Heinrich Abel
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada November 2022. |
Heinrich Abel adalah seorang imam Yesuit yang menjadi seorang pengkhotbah populer dengan julukan "Rasul Pria dari Wina" (Männerapostel von Wien). Ia bekerja sama dengan Gerakan Sosialis Kristen (Christlichsoziale Bewegung) dalam upaya untuk membendung liberalisme.[1] Ia juga dikenal sebagai pendiri ordo keagamaan Marianische Kongregation Mater Admirabilis für Kaufleute.
Ia dilahirkan di Passau, Jerman, pada tanggal 15 Desember 1843, dan menjemput ajalnya di kota Wina pada tanggal 23 November 1926.[1]
Sejarawan Friedrich Heer,[2] Erika Weinzierl,[3] Brigitte Hamann,[4] Peter Pulzer[5] dan berbagai sejarawan lainnya mengamati bahwa khotbah-khotbah Abel bersifat antisemit.[6]
Catatan kaki
sunting- ^ a b "Abel, Heinrich". www.aeiou.at. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-31. Diakses tanggal 2019-02-24.
- ^ Friedrich Heer: Der Glaube des Adolf Hitler. Anatomie einer politischen Religiosität. Bechtle, München 1968. hlm. 79f, hlm. 85.
- ^ Erika Weinzierl: Katholizismus in Österreich. Dalam: Karl Heinrich Rengstorf, Siegfried von Kortzfleisch (penyunting): Kirche und Synagoge, Handbuch zur Geschichte von Christen und Juden. Band II. Dt. Taschenbuchverlag, München 1988, hlm. 514.
- ^ Hamann, hlm. 420 ff.
- ^ Peter Pulzer: Die Entstehung des politischen Antisemitismus in Österreich und Deutschland, 1867–1914. Vandenhoeck & Ruprecht, Göttingen 2004, hlm. 115, 206, 227.
- ^ Eine größere Arbeit über Abels Antisemitismus steht allerdings noch aus. Die Dissertation von Margarethe Richer ist in dieser Hinsicht unbrauchbar. Bei ihr finden sich Sätze wie: „Betrachten wir zunächst diejenigen, die Pater Abel und seinem Werk ablehnend gegenüberstanden. Klarerweise gehören dazu alle Feinde des Christentums, die Juden, die Freimaurer, die Liberalen, die Sozialdemokraten, die Deutschnationalen etc.“ siehe Fußnote 1, hlm. 94.