H.A.R. Tilaar

Akademisi Indonesia

Prof. Dr. Henry Alexis Rudolf Tilaar, M.Sc.Ed. (16 Juni 1932 – 30 Oktober 2019)[1] ialah tokoh pendidikan Indonesia. Tilaar merupakan suami Martha Tilaar.

Henry Alexis Rudolf Tilaar
Lahir(1932-06-16)16 Juni 1932
Tataraan, Tondano Selatan, Minahasa, Hindia Belanda
Meninggal30 Oktober 2019(2019-10-30) (umur 87)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPengusaha, Pemilik PT. Martina Berto Tbk.
Suami/istriMartha Tilaar
Anak
  • Bryan David Emil
  • Pinkan Engelien
  • Wulan Maharani
  • Kilala Esra

Latar Belakang

sunting

Henry Alexis Rudolf (H. A. R.) Tilaar adalah sosok yang sudah sangat familiar dalam dunia pendidikan nasional di Indonesia. Ia merupakan salah seorang pendidik, pemikir, praktisi pendidikan yang kini menjadi aset nasional bangsa ini, karena pemikiran kritisnya dalam menyikapi kinerja pendidikan nasional. Tilaar dilahirkan pada 16 Juni 1932 di desa yang relatif terpencil di tepi Danau Tondano, Celebes. Profesi mengajar sudah dijalaninya sejak tahun 1952 hingga sekarang. Kini suami Martha Tilaar ini sebagai guru besar Emeritus pada Program Pascasarjana dan Direktur Utama Lembaga Manajemen Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Semangat belajar dan mengajarnya tak pernah padam dari keluarganya, ia adalah anak ketiga yang berasal dari keturunan atau keluarga guru. Pada 12 Januari 1963, dia menikah dengan Martha Tilaar, dan dianugerahi empat anak; Bryan David Emil, Pingkan Engelien, Wulan Maharani, dan Kilala Esra.

Jenjang pengalaman akademis Tilaar dimulai di tanah kelahirannya sendiri, yaitu di Louwerier School (Sekolah Rakyat) pada masa kolonial Belanda pada tahun 1946. Seusai menamatkan Sekolah Rakyat Tilaar melanjutkan pendidikannya ke Chr. Normaal School, Tomohon dan tamat dengan pujian pada tahun 1950. Setelah lulus, lalu ia meneruskan studinya ke pendidikan tingkat menengah atas di Kweek school, Tomohon dan tamat dengan pujian pada tahun 1952. Pada tahun 1957-1959, Tilaar meneruskan pendidikannya di Sekolah Pendidikan Guru B-I dan B-II Ilmu Mendidik di Bandung dan lulus dengan pujian. Kemudian berkuliah di Universitas Indonesia dan meraih gelar sarjana pendidikannya dengan yudisium cumlaude pada tahun 1961. Pengalaman pendidikan Tilaar sendiri lebih terkonsentrasi pada jurusan pendidikan.

Kemudian pada tahun 1964, Tilaar mendapatkan kesempatan belajar ke luar negeri di Amerika Serikat. Selama berada di negeri Paman Sam tersebut (1964-1965), dia belajar di University of Chicago melalui jalur beasiswa dari USAID. Tilaar berhasil memperoleh gelar Master of Science of Education dari Indiana University, Bloomington, Amerika Serikat, pada tahun 1967. Gelar Doctor of Education, Tilaar peroleh dari universitas yang sama pada tahun 1969. Di samping itu juga, Tilaar banyak mengikuti berbagai program Post-Graduate di beberapa universitas terkemuka di dunia, seperti University of Wiscousin at Milwaukee pada tahun 1965, University of Missouri pada tahun 1966, Michigan State University pada tahun 1969, University of Sussex, Institute of Development Studies pada tahun 1972, Selain sering mengikuti pelatihan di kampus-kampus, Tilaar juga banyak mengikuti pelatihan di lembaga-lembaga dunia; Word Bank, Asian Development Bank (ADB), United Nations (UN), dan IBRD. Selain itu juga, biografi Tilaar tercantum dalam Who’s Who in The World yang terbit di Amerika Serikat pada tahun 2000.

