Hōjutsu adalah salah satu jenis budo (olahraga tradisional Jepang) yang memanfaatkan teknik menembak dengan matchlock (hinawaju), senapan kuna barat yang diperkenalkan ke Jepang oleh bangsa Portugis pada tahun 1543 sebagai bentuk seni. Hōjutsu (砲術; "seni menembak") memadukan unsur timur dan teknologi barat yang menandakan bahwa budo Jepang sangat beragam jenisnya.

Peragaan Hōjutsu

Sejarah dan perkembangan

sunting
 
Matchlock, senapan tanegashima.

Walaupun telah diperkenalkan dari Tiongkok pada abad ke-13, senjata api awalnya masih primitif dan kurang begitu efektif. Matchlock yang diperkenalkan oleh Portugis lebih efektif, meski awalnya mendapat tentangan dari sebagian pihak yang menjunjung tinggi kemurnian persenjataan. Penggunaan senjata api terbukti menguntungkan bagi kaum samurai. Pada Pertempuran Nagashino tahun 1575, pasukan petani yang dipersenjatai senapan mengalahkan pasukan bersenjata tradisional yang dipimpin Takeda Katsuyori. Kemenangan ini menjadikan senjata api sebagai bagian yang mulai diperhitungkan dalam milter Jepang. Senjata baru itu awalnya dinamakan Tanegashima dan kemudian dimodifikasi oleh orang Jepang.

Pembinaan seni menembak kemudian dimulai dengan gaya disiplin Jepang yang formal hingga akhirnya timbul Hojutsu. Hojutsu ini dianggap sebagai koryu, seni kuna yang mendahului Zaman Meiji. Pelatihan dan pembinaan juga sama dengan beladiri lain, dilakukan di dalam sebuah dojo. Hingga kini terdapat banyak sekolah yang mengajarkan aliran seni menembak tersendiri. Beberapa sekolah dan gaya menembak telah berkembang selama ratusan tahun. Sekolah seni menembak di Jepang kini mempraktikkan teknik kuna yang diwariskan oleh nenek moyang mereka sejak 400-an tahun lalu.

Morishige Ryu Hōjutsu

sunting
 
Morishige-Ryu Hōjutsu

Sekolah menembak tradisional yang paling terkenal mungkin Morishige-Ryu Hōjutsu (森重流砲術). Pendiri sekolah ini adalah Morishige Subeyoshi (1759-1816) dari Suetake, Provinsi Suo (sekarang Kudamatsu, Prefektur Yamaguchi). Morishige Ryu ini masih melatih menggunakan senjata api berupa matchlock antik dari abad ke-16 hingga 18. Kurikulum Morishige Ryu cukup ekstensif. Murid mulai diajarkan "kata" atau metode misalnya mempraktikkan Reishiki Shaho Kata dan 7 Shuren Kata (Ihanashi no kata, Moroorihanashi no kata, Hizadaihanashi no kata, Gyakuhiza no kata, Chuhanashi no kata, Koshihanashi no kata dan Tachihanashi no kata) untuk melatih cara menggunakan senapan panjang dan pendek. Kata-kata ini mengajarkan dasar menembak dengan posisi berdiri dan duduk atau berjongkok yang tidak jauh berbeda dengan teknik menembak moderen.

Referensi

sunting