Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Australia

(Dialihkan dari IA-CEPA)

Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Australia (Bahasa Inggris: Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA-CEPA) merupakan suatu perjanjian bilateral antara Australia dan Indonesia yang ditandatangani pada bulan Maret 2019, diratifikasi Australia bulan November 2019, dan diratifikasi Indonesia bulan Februari 2020. Perjanjian tersebut mencakup kesepakatan perdagangan bebas antara Indonesia dan Australia dengan menghapuskan bea masuk hampir semua produk yang diperdagangkan antara kedua negara, mempermudah perusahaan Australia untuk berinvestasi di Indonesia, dan meningkatkan jumlah WNI yang diperbolehkan untuk pergi ke Australia untuk pelatihan vokasi.

Mendag Indonesia Enggartiasto Lukita dan Mendag Australia Simon Birmingham menandatangani MoU di Jakarta bulan Agustus 2018, bersama PM Australia Scott Morrison dan Presiden Indonesia Joko Widodo

Isi perjanjian

sunting

IA-CEPA mencakup poin-poin mengenai perdagangan bebas bilateral, investasi, visa pelatihan kerja, arbitrasi antara investor, perdagangan elektronik, dan perlindungan hak kekayaan intelektual.[1] Dalam perjanjian IA-CEPA, semua produk yang diekspor Indonesia ke Australia akan bebas bea masuk, dan hampir semua produk yang diimpor Indonesia dari Australia akan dibebaskan bea masuk.[2] Perusahaan-perusahaan Australia diperbolehkan untuk memegang mayoritas saham perusahaan-perusahaan Indonesia yang bergerak di sektor telekomunikasi, transportasi, kesehatan dan energi. Jumlah visa liburan dan kerja ("Working Holiday Visa") yang akan dikeluarkan Australia untuk WNI akan ditingkatkan dari 1.000 ke 4.100 per tahun, dan 5.000 pada tahun 2026. Universitas-universitas Australia juga akan diperbolehkan untuk membuka kampus cabang di Indonesia.[3]

Isi IA-CEPA juga mencakup perlindungan dari diskriminasi dan penyitaan aset, dan pemerintah tidak diperbolehkan untuk memaksa pengembang perangkat lunak menyerahkan kode sumber produk mereka yang akan dijual. Selain itu, perusahaan Australia diperbolehkan untuk tidak menyimpan data lokapasar daring (online marketplace) mereka di Indonesia (sesuai peraturan yang berlaku pada umumnya).[1]

Sejarah

sunting

Perundingan perjanjian dagang bilateral antara Indonesia dan Australia bermulai pada bulan November 2010, saat IA-CEPA diumumkan dalam konferensi pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Julia Gillard.[4][5] Beberapa kali konferensi dan pertemuan diselenggarakan sepanjang tahun 2011, dan pada tanggal 3 Juli 2012, seusai pertemuan di Darwin, diumumkan bahwa perundingan resmi akan dimulai sebelum akhir tahun.[6] Namun, hubungan Australia-Indonesia memanas seusai skandal penyadapan tahun 2013 dan eksekusi warga negara Australia pada tahun 2015. Tahun 2015, Indonesia menetapkan bea masuk untuk impor sapi dari Australia. Perundingan baru berlangsung kembali seusai Mendag Indonesia Thomas Lembong dan Mendag Australia Steven Ciobo mengumumkan kelanjutannya pada bulan Maret 2016.[7] Saat itu, sebelum perundingan berhenti, empat ronde perundingan telah berlangsung.[8]

Enam ronde perundingan sudah selesai di bulan Februari 2017, dan pada Maret 2017 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan niatnya untuk menyelesaikan negosiasi pada akhir tahun 2017.[9] Namun, perundingan berlanjut terus, dan sampai November 2017 sudah 10 ronde berjalan.[8] Menlu Retno Marsudi mengakui bahwa ada ketidaksepakatan yang belum dibereskan dan menggeser tanggal target selesai negosiasi ke akhir 2018.[10] Bulan April 2018, Mendag Enggartiasto Lukita menargetkan perjanjian tersebut bisa ditandatangani bulan November 2018.[11]

 
Mendag-mendag Simon Birmingham dan Enggartiasto Lukita menandatangani IA-CEPA secara resmi bulan Maret 2019

Perdana Menteri baru Australia Scott Morrison bersama Jokowi mengumumkan kesepakatan mengenai IA-CEPA tanggal 31 Agustus 2018 saat Morrison berkunjung ke Jakarta.[12] Penandatanganan sempat tertunda kembali karena protes diplomatik dari Indonesia mengenai kisruh ibukota Israel di Yerusalem.[13][14] Perjanjian tersebut akhirnya ditandatangani oleh kedua Mendag pada bulan Maret 2019, dan diserahkan ke badan legislatif kedua negara untuk diratifikasi.[15][16]