Karier

sunting

H.A.R. Tilaar meniti kariernya sebagai seorang pendidik, sudah dijalaninya sejak tahun 1952, tepatnya saat masih duduk di Sekolah Rakyat. Tilaar mengabdikan dirinya sebagai pendidik selama 45 tahun tepatnya hingga tahun 1997 saat Tilaar menjadi guru besar pada Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selain itu, Tilaar juga pernah menjadi Dekan Fakultas Pasca Sarjana IKIP sekarang (Universitas Negeri Jakarta) pada tahun 1976-1980. Tilaar juga sebagai guru besar di Universitas Indonesia dan Universitas Kristen Indonesia Jakarta. Selama bergelut dalam dunia pendidikan, Tilaar dikenal aktif dengan bergabung di beberapa organisasi profesi di antaranya Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) sebagai anggota dewan penasihat, Anggota Ikatan Sarjana dan Pengembangan Sosial Indonesia (ISPPSI). Selain itu, Tilaar juga tercatat sebagai anggota Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIIS) dan anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI).

Selain bergelut di dunia pendidikan, Tilaar juga pernah terlibat aktif di lingkungan birokrasi pemerintahan. Di jajaran birokrasi pemerintah, Tilaar pernah menjabat sebagai staf ahli Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) tahun 1970-1974. Pada tahun 1984-1991, Tilaar diangkat menjadi Kepala Biro Pendidikan dan Kebudayaan, BAPPENAS. Kemudian pada tahun 1986-1993, Tilaar dipercaya sebagai staf inti BAPPENAS sebagai Asisten Menteri Negara Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pada tahun 1988, atas jasa-jasanya kepada Negara itulah, Tilaar dianugerahi Bintang Jasa Utama Republik Indonesia.

H.A.R. Tilaar juga pernah menjadi konsultan beberapa organisasi dunia seperti UNDP (Indonesia Country Program pada tahun 1994). Sebagai konsultan Bank Dunia pada tahun 1996. Kemudian sebagai konsultan Asian Development Bank (ADB) pada tahun 1995/1997. Tilaar juga tercatat sebagai anggota Dewan Penyantun ASMI Jakarta (1995-2000). Kemudian pada tahun 1996-1999, Tilaar dipercaya sebagai Ketua Dewan Penyantun Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, dan juga tercatat sebagai anggota Badan Pertimbangan Buku Nasional sejak tahun 1978 hingga sekarang. Sejak tahun 1984 hingga sekarang, Tilaar juga tercatat sebagai anggota Pengurus Harian Yayasan Buku Utama, Depdikbud (sekarang Kementerian Pendidikan Nasional).

Setelah pensiun sebagai seorang guru, Tilaar menjadi turis berkeliling dunia dan melakukan riset tentang pendidikan. Dalam masa pensiunnya, Tilaar menjadi turis yang melancong ke berbagai negara, mengembangkan kemampuannya dan menulis berbagai buku tentang pendidikan. Tilaar masuk ke universitas-universitas besar di dunia dan berteman dengan guru-guru besar di negara maju.

Selama puluhan tahun gagasan pemikiran Tilaar dalam mengembangkan dunia pendidikan Indonesia yang dituangkan dalam ratusan artikel dan puluhan buku, mengantarkan dirinya mendapatkan penghargaan bergengsi dari salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat. Pada 11 September 2009, Tilaar mendapatkan penghargaan Distinguished Alumni Award dari Indiana University School of Education. Distinguished Alumni Award merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan setiap tahunnya oleh Indiana University School of Education. Pada tahun itu penghargaan tersebut diberikan kepada tiga alumnus yang dinilai telah memberikan kontribusi besar bagi pengembangan dunia pendidikan di negara mereka masing-masing.

Penghargaan Distinguished Alumni Award sudah diberikan sejak tahun 1977. HAR. Tilaar adalah warga Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut dalam sebuah acara Gala Dinner di kota Bloomington, Indiana. Gala Dinner tersebut di-host oleh Presiden School of Education Mr. Jack Humphrey dan dipandu oleh Dean Indiana University Mr. Gerardo M. Gonzales. Selain Tilaar, dua alumnus lain yang mendapatkan penghargaan sejenis yaitu Dr. Young Hwan Kim dari Korea Selatan yang dinilai telah membantu pengembangan e-learning di Korea Selatan dan juga di Asia melalui APEC, serta Dr. Joseph J. Russell yang telah memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan masyarakat African-American di Amerika Serikat. HAR. Tilaar bersama Prof. Peg Sutton dari Indiana University telah menulis buku terbarunya tentang pendidikan Indonesia yang sudah diterbitkan Pada 5 Juli 2010, Tilaar kembali mendapatkan penghargaan bergengsi atas karya dan pemikirannya di dunia pendidikan. Tilaar dinobatkan sebagai seratus tokoh pendidikan dunia atau Top 100 Educator 2010 dari Cambridge England dalam bidang Philosophy and Management of Education.

Karya Ilmiah

sunting

Sebagai seorang akademisi, pengamat sekaligus praktisi pendidikan, Tilaar tentu memiliki banyak gagasan, kritik dan kegelisahan terhadap dunia pendidikan nasional. Gagasan, kritik dan kegelisahannya kemudian ditorehkan melalui goresan pena berupa artikel yang diterbitkan di sejumlah media massa dan disampaikan dalam forum-forum ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional.

Kini pemikiran Tilaar sudah tersebar di mana-mana dan diadopsi pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan. Artikel yang pernah di tulis Tilaar jumlahnya lebih dari 200 buah. Selain rajin menulis artikel, Tilaar juga sudah menulis sejumlah buku tentang pendidikan. Hingga saat ini Tilaar telah menulis buku pendidikan sebanyak belasan buku yang sudah dipublikasikan. Buku pertama yang ditulis H.A.R. Tilaar berjudul Pendidikan dalam Pembangunan Nasional Menyongsong Abad XXI, diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1990.

Dua tahun kemudian pada tahun 1992, Tilaar kembali menerbitkan bukunya berjudul Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa Depan yang diterbitkan Rosdakarya. Buku kedua mengkaji tentang manajemen pendidikan nasional yang sistematis dan terpadu. Gagasan-gagasan yang dikemukakan bersifat filosofis dan menyangkut masalah yang bersifat praktis, mengingat perlunya manajer-manajer pendidikan yang terampil agar mampu menghadapi masalah yang serius yang timbul di tengah-tengah masyarakat dan mampu menanggulanginya dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang. Melalui buku ini Tilaar berkeinginan pengelolaan dunia pendidikan nasional dilakukan secara efisien dan profesional supaya menghasilkan manusia yang berkualitas dan bermutu tinggi.

Tahun berikutnya, Tilaar meluncurkan buku ketiganya berjudul Analisis Kebijakan Pendidikan (karya bersama) yang di terbitkan Rosdakarya (1993). Kemudian pada tahun 1995, Tilaar menulis buku Lima Puluh Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional: 1945-1995, Suatu Analisis Kebijakan yang diterbitkan Grasindo. Buku yang mengurai tentang perkembangan kebijakan pendidikan nasional dalam kurun waktu 1945-1995. Penulisan buku ini berdasarkan analitik tematis dengan acuan historis, yakni melihat masalah-masalah prioritas pendidikan yang timbul dalam perkembangan sejarah kehidupan bangsa Indonesia.

Buku kelima Tilaar berjudul Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Globalisasi: Visi, Misi, dan Program Aksi Pendidikan dan Pelatihan Menuju 2020, terbit pada tahun 1997 oleh penerbit Gramedia. Setahun kemudian Tilaar menulis buku keenamnya berjudul Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional yang diterbitkan Indonesia Tera pada tahun 1998. Buku ini mengulas tentang suatu konsep pemikiran yang tajam mengenai sistem pendidikan nasional yang dihadapkan pada berbagai tantangan fenomena pergerakan abad ini. Buku ini dimaksudkan untuk menjadi stimulan bagi para cendekiawan agar terus menggelindingkan reformasi di abad terkini.

Pada tahun 1999, Tilaar menerbitkan buku Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia yang diterbitkan Rosdakarya. Melalui buku ketujuh Tilaar ingin melihat proses pendidikan sebagai proses pembudayaan yang terjadi dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. Selain itu, dalam buku ini, diuraikan juga bagaimana pendidikan dapat membentuk masyarakat madani Indonesia dan bagaimana pendidikan nasional dapat menghadapi tantangan-tantangan kehidupan global.

Buku kedelapan Tilaar berjudul Paradigma Baru Pendidikan Nasional terbit pada tahun 2000 yang diterbitkan Rineka Cipta. Lalu Tilaar menulis buku dengan berjudul Ide-ide Besar Oom Sam Ratulangi, diterbitkan Lembaga Manajemen Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2001. Kemudian pada tahun 2002, Tilaar menulis buku kesepuluhnya dengan judul Membenahi Pendidikan Nasional yang diterbitkan Rineka Cipta.

