Hubungan Rusia dengan Uni Eropa
Hubungan Rusia dengan Uni Eropa adalah hubungan internasional antara Uni Eropa (UE) dan tetangga terbesarnya di sebelah timur, yaitu Rusia.[1] Meskipun hubungan tiap-tiap negara dalam Uni Eropa dengan Rusia berbeda-beda, namun Uni Eropa sendiri telah menentukan kerangka hubungan antara Uni Eropa dan Rusia, kerangka hubungan antara keduanya sering dikenal dengan Ruang Bersama UE-Rusia.[2] Kerangka hubungan ini terbagi dalam empat ruang, yaitu isu Ekonomi, yang termasuk didalamnya isu Lingkungan, kemudian isu Kebebasan, Keamanan, dan Keadilan, lalu isu Keamanan Eksternal, dan terakhir, isu Riset dan Edukasi yang termasuk didalamnya juga isu Kultural.[2] Lebih lanjut pada tahun 2015, kerangka hubungan ini ditentang oleh Parlemen Eropa menyusul aneksasi Rusia terhadap Krimea, dan juga perang di Donbas (Ukraina).[3]
Rusia |
Uni Eropa |
---|
Perbandingan
suntingUni Eropa | Rusia | |
---|---|---|
Populasi | 506,913,394 | 146,267,999 |
Luas Wilayah | 4,324,782 km2 | 17,075,400 km² |
Kepadatan Penduduk | 115/km² | 8.3/km² |
Ibu kota | Brussels (de facto) | Moskwa |
Kota-kota Besar | London, Paris, Roma, Berlin, Wina, Madrid, Amsterdam, Lisbon, Stockholm, etc. | Moskwa and Saint Petersburg |
Sistem Pemerintahan | Persatuan supranasional dengan parlemen demokrasi yang berdasar pada perjanjian Eropa[4] | Republik Federal dengan sistem presidensial |
Pemimpin Pertama | Otoritas Tinggi Presiden Jean Monnet | Presiden Boris Yeltsin |
Pemimpin saat ini | Presiden Komisi Jean-Claude Juncker | Presiden Vladimir Putin |
Bahasa Resmi | Bahasa Resmi Uni Eropa | Bahasa Rusia |
PDB (nominal) | $18.881 triliun ($37,262 per kapita) | $1.857 triliun ($12,719 per kapita) |
Sengketa Gas
suntingSengketa gas antara Rusia dan Ukraina pada 2009 lalu telah menciderai reputasi Rusia sebagai pemasok gas.[5][6] Setelah kesepakatan untuk meningkatkan kemampuan jalur pipa gas terjadi antara Ukraina dan Uni Eropa pada 23 Maret 2009,[7][8] Perdana Menteri Rusia waktu itu, Vladimir Putin, mengancam untuk meninjau kembali hubungan Rusia dan Uni Eropa, dengan mengatakan "Apabila kepentingan Rusia diabaikan, maka kita juga akan mulai untuk meninjau kembali dasar-dasar prinsip hubungan kita".[9] Menteri-menteri Rusia beranggapan bahwa kesepakatan ini adalah upaya Uni Eropa untuk menarik Ukraina kedalam Uni Eropa secara legal, dan hal ini dapat bersinggungan dengan kepentingan Rusia sebagai negara tetangga terbesar Ukraina.[10][11]
Pada 12 September 2012, Komisi Eropa membuka investigasi tak percaya terhadap kontrak-kontrak yang dimiliki Gazprom di wilayah Eropa tengah dan timur.[12] Rusia merespon hal ini dengan segera melegislasikan undang-undang untuk mencegah investigasi dari luar negeri pada bulan itu juga.[13] Pada 2013, tercatat negara-negara anggota Uni Eropa yang paling tidak mampulah yang biasanya membayar paling mahal untuk gas yang dibelinya dari Gazprom.[14]
Investigasi yang dilakukan oleh Komisi Eropa harus ditunda menyusul intervensi Rusia terhadap Ukraina.[15] Pada April 2015, Komisi Uni Eropa menuduh Gazprom telah menetapkan harga dengan tidak adil dan membatasi persaingan/kompetisi,[16] Komisi Eropa untuk Kompetisi, Margrethe Vestager, mengatakan bahwa "Seluruh perusahaan yang beroperasi di pasar Eropa, tidak peduli apakah mereka berasal dari Eropa atau tidak, harus mengikuti aturan dari Uni Eropa. Saya khawatir bahwa Gazprom telah melanggar aturan tak percaya Uni Eropa dengan menyalahgunakan posisi dominannya di pasar gas Uni Eropa".[17] Gazprom menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa mereka merupakan perusahaan yang beroperasi dibawah hukum Rusia yang bertujuan untuk melayani kepentingan publik dan berstatus sebagai perusahaan strategis yang dikontrol negara.[18] Presiden Lituania, Dalia Grybauskaite juga mengatakan bahwa Kremlin menggunaan Gazprom sebagai alat politik dan ekonomi untuk memeras Eropa.[19]
Ketegangan atas Perjanjian Asosiasi
