Investor malaikat (angel investor) atau malaikat (juga disebut sebagai pemodal malaikat, pemodal mulia[1] dan malaikat bisnis[2]) adalah individu kaya-raya yang memberikan modal untuk bisnis perusahaan rintisan atau yang sedang bertumbuh, biasanya dengan imbalan obligasi konversi atau ekuitas kepemilikan. Investor malaikat sangat memperhatikan para wirausaha yang sedang merintis bisnis.[3] Investor malaikat banyak berinvestasi melalui urun dana ekuitas atau berkumpul dalam "grup malaikat" (angel group) dan "jaringan malaikat" (angel network) untuk saling membagikan riset terhadap modal investasi mereka juga untuk memberikan saran terhadap perusahaan portofolionya.[4]

Etimologi dan asal kata

sunting

Istilah "malaikat" awalnya berasal dari Teater Broadway yang digunakan untuk menyebut individu kaya-raya yang memberikan dana untuk produksi teater yang hampir tutup. Pada tahun 1978, William Wetzel, seorang profesor dari University of New Hampshire dan pendiri dari Center of Venture Research menyelesaikan studi perintis tentang bagaimana enterpreneur mengajukan modal dana di Amerika Serikat dan mulai menggunakan istilah "malaikat" untuk mendeskripsikan para investor yang mendukung mereka.

Pengertian

sunting

Investor malaikat biasanya merupakan wirausahawan atau eksekutif yang sudah pensiun dan tertarik untuk mendanai untuk alasan keterlibatan yang lebih dari imbalan uang, seperti agar terus memantau perkembangan di area bisnis tertentu, mengajari generasi wirausahawan di bawahnya dan memanfaatkan pengalaman dan jaringan mereka.[1] Selain pendanaan, para malaikat dapat memberikan anjuran dan bimbingan tentang manajemen.[5] Modal malaikat berupa pendanaan modal benih berada di tengah-tengah antara dua pihak yaitu pihak pertama 3F: Friends, Family and Fools (keluarga, teman dan orang-orang bodoh) dan pihak kedua dari modal ventura atau institusi keuangan resmi lain.[1]

Karena tidak adanya bursa publik untuk sekuritas mereka, perusahaan-perusahaan dapat bertemu investor malaikat dalam beberapa cara, seperti referensi dari sumber tepercaya investor atau kontak bisnis, konferensi dan pertemuan investor dan pertemuan yang diadakan oleh kelompok malaikat dimana perusahaan dapat pitching langsung.[5] Investasi malaikat memiliki risiko yang sangat tinggi.[6] dan biasanya bergantung kepada dilusi saham dari putaran investasi berikutnya. Karena itulah, mereka membutuhkan tingkat ROI tinggi.

Ekosistem Malaikat

sunting

Indonesia

sunting

Pada tahun 2012 di Indonesia, investor malaikat masih belum banyak terdengar dibandingkan modal ventura ataupun pendanaan dari lembaga keuangan resmi.[1][7] Para malaikat di Indonesia mulai dikumpulkan dalam sebuah program yang bernama Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) yang dirancang oleh organisasi non-pemerintah Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI).[5] Melalui program ANGIN, wirausahawan yang terpilih bisa mendapatkan pendanaan sebesar Rp. 500 juta hingga Rp. 1,5 miliar.[5] Selain ANGIN, jaringan investor malaikat lain yang ada di Indonesia adalah Angel eQ pada tahun 2015 yang berfokus kepada perusahaan rintisan teknologi dan Clubde Angel, komunitas malaikat asal Hongkong yang dibuka pada tahun 2011 di Surabaya.[8][9]

Amerika Serikat

sunting

Berdasarkan Angel Market Analysis 2010 yang dilakukan Center for Venture Research University of New Hampshire, AS, jumlah investor malaikat pada tahun 2010 mencapai 265.400 orang.[7] Secaraa geografis, Silicon Valley mendominasi pendanaan dari malaikat, 39% investasi dari total 7.5 triliun dollar pada kwartal kedua tahun 2011, 3-4 kali lipat dari total investasi di New England. Total investasi pada tahun 2011 mencapai 22,5 triliun dolar, dengan penambahan 12,1 persen dari investasi tahun 2010.[10] Di Amerika Serikat, malaikat umumnya adalah investor terakreditasi auntuk memenuhi aturan dari SEC[11] Pada tahun 2013, 41 persen dari para eksekutif di sektor teknologi mengemukakan bahwa investor malaikat adalah salah satu cara pendanaaan mereka.[12]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d "Tak Semua "Start Up" Butuh "Malaikat"". Kompas.com. 2012-02-09. Diakses tanggal 2016-03-11. 
  2. ^ Ashton, Robert (2006). Berwiraswasta Itu Mudah: 1000 Tips Untuk Memulai dan Mengembangkan Bisnis Anda. 
  3. ^ "Investor berjubah malaikat". Kontan. 2012-07-18. Diakses tanggal 2016-03-10. 
  4. ^ "A Guide to Angel Investors". Entrepreneur. 
  5. ^ a b c d "Angel Investment, Alternatif Pendanaan Bagi Pengusaha Pemula". Bisnis. 2015-08-06. Diakses tanggal 2016-03-11. 
  6. ^ Rachleff, Andy. "Why Angel Investors Don't Make Money … And Advice For People Who Are Going To Become Angels Anyway". Techcrunch. Diakses tanggal 30 September 2012. 
  7. ^ a b "Pensiunan Berpotensi Jadi Angel Investor". Bisnis.com. 2011-12-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-11. Diakses tanggal 2016-03-11. 
  8. ^ "It's raining angels in Indonesia". Tech in Asia. 2015-08-02. Diakses tanggal 2016-03-11. 
  9. ^ "Salinan arsip". Bisnis.com. 2011-11-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-11. Diakses tanggal 2016-03-11. 
  10. ^ "UNH Center for Venture Research: Angel Investor Market on Solid Path of Recovery in 2011" (PDF). Wsbe.unh.edu. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-12-24. Diakses tanggal 2012-12-01. 
  11. ^ "What Angel Investors Know About Startup Investing That You Don't" (PDF). RockThePost. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-05. Diakses tanggal 2013-09-01. 
  12. ^ Alex Hern. "Angel investors and government grants dominate British tech investment". the Guardian.