Irawati Durban (lahir 22 Mei 1943) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa koreografi tari dan sendratari yang dipentaskan di berbagai panggung, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Irawati Durban tercatat pernah menjadi pengajar tari Sunda di Centre for World Music Berkeley, Amerika Serikat (1974). Dia merupakan salah satu penari Istana Negara.[1][2][3][4]

Latar belakang

sunting

Irawati Durban lahir di Bandung, Jawa Barat, 22 Mei 1943. Menyelesaikan pendidikannya pada Jurusan Seni Rupa, program studi Arsitektur Interior, Institut Teknologi Bandung (ITB) (1975). Mengawali debutnya sebagai penari sejak tahun 1955. Berkat keahliannya dalam menari, ia berkesempatan melanglang buana dalam rangaka membawa misi kesenian antara lain Chekoslowakia, Hungaria, Polandia, Rusia, Prancis, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang. Di dalam negeri, ia sering diminta untuk menari di Istana Negara dalam acara menyambut tamu negara. Selain sebagai penari, ia juga pengajar tari. Ketika belajar tari pada Rd. Tjetje Somantri ia merangkap sebagai asistennya pada perkumpulan tari Rinenggasari, kemudian menjadi pelatih tari kreasi baru di Viatikara Bandung, dan menjadi pengajar tari Sunda di Centre for World Music di Berkeley, Amerika Serikat (1974). Sejak 1978, ia menjadi pelatih tari Galih Pakuan. Kreasi tari yang di gubahnya, antara lain tari Balon (Ballet, 1956), tari Bambu (1961), tari Puspa Apsari (1977), tari Simbar Kembar (1979). Bersama Indrawati Lukman, ia menggubah tari Rarangganis (1979). Ia pun merenovasi tari Merak, Surengpati dan Srenggana (1965). Irawati Durban juga dikenal sebagai disainer interior. Dia membuat disain permadani untuk Hilton Executive Club di Jakarta (1973), disain Kompleks perumahan LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur (1976), serta rencana interior Gedung Dewan Pertimbangan Agung di Jakarta. Hasil penelitiannya tertuang dalam buku Perkembangan Tari Sunda (Bandung, 1998). Sebagai akademikus di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, dia pun sering diminta menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan juri sejumlah festival.

Karya Tari

sunting
  • Tari Merak (1965)
  • Tari Suraningpati (1965)
  • Tari Balon (Ballet, 1956)
  • Tari Surenggrana (1965)
  • Menak Jingga (1974)
  • Tari Kandagan Cindelaras (1975)
  • Tari Puspa Apsari (1977)
  • Tari Simbar Sakembar (1979)
  • Tari Rarangganis (1980)
  • Tari Kupurendeng (1982)
  • Menakjingga Gugur (dramatari, 1980)
  • Dayang Sumbi (dramatari, 1984)

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting