I Putu Sukreta Suranta

Letnan Jenderal TNI (HOR) (Purn.) I Putu Sukreta Suranta (11 April 1938 – 16 September 2022) adalah seorang perwira tinggi angkatan darat dari Indonesia dan pejabat pemerintahan. Ia merupakan salah satu tokoh organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Paguyuban Ngesti Tunggal.

I Putu Sukreta Suranta
Anggota Dewan Pertimbangan Agung
Masa jabatan
13 Juni 1998 – 31 Juli 2003
PresidenB.J. Habibie
Abdurrahman Wahid
Megawati Sukarnoputri
Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan dan Keamanan
Masa jabatan
24 April 1993 – 1998
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat
Masa jabatan
1 Oktober 1992 – 1 Juli 1998
Informasi pribadi
Lahir(1938-04-11)11 April 1938
Klungkung, Bali, Hindia Belanda
Meninggal16 September 2022(2022-09-16) (umur 84)
RSPI, Jakarta Selatan
HubunganPutu Oka Sukanta (adik)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1961 – 1993
Pangkat Letnan Jenderal TNI (Kehormatan)
NRP18802
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil dan pendidikan

sunting

I Putu Sukreta Suranta lahir di Klungkung pada tanggal 11 April 1938 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan I Made Nyaboeh Soeranta dan Ni Putu Kerti.[1] Setelah lulus SMA, ia melanjutkan ke Akademi Militer Nasional di Magelang. Ia menyelesaikan pendidikannya di akademi dan diangkat sebagai letnan dua pada tahun 1961.[2]

Karier militer

sunting

I Putu memulai karir militernya sebagai letnan dua. Sepanjang karirnya di ketentaraan, I Putu memegang berbagai posisi strategis seperti Wakil Komandan Kontingen Garuda VII[1] dan Asisten Operasi Kepala Staf Kodam Jaya.[3] I Putu juga menolak untuk mengejar gelar akademik meskipun ditawari beberapa kali, menyatakan bahwa ia ingin fokus mempelajari urusan militer.[1]

I Putu mencapai pangkat brigadir jenderal sekitar tahun 1986 dan menjadi Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat.[4] Dia dipromosikan menjadi mayor jenderal sekitar dua tahun kemudian dan menjadi Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat pada 17 Maret 1988. Ia menjabat posisi itu selama satu setengah tahun sampai 30 September 1989[5] dan kemudian diangkat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI pada 21 Oktober 1989. I Putu digantikan dari jabatannya pada 16 April 1993 dan pensiun dari militer beberapa bulan kemudian.[6]

Pensiun dan karier di pemerintahan

sunting

Setelah pensiun dari militer, I Putu diangkat sebagai Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan Keamanan pada 24 April 1993.[6] Pengangkatannya sebagai inspektur jenderal departemen di luar kelaziman, karena posisi ini biasanya dipegang oleh perwira militer aktif bintang tiga. Oleh karena I Putu sudah pensiun dari militer, pemerintah memutuskan untuk menaikkan pangkatnya menjadi letnan jenderal kehormatan pada 1 September 1997.[7] Ia digantikan oleh Farid Zainuddin pada tahun 1998.[1]

I Putu kemudian diangkat oleh Presiden BJ Habibie menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada 13 Juni 1998 dan menjadi Wakil Ketua Komisi Kesejahteraan Rakyat di DPA.[8] Dewan tersebut dibubarkan lima tahun kemudian pada tanggal 31 Juli 2003.[9]

Karier organisasi

sunting

I Putu terpilih sebagai Ketua Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) pada Mahasabha PHDI ke-7 yang berlangsung pada bulan September 1996.[10] Sebelumnya, sejak tahun 1992, I Putu sudah mewakili PHDI di MPR.[1]

Pada tahun 1998, ada tuntutan agar I Putu mengundurkan diri dari jabatannya di PHDI, karena diduga memanfaatkan posisinya sebagai ketua harian untuk kepentingan politik. Seorang aktivis mahasiswa Hindu di Denpasar mengatakan bahwa I Putu tidak dapat mengalokasikan waktunya untuk PHDI karena dia sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya di MPR dan DPA. Muncul pula tuntutan agar I Putu mengundurkan dari MPR.[11] Meskipun I Putu menolak mengundurkan diri dari PHDI dan menjabat hingga tahun 2001, ia dicopot dari MPR oleh Habibie pada 1 Juli 1998.[12]

