Hari Kedewasaan (成人の日, Seijin no hi) adalah hari libur resmi di Jepang yang jatuh hari Senin minggu kedua di bulan Januari. Menurut undang-undang hari libur Jepang (Shukujitsu-hō), hari libur ini dimaksudkan untuk "merayakan generasi muda yang bisa hidup mandiri, dan menyadari telah menjadi dewasa."

Hari Kedewasaan
Dirayakan olehJepang
JenisNasional
MaknaMerayakan laki-laki dan perempuan yang sudah mencapai usia dewasa menurut hukum (20 tahun)
TanggalScript error: The function "getRawValue" does not exist.

Upacara Seijin shiki diadakan pemerintah lokal di kota-kota dan desa-desa untuk meresmikan penduduk yang telah atau segera genap berusia 20 tahun, usia orang telah dianggap dewasa menurut hukum untuk boleh merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan mengikuti pemilihan umum.

Asal usul

sunting

Upacara kedewasaan setidaknya sudah dilakukan di Jepang untuk pangeran muda sejak 714 Masehi. Upara ini ditandai dengan pemakaian jubah baru dan pergantian model rambut untuk menandai dimulainya usia kedewasaan.[1] Sejak ditetapkannya Hari Kedewasaan di Jepang, dari tahun 1948 hingga tahun 1999, perayaan ini selalu diadakan tanggal 15 Januari bertepatan dengan hari tahun baru kecil untuk meneruskan tradisi genbuku yang selalu diadakan pada hari yang sama. Pada tahun 2000, Hari Kedewasaan dipindah ke hari Senin minggu kedua di bulan Januari sesuai Sistem Happy Monday yang memindahkan sebagian hari libur ke hari Senin agar libur akhir pekan bertambah panjang.

Peserta upacara Seijin shiki adalah penduduk yang sehari setelah Hari Kedewasaan tahun lalu hingga hari upacara berlangsung telah genap berusia 20 tahun. Penduduk yang diundang untuk mengikuti upacara tahun 1960 misalnya, terdiri dari penduduk yang berulang tahun ke-20 antara tanggal 16 Januari 1959 hingga 15 Januari 1960. Sebagian pemerintah lokal juga mengundang penduduk yang berulang tahun ke-20 antara tanggal 2 April tahun yang lalu hingga 1 April tahun berjalan.

Upacara Kedewasaan

sunting

Upacara Kedewasaan (成人式, Seijin-shiki) biasanya diadakan pada pagi hari di balai kota setempat. Semua orang dewasa muda yang telah berumur atau akan berumur 20 tahun antara tanggal 2 April tahun sebelumnya dan 1 April tahun itu, serta berstatus penduduk (memiliki jūminhyō) diundang untuk menghadiri upacara. Pejabat kota memulai upacara dengan pidato dan hadiah kecil diberikan kepada penduduk dewasa yang baru.

Wanita menghadiri upacara dengan mengenakan kimono berlengan lebar yang disebut furisode dan alas kaki yang disebut zōri.[1] Kesukaran dalam mengenakan kimono sendirian tanpa dibantu orang lain menyebabkan para wanita muda memilih untuk mengunjungi salon kecantikan untuk dipakaikan kimono dan dirias. Satu set kimono formal berharga mahal, oleh karena itu sebagian wanita meminjam kimono dari saudara, toko peminjaman baju, atau secara khusus minta kepada orang tua untuk membelikannya. Pria mengenakan kimono formal berwarna gelap dan hakama. Meskipun demikian, pria sering juga mengenakan pakaian formal ala Barat berupa jas lengkap dengan dasinya.[2] Setelah upacara, mereka merayakannya dengan berpesta, terutama minum minuman beralkohol.[1]

Tanggal Peringatan

sunting
  • 2000: 10 Januari
  • 2001: 8 Januari
  • 2002: 14 Januari
  • 2003: 13 Januari
  • 2004: 12 Januari
  • 2005: 10 Januari
  • 2006: 9 Januari
  • 2007: 8 Januari
  • 2008: 14 Januari
  • 2009: 12 Januari
  • 2010: 11 Januari
  • 2011: 10 Januari
  • 2012: 8 Januari
  • 2013: 14 Januari
  • 2014: 13 Januari
  • 2015: 12 Januari
  • 2016: 11 Januari
  • 2017: 9 Januari
  • 2018: 8 Januari
  • 2019: 14 Januari
  • 2020: 13 Januari
  • 2021: 11 Januari
  • 2022: 10 Januari
  • 2023: 9 Januari
  • 2024: 8 Januari

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Allen, David (January 9, 2004). "Coming of Age Day, a big event for Japanese youths, is steeped in tradition". Stars and Stripes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-16. Diakses tanggal 2012-01-09. 
  2. ^ Robertson, Jennifer Ellen (2005). A companion to the anthropology of Japan. Wiley-Blackwell. hlm. 158. ISBN 978-0631229551. 

Pranala luar

sunting