Gunung Masurai

gunung di Indonesia

Gunung Masurai adalah gunung di pulau Sumatra, Indonesia. Gunung tak aktif ini secara administatif terletak dalam tiga wilayah kecamatan di kabupaten Merangin, Jambi, yakni kecamatan Lembah Masurai, Jangkat dan Sungai Tenang. Gunung Masurai diperuntukan sebagai kawasan hutan konservasi, yakni kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Gunung Masurai merupakan sisa gunung api kompleks yang sangat luas dan besar dengan setengah kaldera tersisa dibagian timur. Sedangkan di sebelah barat muncul dua kerucut. Satu diantaranya memiliki dua buah danau vulkanik, yaitu Danau Kumbang dan Danau Mabuk.

Gunung Masurai
Titik tertinggi
Ketinggian2.980 m (9.777 kaki)
Geografi
Gunung Masurai di Sumatra Selatan
Gunung Masurai
Gunung Masurai
Desa dikaki Gunung Masurai

Gunung Masurai berada di sebelah barat daya dari kota Bangko dengan jarak sekitar 110 km. Di balik gunung ini pula, memancarkan beberapa sumber mata air yang telah dikenal oleh banyak orang dan masyarakat umum sebagai mata air Batang Tembesi yang sumbernya terletak di sisi utara gunung ini, serta mengairi sumber-sumber penghidupan masyarakat desa yang bermukim dan bertempat tinggal di sekitar kaki gunung ini, di antaranya adalah desa-desa di kecamatan Sungai Tenang.

Batang Tembesi adalah salah satu sungai utama di antara sekian banyak sungai yang bermuara ke sungai utama yang ada di provinsi Jambi dengan kata lain merupakan Sub DAS Batanghari. Selain itu, masih ada juga beberapa sumber mata air seperti yang terletak di sisi selatannya. Sebab itu pula keberadaan sumber mata air yang bersumber dari gunung ini sangatlah dijaga keberadaan dan kelestariannya. Pertama kali di rintis oleh peneliti Jepang tahun 1988 dan kemudian pada tahun 1994 dua rombongan ekspedisi Mapala Siginjai Unja dan Wanala Elang Gunung Jambi sampai ke Puncak Utama (2.980 m dpl). Danau Mabuk sendiri baru ditemukan tahun 1997 oleh ekspedisi AM dan kemudian dibuka jalan ke tepi danau pada tahun 1998. Titik triangulasi atau batu pilar yang dibangun Belanda tahun 1934 telah hancur dan lubang dan pecahan semennya masih berserakan di Puncak Utama.

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting