Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota

kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat

Gunuang Omeh (bahasa Indonesia: Gunung Mas) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia dan beribu kota di Koto Tinggi. Kecamatan ini baru terbentuk pada tahun 2006.[1] Sebelumnya bersama Kecamatan Suliki membentuk Kecamatan Suliki Gunuang Omeh. Kecamatan ini terkenal sebagai penghasil jeruk siam gunuang omeh (biasa disebut jesigo),[2] kawasan tambang emas Manggani, dan juga sempat menjadi salah satu dari delapan tempat di Sumatera Barat yang menjadi ibu kota Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).[3]

Gunuang Omeh
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenLima Puluh Kota
Pemerintahan
 • CamatMUHAMMAD RIFKI, S.STP, MH
Populasi
 • Total14.803 jiwa jiwa
Kode Kemendagri13.07.08 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1308060 Edit nilai pada Wikidata
Nagari/kelurahan3 nagari
Peta
PetaKoordinat: 0°3′2.88871″S 100°21′26.06879″E / 0.0508024194°S 100.3572413306°E / -0.0508024194; 100.3572413306

Geografis

sunting

Kecamatan Gunuang Omeh memiliki luas wilayah 156,54 km² dan terletak pada ketinggian 700-1100 mdpl. Jarak dari ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten yaitu sejauh 53 km.[4]

Nagari terluas yaitu Nagari Koto Tinggi seluas 74,00 km² dan yang terkecil yaitu Nagari Talang Anau seluas 18,54 km².

Batas wilayah

sunting
Utara Kabupaten Pasaman
Timur Kecamatan Bukit Barisan
Selatan Kecamatan Suliki
Barat Kabupaten Agam

Pemerintahan

sunting
 
Tugu PDRI di Pasar Koto Tinggi, Gunuang Omeh

Kecamatan Gunuang Omeh telah mengalami empat kali pergantian camat sejak berdiri dari tahun 2006 dengan pusat pemerintahan di Koto Tinggi. Kecamatan Gunuang Omeh terdiri dari tiga nagari dengan 20 jorong, nagari-nagari tersebut yaitu:

  • Nagari Koto Tinggi, terdiri dari 11 jorong:
    1. Kampuang Melayu
    2. Kampuang Muaro
    3. Sungai Dadok
    4. Sungai Siriah
    5. Puah Data
    6. Aia Angek
    7. Lokuang
    8. Lubuak Aua
    9. Kampuang Padang
    10. Kampuang Cibodak
    11. Palangkitangan
  •  
    Rumah Kelahiran Tan Malaka di Pandam Gadang, Gunuang Omeh
    Nagari Pandam Gadang, terbagi menjadi 6 jorong:
    1. Ikan Banyak
    2. Koto Marapak
    3. Koto Panjang
    4. Kampuang Patai
    5. Kampuang Goduang
    6. Sungai Mangkirai
  • Nagari Talang Anau, terdiri dari 3 jorong:
    1. Talang Anau
    2. Simpang Padang
    3. Luak Begak

Perekonomian

sunting

Kecamatan Gunuang Omeh memiliki tiga pasar atau biasa disebut pokan (Indonesia: pekan, karena hanya buka sekali sepekan) atau balai, yaitu Pasar Kasiak Kuduang pada Hari Kamis, Pasar Talang Anau pada Hari Senin dan Pasar Koto Tinggi pada Hari Sabtu.[1]

Pertanian, perkebunan, dan peternakan

sunting

Komoditas pertanian unggulan di Kecamatan Gunuang Omeh adalah jeruk siam gunuang omeh. Pada tahun 2017, produksi jeruk dari kecamatan ini mencapai 24.600 ton. Selain jeruk, komoditas lain yang cukup besar dihasilkan yaitu padi, dengan luas area sawah yang ada mencapai 923 ha dengan produksi mencapai 9.706 ton.[1]

Di bidang peternakan, hewan yang diternakan di Kecamatan Gunuang Omeh di antaranya sapi, kambing, kerbau, ayam kampung, dan itik.[1]

