Hyecho

(Dialihkan dari Hui-chiao)


Hyecho (704–787 CE)(Sanskerta: Prajñāvikram; Tionghoa: Hui Chao) adalah seorang biksu, petualang, penulis dari Silla.

Hyecho
Hangul
혜초
Hanja
慧超 atau 惠超
Alih AksaraHyecho
McCune–ReischauerHyech'o

Hyecho belajar agama Buddha di Dinasti Tang awalnya dengan Subhakarsinha, kemudian belajar dengan Vajrabodhi dari India yang menyanjung Hyecho sebagai "satu dari enam orang yang terlatih dalam lima bagian kitab suci Buddha."

Atas anjuran para guru India yang mengajarnya di Tiongkok, ia berangkat ke India pada tahun 723 M untuk belajar bahasa dan budaya di tempat asal Buddha. Dalam perjalanannya, Hyecho sempat tinggal di ibu kota kerajaan Sriwijaya sebelum bertolak ke India.[1]

Catatan Perjalanan ke Lima Kerajaan India

sunting

Selama perjalanannya ke India, Hyecho menulis catatan tentang perjalanan di dalam bahasa Tionghoa klasik yang berjudul Wang ocheonchukguk jeon (往五天竺國傳) yang berarti, "Catatan Perjalanan ke Lima Kerajaan India."

Catatan tersebut menuliskan bahwa, setelah Hyecho tiba di India lewat jalur laut, ia pergi ke Kerajaan Magadha (sekarang Bihar), lalu mengunjungi Kusinagar dan Varanasi. Namun perjalanan Hyecho tidak berakhir disana dan ia melanjutkan ke utara, dimana ia mengunjungi Lumbini (sekarang Nepal) dan Kashmir. Hyecho meninggalkan India lewat Jalur Sutra ke arah barat, lewat Agni atau Karashahr,[2]ke Tiongkok, di mana catatan tersebut berakhir pada tahun 729 M.

Ia menyebut tiga kerajaan yang terletak di timur laut Kashmir:

"dibawah kekuasaan raja Tibet…. Negara ini sempit dan kecil, dan pegunungan dan lembahnya tidak rata. Banyak kuil dan biksu dan rakyatnya dengan setia memuja Tiga Mustika. Di sebelah timur kerajaan Tibet, tidak ada kuil sama sekali dan ajaran Buddha tidak diketahui; namun di negara yang disebutkan di atas populasi terdiri dari orang Hu, dan mereka adalah penganutnya. (Petech, The Kingdom of Ladakh, p. 10)."[3]

Catatan ini menunjukkan bahwa daerah Ladakh yang sekarang ini pada masa itu berada di bawah kekuasaan Tibet, namun rakyatnya bukan bangsa Tibet.

Hyecho menghabiskan kira-kira empat tahun untuk menyelesaikan perjalanannya. Catatan tersebut mengandung banyak informasi pada makanan, bahasa, iklim, budaya dan situasi politik masyarakat setempat.

Disebutkan bahwa Hyecho menyaksikan penurunan ajaran Buddhisme di India. Ia juga merasa cukup menarik untuk melihat hewan ternak berkeliaran dengan bebas di sekitar kota dan desa..

Catatan ini hilang selama bertahun-tahun sampai sebuah potongannya ditemukan oleh Paul Pelliot dalam goa Dunhuang di Tiongkok pada tahun 1908 dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa yang berbeda selama bertahun-tahun;. Buku aslinya sekarang ada di Prancis.

Kutipan

sunting

"Kau mengeluh dari perjalanan pulang yang panjang ke barat,

dan aku mengeluh dari jalan yang tak berujung ke timur."

—Hyecho


Lihat Pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ (Korea)혜초 스님, cafe444.daum.net. Akses:29-11-2011.
  2. ^ Sen (1956), p. 186.
  3. ^ Rizvi (1996), p. 56.

Referensi

sunting
  • Sen, Surendranath (1956). India Through Chinese Eyes: Sir William Meyer Endowment Lectures 1952–53. University of Madras.