Buku ini memaparkan tentang beberapa agenda pembenahan pendidikan nasional yang tidak dapat ditangguhkan lagi oleh sebab itu perlu mendapat perhatian masyarakat untuk menggunakan peluang yang terbuka dalam meningkatkan kualitas, sumber daya manusia. Pada tahun ini juga, Tilaar menulis buku tantang Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik Transformatif untuk Indonesia, diterbitkan Gramedia (2002).

Memasuki tahun 2003, Tilaar menulis buku kedua belasnya dengan judul Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural, diterbitkan Indonesia Tera. Pada tahun berikutnya, Tilaar meluncurkan buku Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional, yang diterbitkan Grasindo (2004). Buku ini membahas tentang wacana multikulturalisme dan pendidikan multikultural dalam menghadapi tantangan global.

Buku Tilaar berjudul Manifesto Pendidikan Nasional: Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme dan Studi Kultural, merupakan karya keempat belasnya yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada tahun 2005. Buku ini mengulas tentang seputar manifesto pendidikan nasional dalam menghadapi globalisasi. Selain itu, buku ini juga membahas mengenai perihal agenda pendidikan tinggi nasional, konfusianisme sebagai etika global, pendidikan agama dalam perspektif studi kultural, hingga wawasan kebangsaan.

Selanjutnya pada bulan Oktober 2006, Tilaar kembali menerbitkan buku dengan judul Standardisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis yang diterbitkan oleh PT Rineka Cipta, Jakarta. Buku yang disajikan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah mengenai standardisasi pendidikan nasional, kompetensi yang dihasilkan, peran dan implikasi ujian nasional serta memuat pendapat-pendapat yang pro dan kontra dari para pemerhati pendidikan nasional kita terhadap gerakan standardisasi tersebut.

Pengaruh dalam Dunia Pendidikan

sunting

Sebagai seorang pakar pendidikan, Tilaar merupakan figur yang memiliki ide-ide cemerlang mengenai bagaimana caranya mengembangkan sebuah sistem pendidikan yang tidak meninggalkan nilai-nilai budaya lokal keindonesiaan. Tilaar juga melihat proses pendidikan sebagai sebagai proses pembudayaan yang terjadi dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, yang diarahkan menuju terciptanya suatu masyarakat madani global yang berbasis masyarakat madani Indonesia dengan ciri khas kebudayaan nasional Indonesia yang berbhinneka.

Pendidikan merupakan kunci dari semua aspek pembangunan manusia. Seluruh aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, dan budaya, memiliki keterkaitan dengan pendidikan. Perubahaan sosial dan peningkatan kapasitas manusia hanya bisa terjadi melalui proses pendidikan, tidak bisa dilakukan melalui kekuasaan. Hal inilah yang diyakini oleh Tilaar dengan terus memperkenalkan pendidikan kritis dalam upaya untuk mengembangkan pendidikan nasional di Indonesia.

Karena tulisan-tulisan dan karya-karyanya itulah, HAR. Tilaar diminta untuk memberikan seminar di Harvard University pada tahun 2003. Seminar yang diselenggarakan sebagai sebuah kritik, saat dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengupas tentang bagaimana membangun suatu sistem pendidikan nasional, namun hal ini tidak diperhatikan oleh bangsa Indonesia. Padahal hanya orang-orang terbaik dan kompeten di bidangnya dapat mengadakan seminar di salah satu universitas terbaik dunia tersebut.

Tilaar merasa tidak diakui oleh bangsanya sendiri, namun keahliannya dalam bidang pendidikan telah mendapat pengakuan dari dunia internasional. Penulis lebih dari 200 artikel itu, mendapatkan Ceritificate of Ceremony, World Record for Achievement in Pedagogy pada tahun 2007. Biografinya tercantum dalam ensiklopedia pendidikan (2001); Who’s Who in The World, Millenium Edition 2000, American Bioghrapical Institute, 1000 Great Asean, International Bioghraphical Center, England, 2003. Who’s Who in American Education 2006-2007. Sebelumnya telah dikemukakan bahwa Tilaar juga adalah orang pertama dari Indonesia yang pernah diberikan penghargaan bergengsi Distinguished Alumni Award dari salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat.

Kematian

sunting

H.A.R Tilaar meninggal dunia pada 30 Oktober 2019 dalam umur 87 tahun dan dikebumikan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-15. Diakses tanggal 2019-10-31. 
  2. ^ BeritaSatu.com. "Selamat Jalan HAR Tilaar, Kekasih Hati Martha Tilaar". beritasatu.com. Diakses tanggal 2020-03-15. [pranala nonaktif permanen]