Parlemen Australia meratifikasi IA-CEPA tanggal 26 November 2019 dan Dewan Perwakilan Rakyat meratifikasi IA-CEPA tanggal 6 Februari 2020.[17][18] IA-CEPA mulai berlaku tanggal 5 Juli 2020.[19]

Reaksi

sunting

Universitas Monash dari Australia mengumumkan rencana untuk membuka kampus di Indonesia seusai DPR meratifikasi IA-CEPA, menjadikan Monash universitas asing pertama yang akan membuka cabang di Indonesia.[20] Menurut pengamat-pengamat ekonomi dari Indonesia, IA-CEPA diperkirakan akan meningkatkan impor hasil tani dan ternak dari Australia, terutama daging sapi, dan dapat merugikan industri sapi dalam negeri.[21] Partai Buruh Australia (oposisi) mempertanyakan soal perizinan WNI masuk ke Australia untuk bekerja dan soal titik-titik mengenai perselisihan antara investor dan pemerintah.[22]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Medina, Ayman Falak (14 Februari 2020). "Indonesia and Australia Ratify IA-CEPA Agreement". ASEAN Briefing (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Februari 2020. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  2. ^ "Jokowi to discuss capital relocation during Canberra visit". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 9 Februari 2020. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  3. ^ Walden, Max (9 Februari 2020). "Jokowi arrives in Canberra bearing 'gift', but relationship still has long way to go". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Februari 2020. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  4. ^ "Australia-Indonesia leaders meet in Jakarta to seal trade deal". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). 31 Agustus 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  5. ^ "Indonesia-Australia Joint Statement Jakarta, 2 November 2010". dfat.gov.au (dalam bahasa Inggris). Australian Department of Foreign Affairs and Trade. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 April 2019. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  6. ^ "IA-CEPA news". dfat.gov.au (dalam bahasa Inggris). Australian Department of Foreign Affairs and Trade. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  7. ^ "Resuming Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) Talks". Indonesia Investments (dalam bahasa Inggris). 17 Maret 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2016. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  8. ^ a b Busch, Matthew (7 Desember 2017). "The ill-advised rush for Australia to strike a trade deal with Indonesia". The Interpreter (dalam bahasa Inggris). Lowy Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Desember 2017. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  9. ^ Satchwell, Ian (7 Maret 2017). "Australia-Indonesia trade deal: Dealing with great expectations". The Interpreter (dalam bahasa Inggris). Lowy Institute. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  10. ^ Hidayat, Ali Akhmad Noor (18 Maret 2018). "Perundingan IA CEPA Ditargetkan Rampung Akhir Tahun 2018". Tempo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-25. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  11. ^ Mutmainah, Dinda Audriene (16 April 2018). "November 2018, Pemerintah Teken Perjanjian IA-CEPA". CNN Indonesia. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  12. ^ Hodge, Amanda (1 September 2018). "Australia-Indonesia free trade deal a jobs bonanza, says Scott Morrison". The Australian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  13. ^ "Australia Optimistis RI Teken IA-CEPA Usai Kisruh Yerusalem". CNN Indonesia. 18 Desember 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 December 2018. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  14. ^ "Aussie PM's Jerusalem decision risks Indonesian fallout". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Januari 2019. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  15. ^ Massola, James (4 Maret 2019). "Australian G8 universities eye Indonesian expansion after trade deal". The Sydney Morning Herald (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2019. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  16. ^ "IA-CEPA deal to take RI-Australia ties to new level". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 4 Maret 2019. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  17. ^ "Customs Amendment (Growing Australian Export Opportunities Across the Asia-Pacific) Bill 2019". aph.gov.au (dalam bahasa Inggris). Parliament of Australia. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  18. ^ "Indonesia ratifies long-awaited free trade deal with Australia". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 6 Februari 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Februari 2020. Diakses tanggal 14 Februari 2020. 
  19. ^ "Mulai Berlaku 5 Juli, Ini Manfaat IA-CEPA Bagi Indonesia". Bisnis.com. 5 Juli 2020. Diakses tanggal 7 Juli 2020. 
  20. ^ "Monash in Indonesia: Stimulus for international research or doom for local universities?". The Jakarta Post. 20 Februari 2020. Diakses tanggal 25 Februari 2020. 
  21. ^ "Pengamat: Kesepakatan IA-CEPA Membuat Impor Sapi Makin Deras". Republika. 12 Maret 2019. Diakses tanggal 9 Juni 2020. 
  22. ^ Brown, Colin (5 September 2019). "The Indonesia-Australia Closer Economic Partnership Agreement (IA-CEPA): A Game Changer?" (dalam bahasa Inggris). Australian Institute of International Affairs. Diakses tanggal 9 Juni 2020. 

Pranala luar

sunting