Hubungan antara Jerman Nazi dan dunia Arab
Hubungan antara Jerman Nazi dan dunia Arab adalah upaya besar yang dilakukan oleh Jerman Nazi untuk mempromosikan "aliansi dengan dunia Muslim" guna melawan pihak yang mereka anggap sebagai musuh: Kerajaan Inggris, Uni Soviet, Amerika Serikat dan orang Yahudi. Meskipun demikian, terdapat umat Islam yang membantu orang-orang Yahudi dalam beberapa kasus, misalnya menyembunyikan mereka dari kejaran tentara Jerman.[1]
Pada Perang Dunia II, kesamaan pandangan melatarbelakangi kerjasama Arab dengan Nazi. Arab menganggap Inggris dan Prancis, selaku penguasa di kawasan regional Arab pasca-Perjanjian Versailles, sebagai penjajah, sementara Nazi membenci liberalisme yang diusung Inggris dan Prancis. Mayoritas Arab maupun Nazi sama-sama memiliki sifat anti-Yahudi. Keduanya juga mempunyai gagasan persatuan global.[2]
Pada 30 April 1941, Hitler mengirim surat balasan kepada Raja Farouk dari Mesir yang membujuknya untuk menjalin kerjasama. Pada 25 November 1941, Mufti Agung Yerusalem Muhammad Amin al-Husseini bertemu dengan Hitler, yang berjanji akan menjadikannya Fuhrer atas seluruh dunia Arab setelah Nazi menyeberangi Pegunungan Kaukasus dan melebarkan Reich Ketiga ke Timur Tengah. Hitler juga mendukung kedaulatan negara-negara Arab.[2]
Referensi
sunting- ^ "Bagaimana Hitler dan Nazi Menggunakan Isu Islam Selama PD II". DW.
- ^ a b "Nazi Muslim". Historia.