Hari raya Pentahbisan

hari libur orang Yahudi

Festival Pentahbisan, disebut juga dengan Festival Kenisah (Hanukkah) atau Penahbisan Bait Allah dirayakan di Yerusalem pada tanggal 25 Kislew (sekitar bulan Desember) selama 8 hari.[1] Perayaan ini dimaksudkan untuk memperingati penyucian kembali Bait Allah pada tanggal 25 Kislew 165 SM oleh kelompok Makabe[2] setelah sebelumnya dinajiskan oleh Antiokhos IV Epiphanes 3 tahun sebelumnya (tepatnya tanggal 25 Kislew 168 SM).[3] Perayaan ini dirayakan bersamaan dengan masa Adven atau bahkan dengan hari raya Natal sehingga sering disebut secara keliru sebagai "Natal Yahudi".[1] Pesta ini dirayakan sebagai peringatan Yudas Makabe yang menyucikan dan membangun kembali Kenisah yang sudah dirusak oleh orang-orang bukan-Yahudi, termasuk orang Yunani dari dinasti Antiokhus.[1] Dalam perayaan ini, umat Yahudi berarakan sambil membawa tongkat berhiaskan daun palem, mempersembahkan kurban, dan bernyanyi dengan iringan alat musik.[1]

Sebuah Menorah.

Di rumah-rumah maupun di Sinagoge disediakan Menorah[4] (lilin dengan delapan lengan tambahan di kiri dan kanannya) yang dinyalakan satu per satu setiap hari selama perayaan ini[5] (mirip dengan kebiasaan menyalakan lilin satu per satu setiap minggu dalam peringatan masa Adven).[1] Inilah yang menjadi ciri khas dari perayaan ini.[2] Menorah tersebut perlu ditaruh di tempat yang bisa dilihat oleh orang-orang.[2] Penyalaan ini harus dilakukan tepat setelah matahari terbenam, kecuali pada hari Sabat.[2] Pada hari Sabat, lilin tersebut dinyalakan setengah jam sebelum matahari terbenam.[2] lilin-lilin yang dinyalakan pada menorah dimaksudkan untuk menyala setidaknya selama 1,5 jam.[2] Setelah itu, orang-orang boleh menyalakannya kembali, selama ada orang selain yang menyalakan lilin dapat melihat cahaya lilin tersebut.[2]

Rumah-rumah maupun Bait Allah dipenuhi dengan lilin dan dekorasi yang terang.[1] Pada hari kedelapan, cahaya dari seluruh lilin yang telah menyala semua ditambah dengan cahaya matahari dan lampu-lampu lainnya memenuhi ruangan Bait Allah dengan cahaya yang terang benderang sehingga hari raya ini juga sering disebut dengan ritus cahaya.[1]

Menurut legenda, pada suatu saat, hanya tersedia cukup minyak untuk menyalakan menorah selama satu hari, namun ternyata menorah dapat terus menyala selama 8 hari.[2] Inilah yang menjadi latar belakang perayaan Hanukkah dirayakan selama 8 hari.[2] Selain itu, ada banyak argumen lainnya yang menyebabkan perayaan ini dilangsungkan selama 8 hari.[2]

Tradisi Kristen

sunting

Dalam Injil Yohanes pada bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen dicatat bahwa Yesus Kristus semasa hidup-Nya pernah hadir pada hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem - dengan keterangan tambahan "ketika itu musim dingin" - sekitar 4 bulan sebelum masa sengsara-Nya, yaitu penyaliban-Nya pada hari menjelang Paskah Yahudi.[6] Pada hari itu Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo, dan kemudian berdiskusi dengan orang-orang di sana yang berakhir dengan upaya penangkapan dan pelemparan batu

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g (Indonesia)Rasid Rachman.2005. Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. hlm 7-26
  2. ^ a b c d e f g h i j (Inggris)R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1965.The Encyclopedia of Jewish Religion.New York:Holt, Rinehart. hlm 172.
  3. ^ (Inggris)R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1997.The Oxford Dictionary of Jewish Religion.New York:Oxford University Press. hlm 300-301.
  4. ^ (Inggris)Raphael Posner. 1975. Jewish Liturgy: Prayer and Synagogue Service through the Ages. Jerusalem: Keter Publishing House.
  5. ^ (Inggris)Jacob Neusner, Alan J. Avery-Peck, dan William Scott Green.1999.The Encyclopedia of Judaism.New York:The Continuum Publishing Company. hlm 32-50.
  6. ^ Yohanes 10:22