Ilmu Goib Kodrat Alam
Ilmu Goib Kodrat Alam adalah salah satu organisasi penghayat kepercayaan di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh Mitro Sarjono. Ilmu Goib Kodrat Alam dinamai demikian sebab pemeluknya percaya bahwa ilmu tersebut diperoleh secara gaib, turunnya ilmu tersebut kepada pribadi Mitro Sarjono adalah kodrat dan ketika ilmu itu turun, ia tengah berada di alam terbuka.[1] Menurut data per bulan Juli 2018, penganut kepercayaan ini tersebar di Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur.[2] Karena sesepuh mulanya memang beragama Islam, maka ajaran Ilmu Goib Kodrat Alam sedikit banyak terpengaruh oleh pemahaman Islam.[3]
Organisasi Ilmu Goib Kodrat Alam ini telah mendapatkan tanda inventarisasi dari Direktorat Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan nomor I.197/F.3/N.1.1/1982.[3] Organisasi ini beranggotakan lebih dari enam ratus orang.[1]
Latar belakang
suntingMitro Sarjono tumbuh dalam masyarakat yang serbakekurangan, di antaranya tidak mengenyam pendidikan, kekurangan sandang dan harta benda. Mereka juga tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Dari latar belakang kehidupan yang pahit itulah, hati Mitro Sarjono tergerak mempertanyakan tujuan kehidupan. Ia kemudian sering menyendiri dan tinggal di dekat kuburan-kuburan tua atau dalam hutan belantara selama berhari-hari tanpa rasa cemas dan takut. Hingga pada suatu hari ketika ia sedang bersemadi di hutan, ia medapatkan wangsit berupa bisikan halus dalam batinnya. Ia mendapatkan petunjuk untuk mengentaskan masyarakatnya dari kesulitan, kekurangan harta benda dan kebodohan.[1] Mitro Sarjono dipercaya telah diberi kelebihan dan kemampuan oleh Tuhan YME untuk dapat menyembuhkan orang sakit.[3]
Susunan organisasi
suntingSusunan organisasi Ilmu Goib Kodrat Alam, sebagai berikut:
- Sesepuh: Ki Mitro Sarjono
- Pinisepuh: Harjo Prawiro
- Ketua: Wahadi
- Bendahara: Sukatini
- Sekretaris: Achmad
Kegiatan
suntingSebagai organisasi kemasyarakatan, Ilmu Goib Kodrat Alam memiliki kegiatan sosial berupa pengobatan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sementara itu, kegiatan spiritual yang dilakukan adalah semadi dengan duduk bersila, telapak tangan kiri bertumpu di atas kaki kanan, telapak tangan kanan di atas tangan kiri, mata terpejam, kepala agak menunduk, mengonsentrasikan pikiran dan berada di tempat hening.[1]
Ketuhanan
suntingKarena sesepuh mulanya memang beragama Islam, maka ajaran Ilmu Goib Kodrat Alam sedikit banyak terpengaruh oleh pemahaman Islam. Tuhan Yang Maha Esa itu ada dan Tuhan itu bernama Allah. Ia tidak beristri atau bersuami, tidak pula memiliki anak atau menjadi anak dari sesuatu. Tuhan adalah penyebab utama dari adanya segala sesuatu "murbeng dumadi". Dalam kepercayaan ini, Tuhan digambarkan sangat ramah dan pasti mengabulkan doa-doa umatnya. Tuhan yang Maha Tahu, Maha Agung dan Maha Kuasa atas segala sesuatu hanya akan melakukan hal-hal yang membuat hati manusia senang. Tidak ada penggambaran Tuhan yang Maha Tegas atau pedih siksaannya.[3]
Ajaran
suntingAjaran Ilmu Goib Kodrat Alam mengandung nilai-nilai moral yang berhubungan kekuatan diri. Dalam hal ini, ajaran ini percaya bahwa hidup bergantung pada manusianya sendiri dalam menggunakan pemberian Tuhan. Oleh karenanya, seseorang harus berupaya dengan wajar untuk:[3]
- Mencukupi makan
- Berpakaian
- Memiliki tempat tinggal
- Mencari hiburan
- Memiliki ilmu yang baik dan sehat
- Bermasyarakat untuk menjalin kerukunan dan kekeluargaan
Selain itu, dalam hubungannya dengan orang lain, seseorang diharuskan untuk:[3]
- Menghargai pendapat dan karya orang lain
- Membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan
- Gotong royong dalam hidup bermasyarakat
Ajarannya juga memiliki nilai-nilai moral yang berkaitan dengan alam:
- Melestarikan alam dan menghindari kerusakan yang mungkin terjadi
- Bijaksana dalam menggunakan kandungan dan isi alam
- Pandai-pandai memanfaatkan alam, karena dup masih panjang
- Segala sifat yang menggambarkan kekuatan
Sementara itu, organisasi Ilmu Goib Kodrat Alam juga mengajarkan tentang kewajiban manusia terhadap Tuhan dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.[3]
Catatan kaki
sunting- ^ a b c d Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2006. Ensiklopedi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. ISBN 9789791607117
- ^ Persebaran Organisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME. 2018. PDF
- ^ a b c d e f g Sugoto dkk. 1992. Pengkajian Nilai-nilai Luhur Budaya Spiritual Bangsa Daerah Lampung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PDF