Hikmah Ilahi Tafakur

seri televisi Indonesia tahun 2011

Hikmah Ilahi Tafakur adalah serial televisi Indonesia produksi MD Entertainment yang ditayangkan perdana 26 September 2012 pukul 21.00 WIB di MNCTV. Serial ini disutradarai oleh Encep Masduki dan dibintangi oleh Andrew Andika, Ririn Dwi Ariyanti dan Tatjana Saphira.

Hikmah Ilahi Tafakur
Genre
Ditulis olehAviv Elham
SkenarioAviv Elham
SutradaraEncep Masduki
Pemeran
Penggubah lagu temaIndra and Friends
Lagu pembuka"Dengan Bismillah" oleh Indra and Friends
Lagu penutup"Dengan Bismillah" oleh Indra and Friends
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Jmlh. musim1
Jmlh. episode7 (daftar episode)
Produksi
Produser eksekutifShania Punjabi
Produser
Pengaturan kameraTurpin Sihombing
Durasi60 menit (19:00-20:00 WIB)
Rumah produksiMD Entertainment
DistributorMedia Nusantara Citra
Rilis asli
JaringanMNCTV
Rilis26 September (2012-09-26) –
7 Oktober 2012 (2012-10-7)
Acara terkait

Sinopsis

sunting

Elang adalah pemuda kota yang tinggal di rumah mewah orang tuanya. Ayahnya bernama Setiawan, yang mempunyai masa lalu buruk kehilangan seorang putra pertama yang di anggap sebagai putra keberuntungan, hingga akhirnya ia sangat membenci Allah. Dan apa yang di alami Setiawan terjadi juga di sebuah desa Nuhunwatu, di mana dahulu saat mereka di landa musim paceklik, mereka yang tidak sabar merasa Allah tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolong mereka. Hingga akhirnya mereka merasa tidak memerlukan Allah untuk melakukan apapun. Bahkan sampai sekarang, mereka terus menerus berbuat maksiat. Dan seorang Ustadz bernama Bukhori, merasa sedih dengan keadaan di desa tersebut, Ustadz berharap suatu hari akan datang seseorang yang bisa mengubah keadaan di desa penuh maksiat tersebut. Elang terlibat pertengkaran dengan ayahnya, Setiawan. Karena Setiawan tidak menyukai hal hal yang bersifat religi yang di lakukan Elang untuknya. Seperti membayarkan Setiawan untuk pergi haji, menjadikan paviliun menjadi Mushola keluarga dsb. Setiawan frustasi bertengkar dengan anaknya, hingga akhirnya ia mengusirnya. Dan Elang bertemu dengan Hanifah yang terserempet mobil. Elang menolong Hanifah yang ingin pulang kampung, dan dengan kuasa Allah, Elang dan Hanifah akhirnya sampai di desa itu. Desa yang sangat menyedihkan menurut Elang, karena semua warganya seperti tidak mengenal Allah, mereka melakukan banyak kemaksiatan, sehingga rahmat dan berkah Allah tidak di temukan di desa ini. Bahkan mushola satu satunya terlihat rusak dan sudah lama tidak di kunjungi manusia. Elang memperbaiki, dan membersihkan mushola itu sambil bertekad, bahwa ia ingin suatu hari nanti, mushola ini akan di penuhi oleh jamaah dari penduduk kampung NuhunWatu ini. Selanjutnya, Elang kemudian bertemu dan berkenalan dengan Ustadz Bukhori, Wati seorang PSK, Euis Seorang kembang desa, lalu Mamat, Bapak Euis yang sudah menjodohkan Euis dengan Wawan, anak Juragan Sarpin yang sudah memberi hutang yang sangat banyak kepada Mamat, dan Mamat tidak sanggup membayarnya, ia malah menukarkan Euis yang di kenal sebagai kembang desa itu, untuk jadi istrinya Wawan. Tapi semenjak bertemu dengan Elang, cinta di hati Euis tumbuh kepada Elang, dan ia mulai menolak rencana pernikahannya dengan Wawan yang tidak pernah di cintainya. Mamat terbakar emosi, apalagi setelah tahu bahwa penolakan Euis karena kehadiran Elang. Mamat berusaha keras agar Elang pergi dari desa itu, dan agar Euis jadi menikah dengan Wawan, tetapi