Gundala Putra Petir (film 1981)
Gundala Putra Petir adalah film pahlawan super Indonesia tahun 1981 yang disutradarai oleh Lilik Sudjio. Film ini dibintangi oleh Teddy Purba, Ami Prijono dan W.D. Mochtar. Film ini adalah adaptasi pertama dari cerita komik pahlawan super berjudul sama karya komikus Indonesia Hasmi yang pertama kali terbit tahun 1969.
Gundala Putra Petir | |
---|---|
Sutradara | Lilik Sudjio |
Produser | Yanto Tanudjaya Purbonegoro T. Rachmat Budiman |
Ditulis oleh | Hasmi (cerita) Sofyan Sharna Gordon Subandono |
Pemeran | Teddy Purba Anna Tairas W.D. Mochtar Ami Priyono Farida Pasha Agust Melasz A. Hamid Arief Pitrajaya Burnama IM Damsyik |
Penata musik | Gatot Sudarto |
Sinematografer | Asmawi |
Penyunting | Lilik Sudjio Djuki Paimin |
Perusahaan produksi | PPFN (Jakarta) AGI Studio (Tokyo) |
Distributor | Cancer Mas Film |
Tanggal rilis | 1981 |
Durasi | 89 menit |
Negara | Indonesia |
Sinopsis
suntingKerja keras penelitian dan eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan terkemuka Ir. Sancoko (Teddy Purba) untuk menciptakan serum anti-petir membuahkan hasil luar biasa dan membuat tubuhnya menjadi tahan terhadap arus listrik. Setelah pertemuan misterius dengan Dewa Petir (Pitrajaya Burnama) yang mengangkatnya sebagai puteranya, Sancoko mendapatkan kekuatan luar biasa untuk membasmi kejahatan sebagai "Gundala", sang Putera Petir yang memiliki kecepatan kilat dan kekuatan petir. Namun kerja kerasnya itu juga berujung pada putusnya hubungannya dengan pacarnya, Minarti (Anna Tairas) yang merasa dinomorduakan oleh Sancoko.
Pasca putusnya hubungannya dengan kekasihnya, Sancoko bekerja bersama dosennya, Profesor Saelan (Ami Prijono) dan rekan ilmuwannya, Ir. Agus (August Melasz) untuk menciptakan serum anti-candu yang dapat menyelamatkan para pecandu narkoba dari kecanduan. Penelitiannya yang hampir berhasil itu diketahui oleh Gazul (WD Mochtar),seorang bos sindikat kriminal narkoba internasional yang kuatir bahwa penelitian Sancoko tersebut akan menghancurkan bisnis narkobanya. Gazul memerintahkan kaki-tangannya menculik Sancoko dan Profesor Saelan, dan memaksa Sancoko untuk menciptakan heroin sintetis untuk membesarkan bisnis sindikat kriminalnya. Agus sendiri berkhianat dan akhirnya bekerja untuk Gazul karena rasa irinya pada prestasi Sancoko.
Sancoko tetap bungkam dan menolak paksaan kawanan sindikat narkoba itu, sehingga Minarti, mantan pacar Sancoko diculik dan disandera oleh sindikat Gazul. Sancoko akhirnya sebagai Gundala sang Putera Petir beraksi untuk memberantas kejahatan Gazul dengan kecepatan kilat dan kekuatan petir yang dimilikinya.[1]
Pemeran
sunting- Teddy Purba sebagai Ir. Sancaka alias Gundala
- W. D. Mochtar sebagai Gazul, bos sindikat narkoba
- Ami Prijono sebagai Prof. Saelan
- Anna Tairas sebagai Minarti, kekasih Sancaka
- August Melasz sebagai Ir. Agus
- Pitrajaya Burnama sebagai Dewa Petir
Referensi
sunting- ^ Gundala Putra Petir[pranala nonaktif permanen], diakses pada 17 Mei 2010
Pranala luar
sunting- Laman "Gundala Putra Petir" di situs indonesianfilmcenter.com Diarsipkan 2014-03-16 di Wayback Machine.
- Resensi@Dokumentasi Perfilman Indonesia[pranala nonaktif permanen]