Hubungan potong memotong

Hubungan potong memotong, atau yang lebih dikenal dengan cross cutting relatonships, pertama kali dikembangkan oleh James Hutton di dalam bukunya Theory Of The Earth (1795) dan dipublikasikan oleh Charles Lyell pada bukunya Principles of Geology (1830), prinsip hubungan potong memotong menyatakan sesuatu yang memotong batuan kemungkinan besar berumur lebih muda daripada batuan yang dipotong.

Hubungan potong memotong dapat digunakan untuk menentukan umur relatif lapisan batuan atau struktur geologi lainnya. Penjelasan: A - lipatan lapisan batuan yang terpotong oleh sesar naik; B - intrusi yang besar (memotong A); C - erosi ketidakselarasan anguler (memotong A & B) dimana terdapat lapisan batuan yang terlapiskan; D - dike (memotong A, B & C); E - lapisan batuan termuda (melapisi bagian atas C & D); F - sesar normal (memotong A, B, C & E).

Ada beberapa tipe dasar prinsip hubungan potong memotong.

Struktural

sunting

Patahan atau retakan memotong batuan yang lebih tua.

Stratigrafi

sunting

Permukaan erosional memotong lapisan batuan, struktur geologi, atau ciri geologi lainnya yang berumur lebih tua.

Sedimentologi

sunting

Terjadi apabila suatu aliran telah mengerosi endapan yang lebih tua pada suatu tempat. Sebagai contoh suatu terusan atau saluran yang terisi oleh pasir.

Paleontologi

sunting

Terjadi jika adanya aktivitas hewan dan tumbuhan yang tumbuh. Sebagai contoh ketika jejak hewan yang terbentuk atau terendapkan pada endapan berlebih.

Geomorfologi

sunting

Terjadi pada daerah yang berliku atau bergelombang (sungai dan aliran di sepanjang lembah).

Referensi

sunting
  • Cross Cutting. World of Earth Science. Ed. K. Lee Lerner and Brenda Wilmoth Lerner. Gale Cengage, 2003.
  • Hutton, James. Theory of the Earth, 1795
  • Lyell, Charles. Principles of Geology, 1830