuaikan ke 1727. Untuk penanggalan Gregorian, dicatatkan pada 31 Maret 1727.
  2. ^ "Fellows of the Royal Society". London: Royal Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 March 2015. 
  3. ^ Feingold, Mordechai. Barrow, Isaac (1630–1677), Oxford Dictionary of National Biography, Oxford University Press, September 2004; online edn, May 2007; retrieved 24 February 2009; explained further in Mordechai Feingold's "Newton, Leibniz, and Barrow Too: An Attempt at a Reinterpretation" in Isis, Vol. 84, No. 2 (June 1993), pp. 310–338.
  4. ^ "Dictionary of Scientific Biography". Notes, #4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 February 2005. 
  5. ^ Gjertsen 1986, hlm. [halaman dibutuhkan]
  6. ^ "Title Loans | Auto Title Loans | Quick Decision And Fast Deposit". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-08. Diakses tanggal 2020-04-14. 
  7. ^ a b c Hart, Michael H. (2016-01-14). 100 Tokoh Paling Berpengaruh: Dalam Sejarah. Banana Books. hlm. 24–27. 
  8. ^ "The Early Period (1608–1672)". James R. Graham's Home Page. Diakses tanggal 2009-02-03. [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ "Newton beats Einstein in polls of scientists and the public". The Royal Society. 
  10. ^ Cohen, I.B. (1970). Dictionary of Scientific Biography, Vol. 11, p.43. New York: Charles Scribner's Sons
  11. ^ Westfall (1993) pp 16-19
  12. ^ Michael White, Isaac Newton (1999) page 46 Diarsipkan 2016-04-27 di Wayback Machine.
  13. ^ Templat:Venn
  14. ^ Westfall 1980, pp 538–539
  15. ^ Ball 1908, p. 356ff
  16. ^ White 1997, p. 151
  17. ^ King, Henry C. (1 Jan 2003). "The History of the Telescope". Courier Corporation – via Google Books. 
  18. ^ Ball 1908, p. 324
  19. ^ Ball 1908, p. 325
  20. ^ a b White 1997, p170
  21. ^ Hall, Alfred Rupert (1996). '''Isaac Newton: adventurer in thought''', by Alfred Rupert Hall, page 67. Google Books. ISBN 9780521566698. Diakses tanggal 16 January 2010. [pranala nonaktif permanen]
  22. ^ White 1997, p168
  23. ^ a b See 'Correspondence of Isaac Newton, vol.2, 1676–1687' ed. H W Turnbull, Cambridge University Press 1960; at page 297, document #235, letter from Hooke to Newton dated 24 November 1679.
  24. ^ Iliffe, Robert (2007) Newton. A very short introduction, Oxford University Press 2007
  25. ^ Keynes, John Maynard (1972). "Newton, The Man". The Collected Writings of John Maynard Keynes Volume X. MacMillan St. Martin's Press. hlm. 363–4. 
  26. ^ Westfall, Richard S. (1983) [1980]. Never at Rest: A Biography of Isaac Newton. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 530–1. ISBN 9780521274357. 
  27. ^ Dobbs, J.T. (1982). "Newton's Alchemy and His Theory of Matter". Isis. 73 (4): 523. doi:10.1086/353114.  quoting Opticks
  28. ^ a b Duarte F. J (2000). "Newton, prisms, and the 'opticks' of tunable lasers" (PDF). Optics and Photonics News. 11 (5): 24–25. Bibcode:2000OptPN..11...24D. doi:10.1364/OPN.11.5.000024. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-01. Diakses tanggal 2011-08-14. 
  29. ^ R S Westfall, 'Never at Rest', 1980, at pages 391-2.
  30. ^ D T Whiteside (ed.), 'Mathematical Papers of Isaac Newton', vol.6, 1684-1691, Cambridge University Press 1974, hal. 30.
  31. ^ Lihat Curtis Wilson, "The Newtonian achievement in astronomy", hal 233-274 dalam R Taton & C Wilson (eds) (1989) The General History of Astronomy, Volume, 2A', at page 233.
  32. ^ Text quotations are from 1729 translation of Newton's Principia, Book 3 (1729 vol.2) at pages 232-233.
  33. ^ Edelglass et al., Matter and Mind, ISBN 0-940262-45-2. hal. 54
  34. ^ Westfall 1980. Chapter 11.
  35. ^ Westfall 1980. pp 493–497 on the friendship with Fatio, pp 531–540 on Newton's breakdown.
  36. ^ Gerard Michon. "Coat of arms of Isaac Newton". Numericana.com. Diakses tanggal 2010-01-16. 
  37. ^ White 1997, p. 232
  38. ^ White 1997, p.317
  39. ^ "The Queen's 'great Assistance' to Newton's election was his knighting, an honor bestowed not for his contributions to science, nor for his service at the Mint, but for the greater glory of party politics in the election of 1705." Westfall 1994 p.245
  40. ^ Yonge, Charlotte M. (1898). "Cranbury and Brambridge". John Keble's Parishes – Chapter 6. www.online-literature.com. Diakses tanggal 23 September 2009. 
  41. ^ Westfall 1980, p. 44.
  42. ^ Westfall 1980, p. 595
  43. ^ "Newton, Isaac (1642-1727)". Eric Weisstein's World of Biography. Diakses tanggal 2006-08-30. 
  44. ^ Pfizenmaier, T.C. (1997). "Was Isaac Newton an Arian?". Journal of the History of Ideas. 58 (1): 57–80. doi:10.1353/jhi.1997.0001. 
  45. ^ Snobelen, Stephen D. (1999). "Isaac Newton, heretic: the strategies of a Nicodemite" (PDF). British Journal for the History of Science. 32 (4): 383. doi:10.1017/S0007087499003751. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-07. Diakses tanggal 2012-12-25. 
  46. ^ Avery Cardinal Dulles. The Deist Minimum.[1][pranala nonaktif permanen] January 2005.
  47. ^ Westfall, Richard S. (1994). The Life of Isaac Newton. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 124. ISBN 0-521-47737-9. 
  48. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama heretic
  49. ^ Tiner, J.H. (1975). Isaac Newton: Inventor, Scientist and Teacher. Milford, Michigan, U.S.: Mott Media. ISBN 0-915134-95-0. 
  50. ^ John P. Meier, A Marginal Jew, v. 1, pp. 382–402 after narrowing the years to 30 or 33, provisionally judges 30 most likely.
  51. ^ Newton to Richard Bentley 10 December 1692, in Turnbull et al. (1959–77), vol 3, p. 233.
  52. ^ Opticks, 2nd Ed 1706. Query 31.
  53. ^ H. G. Alexander (ed) The Leibniz-Clarke correspondence, Manchester University Press, 1998, p. 11.
  54. ^ Neil Degrasse Tyson (November 2005). "The Perimeter of Ignorance". Natural History Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-06. Diakses tanggal 2012-12-25. 
  55. ^ Jacob, Margaret C. (1976). The Newtonians and the English Revolution: 1689–1720. Cornell University Press. hlm. 37, 44. ISBN 0-85527-066-7. 
  56. ^ Westfall, Richard S. (1958). Science and Religion in Seventeenth-Century England. New Haven: Yale University Press. hlm. 200. ISBN 0-208-00843-8. 
  57. ^ Haakonssen, Knud. "The Enlightenment, politics and providence: some Scottish and English comparisons". Dalam Martin Fitzpatrick ed. Enlightenment and Religion: Rational Dissent in eighteenth-century Britain. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 64. ISBN 0-521-56060-8. 
  58. ^ Principia, Book III; cited in; Newton's Philosophy of Nature: Selections from his writings, p. 42, ed. H.S. Thayer, Hafner Library of Classics, NY, 1953.
  59. ^ A Short Scheme of the True Religion, manuscript quoted in Memoirs of the Life, Writings and Discoveries of Sir Isaac Newton by Sir David Brewster, Edinburgh, 1850; cited in; ibid, p. 65.
  60. ^ Webb, R.K. ed. Knud Haakonssen. "The emergence of Rational Dissent." Enlightenment and Religion: Rational Dissent in eighteenth-century Britain. Cambridge University Press, Cambridge: 1996. p19.
  61. ^ H. G. Alexander (ed) The Leibniz-Clarke correspondence, Manchester University Press, 1998, p. 14.
  62. ^ Westfall, 1958 p201.
  63. ^ Marquard, Odo. "Burdened and Disemburdened Man and the Flight into Unindictability," in Farewell to Matters of Principle. Robert M. Wallace trans. London: Oxford UP, 1989.
  64. ^ "Papers Show Isaac Newton's Religious Side, Predict Date of Apocalypse". Associated Press. 19 June 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-13. Diakses tanggal 1 August 2007. 

