Gulma

organisme pengganggu tanaman

Gulma[1] atau rumpai (bahasa Inggris: weed) adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitaran tanaman budi daya yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi dan juga menjadi sarang hama dan penyakit.[2]

Gulma Praxelis clematidea
Praxelis clematidea

Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang.

Macam-macam gulma

sunting

Biasanya orang membedakan gulma ke dalam empat kelompok:

  • teki-tekian
  • rumput-rumputan
  • gulma daun lebar
  • gulma pakis-pakisan

Keempat kelompok gulma memiliki karakteristik tersendiri yang memerlukan strategi khusus untuk mengendalikannya. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budi daya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologi, habitat, dan bentuk pertumbuhannya.

Gulma antara lain berasal dari spesies liar yang telah lama menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan atau spesies baru yang telah berkembang sejak timbulnya pertanian. Gulma dapat menyebabkan kerugian pada berbagai bidang kehidupan. Pada bidang pertanian, gulma dapat menurunkan kuantitas hasil tanaman. Penurunan kuantitas hasil tersebut disebabkan oleh adanya kompetisi gulma dengan tanaman dalam memperebutkan air tanah, cahaya matahari, unsur hara, ruang tumbuh, dan udara yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Kandungan alelopati pada gulma juga dapat menekan pertumbuhan tanaman utama.

Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), berdaun lebar (board leaf), dan pakis-pakisan (fern).

Gulma teki-tekian

sunting

Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Ciri-cirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segitiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus kyllingia), dan Scirpus maritimus.

Selain menekan gulma berdaun lebar, mulsa teki juga secara nyata menekan pertumbuhan kedelai. Berdasarkan indikasi tersebut, diduga mulsa teki berpotensi alelopati terhadap tumbuhan berdaun lebar. Dugaan adanya potensi alelopati juga terjadi pada mulsa jerami, namun pada mulsa jerami golongan gulma yang tertekan adalah gulma rumput.[3]

Gulma Rerumputan

sunting

Golongan gulma rerumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Contoh gulama rerumputan Panicum repens, Eleusine indica (rumput belulang), Axonopus compressus (rumput gajah mini), dan masih banyak lagi. Golongan teki-tekian kebanyakan berasal dari family Cyperaceae. Golongan ini dari penampakannya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh golongan teki-tekian: Cyperus rotundus (teki ladang) dan Cyperus compressus. Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides (bandotan), dan Eupatorium odoratum (Kirinyuh, sinonim: Chromolaena odorata).

Gulma daun lebar

sunting

Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), bandotan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambat (Mikania micrantha), dan putri malu (Mimosa pudica).

Gulma Pakis-pakisan

sunting

Gulma pakis-pakisan (Fern) misalnya: pakis kadal (Dryopteris Aridus), paku uban (Neprolepsis Biserata), dan Neprolepsis exaltata.

Gulma Berdasarkan Habitat

sunting

Berdasarkan habitat tumbuhnya, dikenal gulma darat, dan gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidup di darat, dapat merupakan gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebarannya dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat di antaranya Ageratum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrica, dan Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulma yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air (misalnya Eichhornia crassipes dan Salvinia spp), gulma air yang tenggelam di dalam air (misalnya Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari dasar (misalnya Nymphaea spp dan Sagitaria spp).

Daftar gulma yang hidup pada hutan dipterokarpa Indonesia

sunting

Pengendalian gulma

sunting

Pengendalian gulma merupakan subjek yang sangat dinamis dan perlu strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal perlu dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma dilakukan:

  • jenis gulma dominan
  • tumbuhan budi daya utama
  • alternatif pengendalian yang tersedia
  • dampak ekonomi dan ekologi

Pengendalian gulma secara umum dapat dilakukan dengan enam metode:

  1. Pengendalian secara fisik dengan cara pengelolaan lahan, pencabutan dan pembakaran, atau penggenangan air;
  2. Metode kimia dilakukan dengan memanfaatkan senyawa kimia, yaitu herbisida;
  3. Metode biologis, menggunakan makhluk hidup, seperti hewan ternak;
  4. Metode budidaya, atau dikenal sebagai pengendalian secara ekologis yang lebih menguntungkan tanaman utama (main crop);
  5. Pengendalian secara terpadu;
  6. Budidaya pertanaman, yaitu dengan memanfaatkan varietas adaptif, pengendalian jarak tanaman, dan pengaturan pemupukan.

Kalangan pertanian sepakat dalam mengadopsi strategi pengendalian gulma terpadu untuk mengendalikan pertumbuhan gulma.

Bahan pengendali gulma dinamakan herbisida (herbicide).

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ gulma
  2. ^ "Gulma dan Cara Menanggulanginya". pertanian.pontianakkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-08. Diakses tanggal 2020-11-29. 
  3. ^ Syarifi, Nahrin (2012). "Pemanfaatan Mulsa Gulma untuk Pengendalian Gulma pada Tanaman Kedelai di Lahan Kering" (dalam bahasa Inggris).