suntingPada 2013, harian The Economist memberi tajuk "kontes geopolitik liar", menyusul akan diadakannya Konferensi Vilnius yang mempertemukan Uni Eropa dengan negara-negara tetangganya dari timur.[20] Menjelang konferensi ini, Rusia terus berusaha mempengaruhi negara-negara tetangga terdekatnya untuk lebih memilih bersama mereka membentuk Uni Eurasia dibandingkan menandatangani Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa.[20] Pemerintah Rusia dibawah Presiden Putin berhasil untuk meyakinkan Armenia dan Ukraina untuk menunda pembicaraan dengan Uni Eropa, dan untuk justru memulai negosiasi dengan Rusia.[21] Bagaimanapun, konferensi tetap berjalan dengan Moldova dan Georgia semakin dekat untuk mencapai kesepatan dengan Uni Eropa, mekipun hal ini ditentang oleh Rusia.[22] Terjadi protes luas di Ukraina menyusul keputusan Presiden Viktor Yanukovich untuk lebih memilih Rusia, sebagai akibatnya Viktor harus melarikan diri ke Rusia pada Februari 2014,[23] dan Rusia memulai intervensi militernya ke Ukraina.[24] Uni Eropa mengutuk aksi Rusia ini dan mengatakan aksi ini adalah invasi, Uni Eropa juga memberlakukan larangan visa dan membekukan aset-aset petinggi Rusia yang ada di Uni Eropa.[25]
Rusia beranggapan bahwa beberapa negara yang ada dibawah pengaruh mereka justru mengajukan diri untuk bergabung dalam NATO ataupun Uni Eropa.[26] Rusia berulang kali mengkritisi NATO karena dianggap memindahkan infrastrukturnya lebih dekat ke perbatasa Rusia.[26] Hal ini dibantah oleh Deputi Sekretaris Jenderal NATO Alexander Vershbow, dengan mengatakan bahwa infratruktur yang ada di Eropa timur tidak lebih dekat dibandingkan dengan masa Perang Dingin, dan bahwa Rusia sendiri tetap mempertahankan kehadiran militernya secara besar di negara-negara tetangga.[26]
Perjanjian Kemitraan dan Kerjasama
suntingKerangka hukum hubungan antara Uni Eropa dan Rusia adalah Perjanjian Kemitraan dan Kerjasama (PCA), yang ditandatangani pada Juni 1994 dan berlaku mulai Desember 1997, perjanjian ini berlaku untuk 10 tahun.[27] Sejak 2007 perjanjian ini diperpanjang setiap tahun hingga digantikan dengan perjanjian kerjasama yang baru.[27] PCA mencakup hubungan politik, ekonomi, dal kultural antara Rusia dan Uni Eropa, dan berfokus pada perdagangan, investasi, dan hubungan ekonomi yang harmonis.[27][28] Bagaimanapun didalam perjanjian ini juga menyebutkan pihak-pihak didalamnya saling berbagi kewajiban untuk "menghormati prinsip demokrasi dan hak asasi manusia sebagai yang tertuang dalam Akta Terakhir Helsinki (Helsinki Final Act) dan Piagam Paris untuk Eropa baru" dan juga untuk berkomitmen terhadapa keamanan dan perdamaian internasional.[28] Perjanjian pengganti telah dinegosiasikan sejak 2008 dan sekaligus mencakup masuknya Organisasi Perdagangan Dunia.[28]
Kerangka Ruang Bersama Uni Eropa-Rusia
suntingPada Konferensi St. Petersburg, Mei 2003, Uni Eropa dan Rusia setuju untuk memperkuat kerjasama mereka dengan membentuk empat ruang bersama untuk jangka panjang dalam kerangka Perjanjian Kemitraan dan Kerjasama 1997.[29] Empat ruang bersama tersebut adalah ruang ekonomi bersama; ruang kebebasan, keamanan, dan keadilan bersama; ruang kerjasama dalam bidang keamanan eksternal bersama; dan ruang riset, edukasi, dan pertukaran budaya bersama.[29]
Pada konferensi Moskwa, bulan Mei 2005, kedua belah pihak mengadopsi paket tunggal dari Peta Jalan untuk pembentukan empat Ruang Bersama.[30] Peta Jalan ini melebarkan kerjasama yang ada saat ini, dan memberikan tujuan spesifik, juga menentukan tindakan-tindakan yang perlu ditempuh untuk membuat ruang bersama ini menjadi kenyataan.[30] Lebih jauh, pada Konferensi London di bulan Oktober 2005, kedua belah pihak membahas praktik implementasi dari Peta Jalan untuk pembentukan empat Ruang Bersama tersebut.[31]
Referensi
sunting- ^ "European Union - EEAS (European External Action Service) | EU relations with Russia". eeas.europa.eu. Diakses tanggal 28 Mei 2018.