Bibliografi

sunting

Bacaan lanjutan

sunting

Agama

  • Dobbs, Betty Jo Tetter. The Janus Faces of Genius: The Role of Alchemy in Newton's Thought. (1991), links the alchemy to Arianism
  • Force, James E., and Richard H. Popkin, eds. Newton and Religion: Context, Nature, and Influence. (1999), 342pp . Pp. xvii + 325. 13 papers by scholars using newly opened manuscripts
  • Pfizenmaier, Thomas C. (January 1997). "Was Isaac Newton an Arian?". Journal of the History of Ideas. 58 (1): 57–80. doi:10.1353/jhi.1997.0001. JSTOR 3653988. 
  • Ramati, Ayval. "The Hidden Truth of Creation: Newton's Method of Fluxions" British Journal for the History of Science 34: 417–438. in JSTOR, argues that his calculus had a theological basis
  • Snobelen, Stephen "'God of Gods, and Lord of Lords': The Theology of Isaac Newton's General Scholium to the Principia," Osiris, 2nd Series, Vol. 16, (2001), pp. 169–208 in JSTOR
  • Snobelen, Stephen D. (1999). "Isaac Newton, Heretic: The Strategies of a Nicodemite". British Journal for the History of Science. 32 (4): 381–419. doi:10.1017/S0007087499003751. JSTOR 4027945. 
  • Wiles, Maurice. Archetypal Heresy. Arianism through the Centuries. (1996) 214 pages, with chapter 4 on eighteenth century England; pp. 77–93 on Newton, excerpt and text search.

Pranala luar

sunting

Tulisan karya Newton