Hotel kapsul (カプセルホテル, kapuseru hoteru) adalah sejenis hotel yang dikembangkan di Jepang yang menyediakan ruang-ruang kamar yang sangat kecil dengan jumlah yang banyak dan dinamakan dengan kapsul. Hotel kapsul berfasilitas standar dan bertarif murah[1] bagi pengunjung yang tidak memerlukan pelayanan seperti umumnya pada hotel-hotel konvensional untuk semalam saja. Awalnya hotel ini banyak digunakan oleh pekerja yang terlambat pulang karena lembur dan harus kembali bekerja di pagi hari berikutnya. Ada pula yang menyewa mingguan atau bulanan karena alasan ekonomisnya. Hotel kapsul bisa jadi solusi bagi para traveler yang ingin menekan bujet saat berwisata, khususnya mereka yang melakukan perjalanan dengan gaya wisata beransel.[2]

Ruangan-ruangan kapsul di Osaka
Tampak bagian dalam dari sebuah ruang kapsul, dengan sebuah televisi di bagian pojok kiri atas

Deskripsi

sunting

Hotel kapsul berisi kamar-kamar yang umumnya hanya berisi kasur ukuran satu atau untuk dua orang.[1] Penempatan kasurnya ada yang berupa ranjang bertumpuk dua atau kamarnya yang ditumpuk. Ruang untuk pengunjung hotel sengaja dibuat berukuran kecil, misalnya menjadi sebuah peti modular yang terbuat dari plastik atau fiberglass yang berukuran sekitar 2 x 1 x 1,25 m, menyediakan tempat yang cukup untuk tidur. Adapun barang seperti meja, kursi, televisi, termasuk kamar mandi dan toilet, ditempatkan di luar kamar.[3] Fasilitas semacam itu biasanya ditempatkan di ruang komunal untuk dipakai bersama.[1]

Ruangan-ruangan kapsul ini umumnya ditumpuk menjadi bertingkat dan berjajar kesamping, dengan tangga pijakan yang digunakan untuk naik keruangan diatasnya. Barang bawaan tamu dan alas kaki dapat disimpan di loker terpisah. Privasi tamu terjaga dengan adanya tirai atau pintu fiberglass di bagian masuk ruang kapsul. Kamar mandi dan tempat mencuci tersedia untuk digunakan bersama (umum), sebagian menyedikaan warung makan atau setidaknya disediakan mesin penjual makanan otomatis, kolam renang, dan fasilitas-fasilitas hiburan yang lain. Tamu hotel dilarang untuk merokok dan makan di dalam ruang kapsul.[4]

Besar hotel-hotel kapsul bervariasi, beberapa tempat hanya memiliki sekitar lima puluh ruangan kapsul saja dit tempat lain terdapat lebih dari 700 ruang dan kebanyakan penggunanya adalah kaum laki-laki.[5] Adapula Hotel kapsul dengan bagian untuk wanita yang terpisah dari bagian untuk laki-laki. Kadang kala disediakan pula pakaian untuk ganti misalnya sebuah Yukata dan sandal pada saat mendaftar masuk. Selain itu sebuah handuk juga disediakan. Keuntungan hotel ini dibanding hotel biasa adalah dari sisi kemudahan dan ekonomis, biayanya hanya sekitar 2000-4000 ¥ permalam.

Beberapa alasan yang lain untuk menginap di Hotel kapsul, khususnya pada akhir pekan adalah tamu terkadang terlalu mabuk untuk dapat pulang dengan selamat, atau malu bertemu dengan pasangannya.[6] Dengan masih berlangsungnya resesi di Jepang, semenjak awal 2010, terus bertambah banyak pengunjung Hotel kapsul yang menyewa secara bulanan yakni meningkat sekitar 30%, baik berstatus pekerja maupun pengangguran.[7]

Di Indonesia, target konsumen umumnya menyasar ke kalangan pelancong domestik maupun asing atau [wisata beransel] yang mencari akomodasi berbiaya murah namun masih memberikan kenyamanan.[1]

Sejarah

sunting

Hotel kapsul yang pertama kali dibuka adalah Capsule Inn di Osaka. Hotel yang di desain oleh Kisho Kurokawa ini terletak di distrik Umeda, Osaka dan dibuka pada tahun 1979.[8][9] Di China, Hotel kapsul pertama kali dibuka pada tahun 2012 di kota Xi'an.[10] Kemudian di Singapura dengan nama Woke Home Hostel.[11]

Di Indonesia sejak tahun 2017, di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan di Bali, hotel kapsul bermunculan walau jumlahnya belum terhitung banyak.[1] Pada bulan Agustus 2018, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta mengoperasikan hotel kapsul bandara pertama dengan nama Digital Airport Hotel di Terminal 3.[12]

Lihat pula

sunting
  • Hostel: penginapan kecil dan murah bagi para backpacker serupa Hotel kapsul yang berupa kamar bersama, alih-alih ruang kapsul modular untuk perorangan.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e Siswadi, Anwar, "Hotel Kapsul Bermunculan di Kota-kota Besar, Apa Pemicunya?'", Tempo (majalah), 30 Juli 2018
  2. ^ Naufalty, Tisyrin, "Tren Traveling: Yuk, Menginap di Hotel Kapsul'", Tempo (majalah), 28 Agustus 2018
  3. ^ Schreiber, Mark, "Back to the future of a 'hotel for 2001'", Japan Times, 16 January 2011, pp. 7–8.
  4. ^ Solomon, Leonard (1997). Japan in a Nutshell. Top Hat Press, 115-166. ISBN 0-912509-06-6.
  5. ^ "Accommodation in Japan". Japan-guide.com. 2012-11-11. Diakses tanggal 2012-11-30. 
  6. ^ Wardell, Steven (October 1994), "Capsule cure". Atlantic Monthly. 274 (4):42-47.
  7. ^ Tabuchi, Hiroko. "For Some in Japan, Home Is a Tiny Plastic Bunk", The New York Times, 2010-01-01. Retrieved on 2010-01-18.
  8. ^ "Capsule Inn Osaka" (dalam bahasa Jepang). Diakses tanggal 24 December 2010. 
  9. ^ "Kotobuki Corporation History" (dalam bahasa Jepang). Kotobuki Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-24. Diakses tanggal 24 December 2010. 
  10. ^ "China's first capsule hotel opens in Xi'an | CNN Travel". Cnngo.com. 2012-05-14. Diakses tanggal 2012-11-30. 
  11. ^ "Woke Home Hostel, Singapore, Singapore: Book Now!". Hostelbookers.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-25. Diakses tanggal 2012-11-30. 
  12. ^ Praditya, Ilyas Istianur "Bandara Soekarno-Hatta Punya Hotel Kapsul, Apa Saja Fasilitasnya?'", Tempo (majalah), 28 Agustus 2018

Pranala luar

sunting