Institusionalisme (hubungan internasional)
Institusionalisme adalah paham yang terdiri dari berbagai teori hubungan internasional. Pendekatan fungsionalis dan neofungsionalis, rezim teori, dan teori kartel negara sama-sama berfokus pada struktur sistem internasional, tetapi cara telaahnya berbeda.
Fungsionalisme
suntingTeori fungsional David Mitrany adalah teori institusional tertua dalam HI. Mitrany berpendapat bahwa "badan fungsional" harus mengatur perlunya kerja sama di antara negara-negara yang saling berkonflik. Neofungsionalisme dan metode komunitarian Jean Monnet mendukung prinsip supranasionalitas, artinya lembaga internasional yang berada di atas negara-bangsa harus mengatur kepentingan bersama. Pendekatan fungsinoalis sering dikritik karena pandangan positifnya terhadap lembaga internasional terlalu idealis dan normatif..
Institusionalisme
suntingTeori rezim
suntingTeori rezim berpendapat bahwa sistem internasional dalam praktiknya tidak anarkis, namun memiliki struktur tersirat atau tersurat yang menentukan perilaku negara dalam sistem.
Rezim adalah lembaga atau aturan yang menentukan proses pembuatan peraturan. Di panggung internasional, lembaga sering disamakan dengan rezim. Menurut Krasner, rezim adalah serangkaian "prinsip, norma, aturan, dan prosedur pembuatan keputusan [tersirat atau tersurat] yang menyatukan harapan para pelaku dalam satu bidang tertentu".
Para teoriwan rezim memiliki beragam keyakinan yang berasal dari ide utama bahwa rezim dalam wujud lembaga internasional "penting" untuk menjawab pertanyaan "Apa faktor yang menyebabkan hasil tertentu?" Ada empat jawaban untuk pertanyaan tersebut:
- Rezim merancang pilihan,
- rezim memberi insentif,
- rezim menyebarkan kekuasaan, dan
- rezim menentukan identitas dan peran.
Teori kartel negara
suntingTeori kartel negara mengambil terminologinya dari teori kartel klasik dalam ilmu ekonomi sehingga lebih kuat daripada teori rezim. Di bidang hubungan internasional, negara-bangsa mengejar keunggulan lewat kerja sama atau konflik. Eratnya hubungan ekonomi internasional dan pengembangan teknologi militer membuat perang tidak lagi dianggap sebagai metode konflik. Sekarang negara harus berteman dengan satu sama lain, lantas mereka mengartelkan permasalahan politik mereka di lembaga internasional. Layaknya kartel perusahaan, majelis anggotanya selalu merupakan lembaga utama campuran dewan menteri atau delegasi, misalnya Dewan Uni Eropa. Lembaga lainnya merupakan hasil dari keinginan dan kebutuhan para anggotanya dan telah menjalankan fungsi-fungsinya (sekretaris, komisi operasi, dewan arbitrase), misalnya Komisi Eropa dan Mahkamah Eropa.
Daftar pustaka
sunting- Haas, Ernst B. (1958). The Uniting of Europe; Political, Social, and Economic Forces, 1950–1957. Stanford: Stanford University Press.
- Haas, Ernst B. (1964). Beyond the Nation-State: Functionalism and International Organization. Stanford: Stanford University Press.
- Keohane, R. O. and S. Hoffmann 1991: The New European Community: Decision-making and Institutional Change. Boulder, Colorado: Westview Press.
- Krasner, Stephen D. (1982) “Structural Causes and Regime Consequences: Regimes as Intervening Variables". International Organization 36/2 (Spring). Reprinted in Stephen D. Krasner, ed., International Regimes, Ithaca, NY: Cornell University Press, 1983
- Leonhardt, Holm A. (2009) Die Europäische Union im 21. Jahrhundert. Ein Staatenkartell auf dem Weg zum Bundesstaat? ["A State Cartel on the Way to the Federal State?"], in: Michael Gehler (Ed.), Vom Gemeinsamen Markt zur Europäischen Unionsbildung. 50 Jahre Römische Verträge 1957–2007 ["From Common Market to European Union Building"], Wien 2009
- Mitrany, David. (1965) "The Prospect of European Integration: Federal or Functional", Journal of Common Market Studies
- Mitrany, David.(1966) A Working Peace System. Chicago: Quadrangle books
- Mitrany, David.(1976) The Functional Theory of Politics. New York: St. Martin's Press
- Rosamond, B. (2000) Theories of European Integration. Macmillan; New York: St. Martin's Press, Basingstoke