Arare

salah satu jenis hidangan nasi
(Dialihkan dari Hina arare)

Arare (あられ, 霰) atau arare mochi adalah makanan ringan asal Jepang yang dibuat dari beras ketan. Bentuknya kecil-kecil (panjang sekitar 2 hingga 3 cm, tebal sekitar 3 mm), dan dimatangkan dengan cara dipanggang atau digoreng. Bahan baku dan ukurannya yang kecil-kecil membedakan arare dan okaki dengan senbei yang berukuran besar dan dibuat dari beras.[1] Makanan ringan ini diberi nama "arare" karena terlihat seperti butir-butir hujan es batu.

Arare

Arare dibuat dengan cara merendam beras ketan hingga lunak. Setelah itu, beras ketan dihancurkan menjadi tepung, dan dikukus hingga menjadi adonan yang bisa diulen. Adonan dipotong-potong kecil sebelum dikeringkan, diberi rasa, dan dipanggang. Arare dibuat dalam berbagai rasa, dan biasanya manis atau asin (rasa kecap asin atau rasa selada yang berarti rasa garam). Bahan perisa yang umum ditambahkan adalah nori, udang, dan cumi-cumi. Arare juga dibuat berwarna-warni dengan memakai pewarna dari tumbuh-tumbuhan atau pewarna makanan.

Variasi

sunting
 
Hina arare
  • Hina arare
Hina arare adalah sebutan untuk arare berbentuk bulat dan dibuat berwarna-warni seperti merah jambu, hijau, dan kuning. Seperti halnya hishimochi, hina arare merupakan makanan istimewa untuk anak-anak sewaktu merayakan Hinamatsuri. Makanan ringan lain seperti berondong beras, karinto, dan arare isi kacang juga sering dikemas bersama hina arare.
  • Bubu arare
Pada mulanya, arare dimasukkan ke dalam bungkus furikake sebagai penyerap kelembapan. Pada waktu itu, furikake masih dikemas dalam bungkusan kertas, dan mudah sekali menjadi lembap bila dikemas tanpa arare. Sebagian besar orang ternyata menyukai rasa garing dan renyah arare yang disertakan bersama furikake. Berdasarkan alasan tersebut, produsen terus melanjutkan tradisi memasukkan arare ke dalam furikake walaupun sudah memakai teknologi kemasan modern. Arare di dalam kemasan furikake disebut "bubu arare" (disingkat "bubu") karena orang Kyoto menyebut ochazuke sebagai bubuzuke.

Referensi

sunting
  1. ^ Ang, Catharina Y.W. (1999). Asian Foods: Science and Technology. CRC Press. hlm. 6–7. ISBN 1-5667-6736-9. 

Pranala luar

sunting