Setelah menjabat sebagai ketua harian, I Putu terus aktif di PHDI sebagai salah satu ketua.[13] Ia juga menjadi penasehat Himpunan Pemuda Hindu Indonesia[14] dan Prajaniti Hindu Indonesia.[15] Pada tahun 2017, I Putu menjadi salah satu perwakilan umat Hindu yang bertemu dengan Raja Salman dari Arab Saudi di Hotel Raffles Jakarta.[16]

I Putu juga pernah menjadi anggota organisasi spiritual Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu).[17]

Keluarga

sunting

I Putu menikah dengan Niluh Gede Murwaningsih. Pasangan ini memiliki empat anak: I Putu Gede Arya Sasangka, Niluh Made Dewi Purnamaningsih, I Nyoman Bagus Wirya Suteja, dan Kolonel Pnb I Ketut Sadewa Wahyu Wijaya.[13]

Meninggal Dunia

sunting

Letnan Jenderal TNI (Purn) I Putu Soekreta Soeranta (Mantan Pati Itjen Kemhan), meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Jumat, 16 September 2022 dan almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Ir Up) Letnan Jenderal TNI Afini Boer Koorsahli Kasad, Perwira Upacara (Pa up) oleh Letnan Kolonel Arm Soni Adi Kamak Kogartap I/Jakarta dan bertindak sebagai Komandan Upacara (Dan up) Letnan Kolonel Inf Anton Prasetyo, S.E., M.I.P. Danyonif Mekanis 201/Jaya Yudha

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e "Berbakti, Hidup Lebih Bermakna". Tokoh Indonesia. 19 October 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 4 December 2021. 
  2. ^ "ALUMNI - 1961". Akademi Militer. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 February 2001. Diakses tanggal 10 September 2021. 
  3. ^ Pengabdian Kodam V/Jaya Dalam Tiga Dasa Warsa. Jakarta: Kodam V/Jaya. 1979. hlm. 24. 
  4. ^ Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Jakarta. hlm. 433. ISBN 9789794281000. 
  5. ^ The Editors (April 1992). "Current Data on the Indonesian Military Elite: July 1, 1989 - January 1 1992". Indonesia. 53: 112. 
  6. ^ a b The Editors (April 1993). "Current Data on the Indonesian Military Elite: January 1, 1992 - April 3, 1993". Indonesia. 55: 131. 
  7. ^ "Kehidupan Demokratis tak dapat ditawar lagi". Kompas. 2 September 1997. hlm. 14. Diakses tanggal 2 December 2021. 
  8. ^ Supreme Advisory Council (2003). Memorabilia Dewan Pertimbangan Agung RI Masa Jabatan 1998-2003 dan Berakhirnya Keberadaan Dewan Pertimbangan Agung RI dalam Era Reformasi (PDF). Jakarta. hlm. 255. 
  9. ^ Tim Liputan 6 SCTV (31 July 2003). "Anggota DPA Reformasi Dibubarkan". Liputan6.com. Diakses tanggal 25 December 2020. 
  10. ^ "Hasil Mahasabha VII PHDI tidak Cerminkan Perubahan". Kompas. 23 September 1996. hlm. 14. Diakses tanggal 4 December 2021. 
  11. ^ "Sementara itu dari Bali dilaporkan ..." Raditya. 1998. hlm. 16. Diakses tanggal 4 December 2021. 
  12. ^ "Hartono dan Fuad Bawazier Diberhentikan dari BP MPR". Kompas. 1 July 1998. hlm. 6. Diakses tanggal 4 December 2021. 
  13. ^ a b "Soekreta Soeranta". Tokoh Indonesia. 19 October 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-16. Diakses tanggal 4 December 2021. 
  14. ^ "Dewan Pertimbangan DPP Peradah ..." Raditya. 2001. hlm. 82. Diakses tanggal 4 December 2021. 
  15. ^ "SUSUNAN DAN PERSONALIA DEWAN PIMPINAN PUSAT PRAJANITI HINDU INDONESIA MASA BHAKTI 1999-2004". Prajaniti Hindu Indonesia. Diakses tanggal 4 December 2021. 
  16. ^ Paskalis, Yohanes (3 March 2017). "Raja Salman Memuji Keberagaman Agama di Indonesia". Tempo.co. Diakses tanggal 4 December 2021. [pranala nonaktif permanen]
  17. ^ Sahronie, Laela Fitriani (December 2020). "The Ingenious Citizenship Of The Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu) In Indonesia". Al Abab. 9 (2): 257. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-08.