semua usahanya tidak berjalan dengan mulus. Selalu saja ada hambatan. Begitu juga dengan kisah cinta Euis dengan Elang. Tidak berjalan mulus, selalu saja ada gangguan, hingga beberapa kali ia hendak bunuh diri di depan ayahnya yang menentang hubungannya dengan Elang. Namun setelah itu, kisah asmaranya juga tak berjalan dengan mulus, ketika Mamat memberi pilihan kepada Elang untuk memilih agama atau Euis. Dan Elang pun dengan terpaksa memilih agamanya, yang sudah menjadi tujuan utamanya menetap di desa ini. mengajarkan anak-anak kecil mengaji, mengenal agama islam dsb. Euis merasa sedih namun ia bisa tabah, dan ketabahannya di uji lagi ketika tiba-tiba sebuah fitnah besar yang di rencanakan Mamat dan Wawan muncul melanda Elang dan Wati, yang di sangka berbuat mesum saat hujan hujan di dalam gubuk. Padahal Elang dan Wati hanya berteduh, dan tidak melakukan apapun di dalamnya. Elang dan Wati hampir saja di hukum dengan hukum adat desa itu yang sangat mengerikan, untungnya dengan rahmat Allah, kejahatan itu cepat terbongkar, hingga Elang dan Wati tidak jadi di hukum. Dan lagi lagi, kisah cinta Euis harus mengalami kesedihan karena Euis melihat Elang pergi bersama adiknya, meninggalkan desa itu. Euis mengira Elang tidak akan kembali, tetapi ternyata dia kembali lagi setelah menjenguk ayahnya yang sakit. Setiawan terbaring di rumah sakit karena emosinya yang tidak terkontrol ssehingga memicu penyakit jantungnya kambuh. Sementara itu Evita juga menambahkan sakit di hatinya karena Evita secara terang terangan menentang rencana bisnis haram Setiawan yang ingin membangun sebuah hotel dan diskotik di dekat desa Nuhunwatu. Setiawan berusaha mengurung Evita namun Evita berhasil kabur karena bantuan ibunya. Setiawan marah kepada istrinya, dan ia sendirian bersama Saprin menindak tegas bagi siapa saja yang melakukan perlawanan, termasuk juga Elang. Elang tak menyangka bahwa ayahnya sendiri yang ingin menambahkan kemaksiatan di desa itu, dengan membangun hotel dan diskotik. Elang di bantu para sahabat seperti Bukhori, Euis, Kokom, Wati dll menyerukan kebaikan kepada para warga yang lainnya. Sehingga banyak juga yang menjadi pengikut El, hingga akhirnya, lama kelamaan, dengan usaha yang besar, Elang berhasil membuat masjid/mushola itu penuh dengan jamaahnya. Tapi mereka belum tenang karena gangguan terus ada, dari anak buah Saprin yang ingin merusak masjid itu, menganiaya mereka yang ikut dalam barisan Elang dan Ustadz Bukhori. Saat para anak buah Saprin itu dan warga lainnya yang kufur hendak beraksi, tiba tiba gempa berpotensi tsunami melanda desa itu. Tak lama kemudian tsunami datang menyapu semua manusia manusia tak beriman, termasuk juga Setiawan. Dan semua orang yang ikut dengan Elang dan Ustadz Bukhori selamat. Setelah tsunami berlalu, desa Nuhunwatu seperti desa yang baru lahir, sangat sepi dan hanya ada suara pengajian anak-anak dan dewasa dari masjid/mushola tempat tinggal Elang. Semuanya berkumpul, dan Wati yang sempat hilang juga kembali bersama binatang kesayangannya. Meskipun sedih, tetapi mereka yang dekat dengan Allah selalu di berikan kebahagiaan.

Pemeran

sunting
Pemeran Peran
Andrew Andika Elang
Ririn Dwi Ariyanti Euis
Tatjana Saphira Evita
Meidiana Hutomo Ibu Elang
Zainal Abidin Domba Ustadz Bukhori
Cahya Kamila Kokom
Ricky Djauhari Wawan
Demmy Febriana Wati
Leroy Osmani Setiawan
Herdin Hidayat Mamat
Shirin Safira N/A
Didi Djunaedi N/A
Keterangan
  • N/A: Not Available

Pranala luar

sunting