- ^ a b "EU and Russia: Strategic Partnership" (PDF). EU External Action. 2011. Diakses tanggal 11 Juni 2018.
- ^ "Russia is no longer a strategic partner of the EU, say MEPs". European Parliament. 11 June 2015. Diakses tanggal 11 Juni 2018.
- ^ Parliamentary democracy and the Treaty of Lisbon Diarsipkan 21 January 2015 di Wayback Machine.
- ^ "Russia and Ukraine sign gas deal." BBC (19 January 2009). Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ Overland, Indra. "The Hunter Becomes the Hunted: Gazprom Encounters EU Regulation". In Anderson, Svein; Goldthau, Andreas; Sitter, Nick. "Energy Union: Europe’s New Liberal Mercantilism?". Blasingstoke: Palgrave MacMillan. p. 115130.
- ^ Longescu, Oana (23 March 2009). "EU moves to secure Ukrainian gas". BBC. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ Harrison, Pete (23 March 2009). "Russia suspicious of EU-Ukraine gas "master plan"", Reuters. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ "Putin threatens to review relations with EU". RT. 23 Maret 2009. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ "Russia raps EU over Ukraine gas talks". Reuters. 26 Maret 2009. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ "Analysis: Deauville summit". BBC. 19 Oktober 2010. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ White, Aoife (5 September 2012). "Gazprom Faces EU Antitrust Probe on Eastern Europe Gas Sales". Bloomberg. Diakses tanggal 14 Juni 2018
- ^ Martyniszyn, Marek (2014). "Legislation Blocking Antitrust Investigations and the September 2012 Russian Executive Order". SSRN. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ Kates, Glenn; Luo, Li (1 July 2014). "Russian Gas: How Much Is That?". RFERL. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ Schreck, Carl (22 April 2015). "Explainer: The EU's Antitrust Case Against Russia's Gazprom". Radio Free Europe. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ Kanter, James (22 April 2015). "In Accusing Russian Energy Giant Gazprom, E.U. Begins a Test of Wills". The New York Times. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ "Antitrust: Commission sends Statement of Objections to Gazprom for alleged abuse of dominance on Central and Eastern European gas supply markets". European Commission. 22 April 2015. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ Johnson, Keith (22 April 2015). "EU to Gazprom: Play by the Rules". Foreign Policy. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ Fairless, Tom; Steinhauser, Gabriele (22 April 2015). "EU Files Formal Charges Against Gazprom for Abuse of Dominant Position". Wall Street Journal. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ a b "Playing_East_Against_West". The Economist. 23 November 2013. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ Cathcart, Will (12 April 2013). "Putin's Power Grab: First Armenia, Now Ukraine". The Daily Beast. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ "Vilnius summit overshadowed by Ukrainian trade deal rejection". DW. 28 November 2013. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ "Putin: Russia helped Yanukovych to flee Ukraine". BBC. 24 Oktober 2014. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ "Putin admits Russian forces were deployed to Crimea", Reuters, 17 April 2014, Diakses tanggal 14 Juni 2018,
We had to take unavoidable steps so that events did not develop as they are currently developing in southeast Ukraine. ... Of course our troops stood behind Crimea's self-defence forces.
- ^ "Frequently asked questions about Ukraine, the EU's Eastern Partnership and the EU-Ukraine Association Agreement Diarsipkan 2014-06-13 di Wayback Machine.". European Union External Action. 24 April 2015. Diakses 14 Juni 2018.
- ^ a b c Benitez, Jorge (4 Agustus 2015). "Putin's False Account of NATO Frontline Troops". Newsweek. Diakses 14 Juni 2018.
- ^ a b c "European Union - EEAS (European External Action Service) | Legal framework Diarsipkan 2015-05-04 di Wayback Machine.". eeas.europa.eu. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ a b c "European Commission - PRESS RELEASES - Press release - The EU-Russia Partnership – basic facts and figures". europa.eu. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ a b "EU/Russia: The four "common spaces"" (PDF). Europa.eu. 23 November 2004. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ a b "EU/Russia: The four "Common Spaces"". European Commission. 18 Maret 2005. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
- ^ "16th EU-RUSSIA SUMMIT London, 4 October 2005" (PDF). Council of the European Union. 4 Oktober 2005. Diakses tanggal 14 Juni 2018.