Hendrik Hamakers (19 Januari 1834 – 23 Juli 1916) adalah mayor infanteri yang berdinas di Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger. Ia juga ksatria kelas IV di Militaire Willems-Orde. Kakaknya Johannes Cornelis Hamakers juga perwira KNIL.

Hendrik Hamakers

Karier

sunting

Hamakers berdinas sebagai bintara selama Perang Bone II. Pada tanggal 20 Februari 1860, ia naik pangkat dari ajudan menjadi letnan dua di Batalyon XI, dan berdinas hingga tanggal 2 September 1862. Setelah itu, ia dipindahkan ke Batalyon XIII yang turut serta dalam Perang Banjar. Pada tanggal 17 November 1862, Hamakers bertugas di Batalyon II, lalu kembali ke Batalyon XIII sebagai letnan satu pada tanggal 28 Januari 1863. Pada tanggal 27 Agustus 1866, ia menjadi kader subsisten di Surabaya dan pada tanggal 2 Maret 1868 diangkat sebagai ajudan di Divisi Militer III di Jawa oleh Komandan Désiré Lambert de Brabant selama Perang Bali.

Ekspedisi Bali 1868

sunting

Ida Made Rai, bersama dengan 2 Ida lain dan 3 kelian (sebagai pimpinan pemberontak), harus lari menuju Mengwi melalui daerah pegunungan di Tabanan. Mereka dikejar-kejar agar menyerah oleh tetua dan 2 punggawa setia Buleleng, sementara tujuan yang terpenting diarahkan sang pangeran yang terlibat untuk mengembalikan mereka. Pada pk. 05.00 pada tanggal 24 Oktober 1868, pasukan yang dipimpin sendiri oleh Desire Lambert de Brabant diberangkatkan dari Temukus. 3,5 jam kemudian, pecah pertempuran di Kampung Dencarik. Meskipun perlawanan musuh sedemikian gigihnya, kampung itu dengan cepat dapat ditaklukkan. Dalam kesempatan itu, LetTu. De Nijs tertembak di perutnya. Segera setelah kampung itu dibakar, pasukan pun kembali ke Banjar, tempat musuh beristirahat, namun mendapat perlawanan singkat tapi sengit di jalan setapak. Kalianget diketahui telah ditinggalkan dan dibumihanguskan tanpa perlawanan. Ada 4 prajurit Belanda yang tewas dan 12 lainnya terluka, termasuk Hamakers (ia terkena tembakan sepanjang bagian tubuh bawahnya dari ibu jari). Pada pk. 15.30, semuanya telah aman terkendali di malam hari, tibalah para tetua yang memberontak meminta ampunan.[1]

Hamakers naik pangkat menjadi kapiten pada tanggal 6 Desember 1871 lalu dipindahkan ke Batalyon XIII. Pada tanggal 5 Juni 1872, ia dipindahkan di Batalyon Garnisun Kalimantan Tenggara. Ia menerima cuti ke Belanda pada tahun 1875 dan tiba di sana pada tanggal 8 April 1875 dengan menumpang kapal Elisabeth. Ia kembali lagi ke Batavia (kini Jakarta) pada tanggal 13 Januari 1876 dengan kapal uap Madura dari Nieuwediep (kini Den Helder).

Perang Aceh

sunting
 
Saat berpatroli di Mukim XXII, digambar oleh Gijsbert Brand Hooijer.

Sesampainya di Batavia, ia ditempatkan di Batalyon VIII. Dipimpin oleh May. Henri Karel Frederik van Teijn, Batalyon VIII diberangkatkan, didukung oleh seksi artileri. Batalyon ini menyerang benteng pertahanan orang Aceh dekat laguna, tempat 2 skuner bersenjata milik musuh membuang sauh. Pasukan Belanda mencoba menaklukkan benteng itu, namun sia-sia, sehingga harus cepat-cepat kembali dan meninggalkan prajurit yang tewas di tangan musuh. Mereka mengalami kekalahan dengan 10 orang tewas dan 31 terluka, antara lain Hamakers.[2]

Penghargaan dan pensiun

sunting

Hamakers ditempatkan di sayap kiri Batalyon XII pada tanggal 5 Mei 1876, lalu di Depot Batalyon di Meester Cornelis (kini Jatinegara) pada bulan April 1877. 7 bulan kemudian, ia menerima cuti 2 tahun ke Belanda. Dari Koninklijk Besluit: Sang Raja menyukai karena prestasi perangnya di Aceh dan benar-benar istimewa selama bulan September-Oktober 1876 mendapatkan penghargaan.[3] Hamakers menerima Eervolle Vermelding dan disebutkan pada agenda istimewa baik di Hindia maupun Belanda. Berdasarkan Koninklijk Besluit no. 23 tanggal 18 Agustus 1878, ia diangkat sebagai ksatria di Militaire Willems-Orde. Selain itu, karena pencapaiannya di Aceh pada tahun 1876, ia naik pangkat sebagai mayor pada tanggal 8 April 1879 dan dipindahkan dari Depot Batalyon I ke Batalyon Infanteri VII di Aceh. Pada tanggal 12 Agustus 1880, ia dipindahkan ke Batalyon I di Salatiga dan atas permintaannya sendiri, ia diberhentikan secara hotmat pada tanggal 16 Mei 1881 karena masa dinasnya selesai. Ia bertolak kembali ke Eropa dengan menumpang Oxus, mendarat di Den Haag, meninggal di sana pada tahun 1916 dan dimakamkan di Oud Eik en Duinen pada tanggal 25 Juli 1916. Di samping penghargaan yang telah disebutkan, Hamakers juga menerima Ereteken voor Belangrijke Krijgsbedrijven, antara lain gesper Borneo 1859-1863.

Catatan

sunting
  1. ^ Provinciaalse Overijsselse- en Zwolse Courant (18-12-1868)
  2. ^ Het Nieuws van de Dag (05-12-1876)
  3. ^ Het Nieuws van de Dag (18-09-1877)

Rujukan

sunting