Pertambangan

sunting

Tambang emas merupakan hasil tambang yang terkenal dari Gunuang Omeh, tepatnya di kawasan Manggani yang terletak di hutan suaka Jorong Pua Data, Nagari Koto Tinggi. Pada awal abad ke-19, kawasan Manggani sempat dikelola aktivitas penambangannya oleh Belanda dan dilanjutkan oleh Amerika Serikat hingga memiliki beragam fasilitas selayaknya kota. Namun, penambangan besar di area tersebut telah ditinggalkan sejak 1930-an.[5][6] Kini hanya penambangan emas secara ilegal yang dilakukan oleh warga setempat saja yang berjalan karena lokasi penambangan yang berada di hutan suaka.[7] Potensi biji emas yang terkandung di kawasan Manggani diperkirakan mencapai 900.000 ton dan logam murni 5,85 ton. Terkait hal itu, pemerintah mulai meningkatkan pengawasan terhadap kawasan tersebut, terlebih sempat terjadi aktivitas penambangan yang melibatkan warga negara asing (WNA).[8]

 
Talempong Batu yang berada di Kenagarian Talang Anau.

Selain itu, galian lain yang dihasilkan di Gunuang Omeh yaitu batu dan pasir. Hasil galian batu gunung di Nagari Pandam Gadang biasa diproduksi menjadi batu asah.[1][3]

Tempat-tempat penting

sunting

Tempat-tempat penting yang menjadi objek wisata, budaya, dan sejarah di Kecamatan Gunuang Omeh di antaranya:

  • Agrowisata Jeruk Siam Gunuang Omeh, Koto Tinggi
  • Air Terjun Lubuk Bulan, Koto Tinggi
  • Ikan Larangan, Pandam Gadang
  • Kantor PDRI, Koto Tinggi
  • Monumen Bela Negara, Koto Tinggi (masih dibangun)
  • Rumah Tan Malaka, Pandam Gadang
  • Talempong Batu, Talang Anau
  • Tugu PDRI, Koto Tinggi
  • Goa Aia Singkek Kototinggi
  • Panorama "Puncak Kubu Park" Kototinggi
  • Perkampungan Adat " Nagari Seribu Gonjong Limo" Kototinggi
  • Goa Imam Bonjol Kototinggi
  • Pemandian Lubuak Liwuang Sei Dadok Kototinggi
  • Kawasan Bunga Raflesia "Gadutensis" di Aia Singkek Kototinggi
  • Arung Jeram Sungai Bawah Tanah Goa Teratai Titian Dalam Pandam Gadang

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e "BPS Kabupaten Lima Puluh Kota". limapuluhkotakab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-02. Diakses tanggal 2019-06-27. 
  2. ^ "Jeruk Jesigo, Hamparan Emas Gunung Omeh untuk Indonesia". Agrowing.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-16. Diakses tanggal 2019-06-27. 
  3. ^ a b admin. "PDRI DI KOTO TINGGI GUNUANG OMEH". travesia.co.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-26. Diakses tanggal 2019-06-27. 
  4. ^ Palanta, Admin (2020-01-21). "Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota". Langgam.id. Diakses tanggal 2024-01-17. 
  5. ^ "Kabupaten Limapuh Kota 'Diserbu' Penambang Cina". www.harianhaluan.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-04. Diakses tanggal 2019-06-28. 
  6. ^ "Sejarah Singkat Tambang Emas Eks Belanda Manggani di Kabupaten Limapuluh Kota". www.covesia.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-04. Diakses tanggal 2019-06-28. 
  7. ^ Redaksi (2018-11-27). "Manggani, Belanda Pernah Kenyang di Sini". Prokabar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-19. Diakses tanggal 2019-06-28. 
  8. ^ "Simpang Hampir Sejuta Ton Bijih Emas, Dalami Alih Status Hutan Manggani". www.harianhaluan.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-04. Diakses tanggal 2019-06-28.