Hubungan sintagmatik


Hubungan sintagmatik adalah hubungan linear (horizontal) antarmakna kata dalam satu frasa atau kalimat.[1] Hubungan sintagmatik berkaitan dengan paradigmatik. Pendekatan tersebut dipelopori oleh seorang ahli bahasa modern bernama Ferdinand de Saussure (1857-1919 M).[2] Saussure dalam bukunya berjudul Course de Linguistique Generale mengartikan hubungan sintagmatik sebagai hubungan yang terdapat dalam unit-unit bahasa secara konkret (linear). Sedangkan pengertian dari unit-unit bahasa adalah hubungan-hubungan yang terdapat di antara satuan-satuan bahasa, seperti morfem satu dengan morfem lainnya atau kata satu dengan kata lainnya.[2] Pendekatan sintagmatik kemudian dikembangkan oleh John R. Firth (1890-1960 M) yang menyebut istilah sintagmatik dengan struktur.[2]

Definisi

sunting

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sintagmatik adalah hubungan linear antara unsur bahasa dalam tataran tertentu.[3] Menurut Kridalaksana, hubungan sintagmatik adalah hubungan yang terdapat di antara unsur-unsur dalam suatu tuturan yang tersusun secara literal.[2] Hartman dan Stork (1972) mendefinisikan hubungan sintagmatik sebagai hubungan horizontal di antara elemen linguistik yang tersusun secara literal. Maspelmath (2002) menjelaskan hubungan sintagmatik sebagai hubungan antarunit yang saling mengikuti dalam pembicaraan.[2] Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan sintagmatik adalah hubungan makna dalam satu frasa atau kalimat, misalnya suku kata dengan kata, kata dengan frasa.

Relasi makna sintagmatik

sunting

Pembahasan relasi makna sintagmatik akan difokuskan pada tiga tataran, yaitu fonologi, morfologi dan sintaksis. Chaer (2007) mengungkapkan bahwa hubungan sintagmatik pada tataran fonologi terletak pada urutan fonem-fonem pada sebuah kata yang apabila dirubah maka maknanya rusak. Contoh "kamis", jika hurufnya diubah, maka maknanya tidak ada artinya (miska, simak, misak, dan lainnya). Sedangkan pada tataran morfologi, relasi sintagmatik terletak pada contoh buy-buyer, eat-eater. Kedua contoh di samping merupakan hubungan sintagmatik secara linear dalam ihwal formasi kata dengan morfem terikat sebagai gramatika morfem bermakna nomina. Kemudian dalam tataran sintaksis, hubungan sintagmatik dapat dianalisis di antara kata-kata yang menduduki fungsi subjek, predikat dan objek. Misalnya: 1). Ibu mencuci baju, 2). Adi meminum teh. Keduanya memiliki hubungan yang sama pada fungsi subjek: Ibu, Adi; predikat: mencuci, meminum; objek: baju, teh.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Narabahasa (2021-11-16). "Sintagmatis dan Paradigmatis: Relasi Horizontal dan Vertikal | Narabahasa". Diakses tanggal 2022-04-16. 
  2. ^ a b c d e f Zainuddin, Zainuddin (2013). "Pendekatan Sintagmatik Dan Paradigmatik Dalam Kajian Bahasa". Jurnal Bahas Unimed (86): 75171. ISSN 0852-8535. 
  3. ^ "Arti kata sintagmatis - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2022-04-16.