Hubungan Israel dengan Suriah
Hubungan Israel–Suriah merujuk kepaada hubungan bilateral antara Israel dan Suriah. Kedua negara tersebut sejak pendirian Negara Israel telah menjadi negara perang. Kedua negara tersebut bertarung dalam tiga perang besar, yakni Perang Arab-Israel 1948, Perang Enam Hari pada 1967, dan Perang Yom Kippur pada 1973, kemudian juga terlibat dalam Perang Saudara Lebanon dan Perang Lebanon 1982, serta Perang Atrisi. Di lain waktu, pengadaan gencatan senjata dilakukan. Upaya-upaya dari waktu ke waktu untuk mencapai perdamaian antara negara tetangga tersebut tak sukses.
Israel |
Suriah |
---|
Suriah tak pernah mengakui Negara Israel dan tak menerima paspor Israel untuk memasuki Suriah. Israel juga menganggap Suriah sebagai negara musuh dan umumnya melarang warga negaranya datang kesana. Tak ada hubungan diplomatik antar kedua negara tersebut sejak pembentukan kedua negara tersebut pada pertengahan abad ke-20.
Tak ada hubungan ekonomi atau budaya antar dua negara tersebut, dan terbatas pada pergerakan orang-orang pada perbatasannya. Suriah masih menjadi partisipan aktif dalam pemboikotan Arab terhadap Israel. Kedua negara tersebut mengijinkan perdagangan apel terbatas untuk desa-desa Druze di Golan, yang terletak di kedua sisi garis gencatan senjata. Keadaan damai di garis gencatan senjata meradang saat perang saudara Suriah, yang dimulai pada 2011, dan masih berlangsung, tetapi Israel menghindari keikutsertaan sejauh mungkin dalam konflik tersebut.
Bacaan tambahan
sunting- Cobban, Helena (2000). The Israeli-Syrian Peace Talks: 1991-96 And Beyond. Washington, D.C: United States Institute of Peace Press. ISBN 1-878379-98-4.
- Drysdale, Alastair (1991). Syria and the Middle East Peace Process. New York: Council on Foreign Relations Press. ISBN 0-87609-105-2.
- Rabinovich, Itamar (1991). The Road not Taken: Early Arab-Israeli Negotiations. Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press. ISBN 0-19-506066-0.