Hari Bahasa Ibu Internasional

Hari Bahasa Ibu Internasional adalah sebuah perayaan tahunan yang diselenggarakan di seluruh dunia pada tanggal 21 Februari untuk meningkatkan kesadaran akan keberagaman linguistik dan budaya serta untuk mempromosikan multibahasa. Diumumkan pertama kali oleh UNESCO pada 17 November 1999[1], kemudian diakui secara resmi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan adopsi resolusi PBB A/RES/56/262[2] pada tahun 2002. Hari Bahasa Ibu merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas "untuk mempromosikan pelestarian dan perlindungan semua bahasa yang digunakan oleh masyarakat dunia" seperti yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 16 Mei 2007 dalam resolusi PBB 61/266[3], yang juga menetapkan tahun 2008 sebagai Tahun Internasional Bahasa. Ide untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional berasal dari inisiatif Bangladesh[4]. Di Bangladesh, 21 Februari (1952) adalah hari peringatan ketika orang-orang Bengali, yaitu Muslim Bengali Pakistan (sekarang Muslim Bengali Bangladesh) dari provinsi Pakistan Bengal Timur (sekarang negara bagian Bangladesh yang merdeka), berjuang untuk pengakuan bahasa Bengali mereka[5]. Ini juga dirayakan oleh Bengali India di negara bagian India seperti Benggala Barat, Assam, Jharkhand, Tripura, dan Wilayah Persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar.

Shaheed Minar, atau monumen martir, terletak di Kampus Universitas Dhaka, Bangladesh, mengenang pengorbanan bahasa Bangla pada tanggal 21 Februari 1952

Sejarah

sunting

Hari Bahasa Ibu Internasional berasal dari pengakuan internasional terhadap Hari Gerakan Bahasa yang dirayakan di Bangladesh. Resolusi bahasa internasional ini disarankan oleh Rafiqul Islam, seorang Bangli yang tinggal di Vancouver, Kanada. Ia menulis surat kepada Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998, memintanya untuk mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day). Akhirnya dipilihlah tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional karena pada tanggal tersebut, Bangladesh mengalami pembunuhan pada tahun 1952 dalam memperjuangkan bahasa Bangli di Dhaka.[6]

Majelis Umum PBB meminta negara-negara anggotanya untuk mempromosikan semua bahasa yang digunakan oleh orang-orang di dunia pada tanggal 16 Mei 2009. Sebelumnya pada tahun 2008 Mejelis Umum menyatakan 2008 sebagai Tahun Bahasa Internasional untuk mempromosikan persatuan dalam keanekaragaman dan pemahaman internasional melalui multibahasa dan multikulturalisme.

Pengertian bahasa ibu

sunting

Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai atau diperoleh anak. Di mana pun anak itu lahir, kemudian ia memeroleh atau menguasai bahasa pertamanya maka bahasa yang dikuasai itu merupakan bahasa ibu. Apakah itu bahasa daerah, bahasa nasional, hingga bahasa internasional misalnya bahasa Inggris umumnya, bahasa pertama yang dikuasai seorang anak adalah bahasa ibu (bahasa daerahnya) bukan bahasa nasional atau internasional. Akan tetapi tidak menuntut kemungkinan bahasa pertama yang ia tahu dan gunakan adalah bahasa negaranya dan bahasa internasional. Bergantung pada siapa, di mana, dan atas kepentingan apa bahasa tersebut dibelajarkan.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ UNESCO (16 November 1999). "Draft report of Commission II". UNESDOC Digital Library. Diakses tanggal 2024-02-19. 
  2. ^ "A/RES/56/262". undocs.org. Diakses tanggal 2024-02-19. 
  3. ^ "A/RES/61/266". undocs.org. Diakses tanggal 2024-02-19. 
  4. ^ Preparacion del archivo de datos. Netbiblo. hlm. 15–28. 
  5. ^ UNESCO. "International Mother Language Day". UNESCO. Diakses tanggal 2024-02-19. 
  6. ^ Mahartika, Loudia; Wib, 13:50. Nurdiarsih, Fadjriah; Adelin, Fadila, ed. "Sejarah Munculnya Hari Bahasa Ibu Internasional, Diperingati Tiap 21 Februari". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-22. Diakses tanggal 2019-02-22. 
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-22. Diakses tanggal 2019-02-22. 

Pranala luar

sunting