Ida Iasha

pemeran perempuan asal Indonesia

Ida Albertina van Suchtelen van de Haere (lahir 14 Mei 1963) atau lebih dikenal dengan nama Ida Iasha (setelah berpindah agama ke Islam ketika menikah pada tanggal 11 Mei 1983, ia mengganti namanya menjadi Ida Aisyah[1]) adalah seorang artis peran Indonesia pada era 80-an.

Ida Iasha
LahirIda Albertina van Suchtelen van de Haere
14 Mei 1963 (umur 61)
Zwijndrecht, Belanda
Nama lainIda Aisyah (Ida Iasha)
PekerjaanAktris
Model
Tahun aktif1986–2011
Suami/istri
Edy Syahputra
(m. 1983; c. 2011)
Anak4
IMDB: nm0406363 Modifica els identificadors a Wikidata

Kehidupan Pribadi

sunting

Anak ketiga dari lima bersaudara ini, lahir di kota Zwijndrecht, Amsterdam, Belanda, pada tanggal 14 Mei 1963. Ia bernama asli Ida Albertina van Suchtelen van de Haere. Ayahnya, Adrianus Jacobus Constan van Suchtelen van de Haere, adalah seorang pemain terompet yang menjadi Kepala Riset Unilever Belanda, yang lahir di Pekalongan, Jawa Tengah. Sementara ibunya, Thelma Gassner, memiliki darah Belanda milik nenek dari pihak ibunya dan Jawa milik kakek dari pihak ibunya, yang bercita-cita ingin mengunjungi dan bisa menetap di Indonesia, tanah kelahiran ayah dan ibunya.

Pada bulan Juni 1980, tepat satu bulan setelah berusia 17 tahun dan menamatkan sekolahnya di HAVO (Hoger Algemeen Voortgezet Onderwijs), ia dan kelima saudaranya diajak ke Indonesia dan tinggal di rumah kakek dari ibunya di Kemang, Jakarta. Ketika orang tua dan saudaranya hendak kembali ke Belanda, ia menetap di Indonesia dan melanjutkan Pendidikan formalnya di SMA Tarakanita 1 Jakarta. Selain itu, ia juga mengambil kursus singkat bahasa Indonesia di Indonesia College.

Ia menikah dengan Edy Syahputra pada tahun 1982.[2] Anak pertamanya, Rendy Russell Syahputra, lahir pada tanggal 24 September 1984. Pada tahun 1986, Martha Tilaar memperkenalkannya pada Majalah Sarinah dan ia tidak lagi tampil hanya sebagai model peragaan busana, tetapi menjadi wajah sampul yang laris. Karena wajahnya terpampang di banyak majalah, sutradara Slamet Rahardjo menawarinya untuk membintangi film Kodrat yang diproduksi mulai tanggal 29 Maret 1986. Karena saat itu ia sedikit kesulitan dalam pelafalan nama barunya (Ida Aisyah), sutradara Slamet Rahardjo pun mengganti nama panggungnya menjadi Ida Iasha. Setelah film Kodrat diputar, ia semakin banyak mendapat tawaran film dan menyelesaikan empat film dalam satu tahun. Sempat berhenti tampil beberapa bulan untuk mengurus kewarganegaraannya, ia pun tampil kembali dalam film Mekar Diguncang Prahara pada pertengahan 1987 dan berlanjut hingga menjelang akhir tahun 1990 dengan berbagai iklan, termasuk Lux (sabun), dan majalah-majalah terkenal. Ida pun sempat beberapa kali tampil di film bersama aktor Hollywood.

Ida memutuskan untuk berhenti sementara tampil karena tepat pada hari Natal 1990, ia melahirkan anak keduanya dan suaminya memberikan nama Kama Bashkara. Setelah satu tahun absen, ia kembali tampil di dua film bersama Rhoma Irama. Pada bulan Oktober 1993, Ida pertama kali tampil dalam sinetron Salah Asuhan yang diproduseri oleh Marissa Haque. Setelah membintangi sinetron tersebut, ia hamil kembali dan melahirkan putra ketiganya pada tanggal 1 Juni 1994, yang diberi nama Remyzard Adi Putra. Setelah itu, ia berhenti selama dua tahun dari kegiatan film untuk mengurus ketiga putranya, hanya saja ia tetap menghiasi majalah-majalah terkenal dan tetap menjadi Bintang Lux. Pada bulan Oktober 1996, ia diajak kembali oleh Marissa Haque untuk membintangi sinetron Kembang Setaman yang syutingnya dilakukan di Beijing. Pada tahun 1997, ia melahirkan putra keempatnya yang diberi nama Badra Rahadi Putra. Setelah vakum berakting, ia sempat menjadi Brand Ambassador dari salah satu provider terbesar di Indonesia, yakni Telkomsel, pada tahun 1998. Ia lalu vakum total dari dunia hiburan dan setelah sempat bekerja sebagai Public Relation di sebuah perusahaan internasional di bidang IT pada tahun 2003. Ia tampil kembali di dunia film setelah sembilan tahun vakum, lewat film bergenre horor garapan Rizal Mantovani berjudul Kuntilanak 2 (2007), yang dilanjutkan oleh Kuntilanak 3 (2008) dan filmnya yang terakhir adalah Sajadah Ka'bah (2011)

Pengisi suara

sunting

Pada film-filmnya pada era 80-an, Ida tidak menggunakan suara aslinya karena kendala ketidakmampuannya berbahasa Indonesia dan logat Belandanya yang kental. Suara pada film-filmnya diisi oleh suara Ivonne Rose dalam film Kodrat, Dewi Yull, Ivo Nilakreshna atau Maria Oentoe. Film yang menggunakan suaranya sendiri yaitu Kasmaran, Perempuan Kedua, dan Sajadah Ka'bah. Sedangkan sinetron yang menggunakan suara aslinya adalah sinetron Salah Asuhan dan Kembang Setaman.

Filmografi

sunting
Peran akting
Tahun Judul Peran Catatan
1986 Tahu Sama Tahu Indah Sari
Takdir Marina Marina
Kodrat Ratna
Di Balik Dinding Kelabu Rosnia
1987 Dendam Membara Julia
Mekar Diguncang Prahara Dinar
Kasmaran Ayu
1988 Pemburu Berdarah Dingin Janet
Seputih Kasih Semerah Luka Anisa
Arini II, Biarkan Kereta Itu Lewat Arini
Bunga Desa Sumi
1989 Giliran Saya Mana Dewi
Misteri dari Gunung Merapi: Penghuni Rumah Tua Farida
Kanan Kiri OK Anita
Jeram Cinta Mona
Kanan Kiri OK II Anita
1990 Gampang-Gampang Susah
Kanan Kiri OK III Anita
Misteri dari Gunung Merapi II: Titisan Roh Nyai Kembang Farida
Perempuan Kedua Patricia
1991 Nada & Dakwah
1993 Tabir Biru Aida
2007 Kuntilanak 2 Mega
2008 Kuntilanak 3
2011 Sajadah Ka'bah Sohiba

Sinetron

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting